Kekayaan 10 konglomerat Indonesia mampu mendanai lebih dari setengah belanja negara. Bahkan mampu menutup defisit anggaran.

Koridor.co.id

Ilustrasi Mata Uang Rupiah.

Kekayaan konglomerat Indonesia terus mengalami peningkatan, bahkan di saat negara ini baru pulih dari krisis. Jika kekayaan 10 orang saja di antara mereka digabung, sudah mampu mendanai lebih dari setengah belanja negara tahun ini. Jumlah yang sangat fantastis!

Total kekayaan konglomerat Indonesia dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2022 mencapai US$109,2 miliar atau setara dengan Rp1.703,5 triliun (kurs Rp15.600/US$). Jumlah ini lebih dari setengah belanja negara per Oktober 2022 sebesar Rp2.351,1 triliun. Kekayaan taipan Indonesia pun mampu menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp169,5 triliun per Oktober 2022.

Ada 10 nama besar konglomerat Indonesia dengan kekayaan yang fantastis. Urutan pertama masih ditempati Bos Djarum Hartono bersaudara kemudian disusul Low Tuck Kwong, dan di posisi terakhir ada pemilik gerai ritel Alfamart, Djoko Susanto.

Berikut daftar kekayaan 10 konglomerat Indonesia:

R. Budi dan Michael Hartono

Hartono bersaudara ini masih tetap bercokol menempati urutan pertama orang terkaya di Indonesia. Total kekayaannya mencapai US$47,7 miliar, naik US$5,1 miliar dari tahun lalu.

Sebagian besar kenaikan kekayaannya berasal dari penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan oleh PT Digital Global Niaga Tbk (BELI), induk dari raksasa e-commerce, Blibli pada November lalu.

Perusahaan berhasil mengumpulkan dana segar dari aksi korporasi tersebut sebesar Rp8 triliun atau setara US$510 juta. IPO tersebut menjadi yang terbesar kedua di Indonesia pada tahun ini.

Low Tuck Kwong

Pada posisi kedua ditempati oleh taipan batu bara Low Tuck Kwong. Kenaikan harga batu bara di tengah krisis energi global membuat Kwong menambah pundi-pundi kekayaan.

Kekayaan Kwong yang berasal dari bisnis batu bara mengalami kenaikan hampir lima kali lipat dari US$2,55 miliar menjadi US$12,1 miliar. Ini berarti kekayaan Kwong melonjak US$9,55 miliar.

Selain itu, melonjaknya kekayaan Kwong tidak lepas dari kenaikan harga saham PT Bayan Resources (BYAN). Harga saham perusahaan penambang batu bara terbesar keempat di Indonesia ini pada awal tahun tercatat Rp26.600 per saham.

Keluarga Widjaja

Posisi konglomerat Sinar Mas itu memang tergeser menjadi urutan ketiga. Namun adanya pemulihan pada bisnis kertas grup mampu mendongkrak pundi-pundi kekayaannya sebesar US$1,1 miliar menjadi US$10,8 miliar.

Unit usaha yang dimiliki Sinar Mas saat ini antara lain di bidang kertas, properti, real estate, jasa keuangan, kesehatan, agribisnis, dan telekomunikasi.

Sri Prakash Lohia

Pada posisi keempat ada pengusaha manufaktur Sri Prakash Lohia. Pemilik Indorama Corporation ini mencatatkan kenaikan kekayaan sebesar US$1,5 miliar menjadi US$7,7 miliar.

Jaring bisnis pria yang pertama kali datang ke Indonesia tahun 1974 ini antara lain produksi pupuk, poliolefin, bahan mentah tekstil, hingga sarung tangan medis.

Anthoni Salim

Posisi kelima besar ditempat Anthoni Salim dari Salim Group. Kekayaan bersih Anthoni Salim turun US$1 miliar menjadi US$7,5 miliar.

Salim Group sendiri berinvestasi di berbagai sektor dari mulai pangan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi. Anak usaha Salim Group, Indofood menyumbangkan pendapatan sebesar US$6,4 miliar.

Chairil Tanjung

Berlanjut pada posisi keenam ada Chairul Tanjung dengan kekayaan sebesar US$5,2 miliar. Chairul merupakan pemilik kerajaan bisnis CT Corp yang menaungi Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources.

Ketiga perusahaan tersebut bergerak di bidang keuangan, media, hiburan, gaya hidup asuransi, ritel, energi, dan agrobisnis.

Prajogo Pangestu

Berikutnya pada posisi ketujuh ada konglomerat Prajogo Pangestu. Pemilik perusahaan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) memiliki kekayaan sebesar US$5,1 miliar.

Taipan perkayuan terbesar sebelum krisis ekonomi 1997 ini melebarkan bisnisnya ke bidang petrokimia, minyak sawit mentah hingga properti. Gebrakan terbarunya di bisnis pun terus dilakukan salah satunya membeli 33,33 persen saham Star Energy dari BCPG Thailand seharga US$440 juta atau sekitar Rp6,29 triliun.

Boenjamin Setiawan

Selanjutnya di posisi kedelapan adalah Boenjamin Setiawan dengan kekayaan sebesar US$4,8 miliar. Ia menjadi dokter terkaya di Indonesia sekaligus pendiri perusahaan di bidang farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Selain di bidang farmasi ia juga mengembangkan bisnis ke makanan kesehatan, bisnis pengepakan, distribusi, pergudangan, sarana riset modern, pendidikan (Kalbis Institute), dan rumah sakit.

Dato Sri Tahir

Di posisi kesembilan ditempati oleh Dato Sri Tahir. Pendiri Mayapada Group ini memiliki kekayaan sebesar US$4,2 miliar. Selain sebagai pengusaha, menantu dari grup Lippo yakni Mochtar Riady ini adalah seorang investor dan juga filantropis.

Saat ini unit usaha Mayapada Group meliputi perbankan, rumah sakit, media, properti, dan rantai toko bebas pajak (duty free shopping/DFS).

Djoko Susanto

Terakhir menempati posisi kesepuluh adalah Djoko Susanto dengan kekayaan sebesar US$4,1 miliar. Ini adalah pertama kalinya Djoko Susanto berhasil masuk dalam daftar 10 besar orang terkaya.

Kekayaan Djoko Susanto melonjak lebih dari dua kali lipat, berkat berkembangnya ekspansi jaringan gerai ritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart. Hingga saat ini jumlah gerai Alfamart mencapai 19.500 cabang.

Artikel Terkait

Terkini