Virgo and The Sparklings, kisah superhero remaja berbalut konflik dengan orang tua

Koridor.co.id

Ilustrasi-Foto IMdb,

“Mereka bertanya, tetapi mereka tidak mau mendengarkan!” teriak Carmine, vokalis Scorpion Sisters dalam nyanyiannya dalam suatu adegan pamungkas dalam film “Virgo and The Sparklings“.

Penggalan lirik itu merupakan pesan utama dalam film ini bahwa apa yang dilakukan orang tua pada anak akan berakibat pada perilaku masa depannya.

Carmine (Mawar de Jongh) adalah tokoh villain dalam film superhero remaja dari Bumilangit Cinematic yang tidak bisa digambarkan hitam-putih. Dia membuat para anak, lewat kekuatan suaranya yang mempengaruhi perilaku anak seperti kesurupan, menyerang orang tua sendiri hingga orang lain yang ada di dekatnya. 

Prolog film menggambarkan seorang anak perempuan kecil dikurung dalam lemari yang membuat penonton bisa menangkap masa lalu Carmine yang kelam dan mengalami child abuse.

“Virgo and The Sparklings” menjadi film superhero dengan karakter berusia remaja yang unik. Tokoh protagonis utamanya adalah Riani (Adhisty Zara) digambarkan sebagai remaja yang tidak normal dengan kekuatan bisa menyalakan api dan sinestesia, membuatnya selalu pindah sekolah.

Riani kemudian bersekolah di SMAN 3 Bandung dan bergabung dengan sebuah grup musik bersama dua temannya Ussy (Satine Zaneta) sebagai pemegang keyboard dan Monica (Ashira Zamita) sebagai drummer di bawah manajer Sasmi (Rebecca Klopper).

Grup musik ini mereka beri nama Virgo karena semua personelnya berbintang Virgo. Tambahan kata “The Sparklings” karena petikan gitar Riani memercikkan bunga api.

Riani berkonflik dengan orang tuanya yang khawatir anaknya celaka karena punya kekuatan menyalakan api yang dalam sebuah adegan membakar kertas ujian.

Sementara Ayah Ussy ingin belajar musik klasik dan ayah Monica tidak ingin anaknya jadi artis. Ketiganya ingin membuktikan jati dirinya untuk menjadi juara lomba lagu yang tayang di Youtube. Lawan utama mereka adalah Scorpion Sisters, yang awalnya adalah idola mereka.

Belakangan mereka tahu bahwa Carmine punya agenda sendiri yang membuat kekacauan di dunia dan Riani menjadi superhero untuk mencegah niat jahat tokoh villain ini.

Monica dan Ussy membantu Riani belajar mengendalikan kekuatan api dan sinestesia. Ketika itu terjadi Riani siap melawan Sang Villain.

Pertarungan pamungkas antara Riani melawan Carmine benar-benar pertempuran antara dua perempuan remaja yang tak kalah memukau dengan pertarungan dalam film “Sri Asih” dan “Gundala”, dua film BCU sebelumnya. 

Tokoh laki-laki utamanya Leo (Bryan Domani), maupun tokoh laki-laki lain, juga agak unik dan praktis tak berdaya. Leo ini sebetulnya kekasih dari Carmine, namun akhirnya terpikat pada Riani. Bisa dibayangkan betapa berangnya Carmine ketika tahu hal itu.

Kalimat Carmine sangat menusuk ketika dia akhirnya menggunakan kekuatan jahatnya untuk Leo: “Aku tadinya tak tega menggunakannya padamu, tetapi cinta itu harus jujur!” Kalimat indah dari sang villain yang harus dipahami kaum lelaki.

Sayang tidak dijelaskan bagaimana Riani mendapat kekuatannya. Mungkin masih disimpan BCU, dan di akhir cerita para patriot taruna ini dipertemukan oleh Ridwan Bahri (Lukman Sardi), seorang anggota DPR dengan para seniornya karena ada lawan yang lebih berbahaya.

Selebihnya, film yang disutradarai Ody C Harahap menampilkan sudut kota Bandung yang romantis dengan bangunan ikonisnya, kejar-kejaran di gang-gang dan bantaran Kali Cikapundung, didukung hingar bingar musik, juga adegan nongkrong di kafe yang tentu khas kota kembang.

Apresiasi kepada Mawar de Jongh yang membuat Carmine membuat begitu cool, psikopat, dan penuh dendam. Koridor mencatat kalimatnya ketika dia mengajak Riani bersekutu menyiratkan niatnya: “Kita berdua sama, orang aneh, tetapi harusnya kita lah yang memimpin dunia. Ayo bergabung bersamaku!”

Mawar de Jongh sekali lagi membuktikan dialah bintang masa depan Indonesia, setelah penampilannya yang terus menanjak lewat “Bumi Manusia” dan “Miracle Cell Nomor 7”.

Tentu saja penampilan Adhisty Zahra juga tidak bisa diabaikan, kariernya juga sedang menanjak setelah sukses membintangi “Dua Garis Biru”. Namun di film ini, Mawar tampil paling menonjol dibanding bintang lain.

Artikel Terkait

Terkini