Thor: Love and Thunder kembali menghunjam tangga film terlaris. Berpotensi melanjutkan rekam jejak bagus produk waralaba MCU di Indonesia

Koridor.co.id

Chris Hemsworth (kanan) sang pemeran Thor dan Natalie Portman pemeran Jane Foster dalam film Thor Love and Thunder (Foto: Jasin Boland @Marvel Studios)

Sang Dewa Petir, putra Odin penguasa Asgard, kembali lagi ke layar lebar dalam Thor: Love and Thunder atau Thor 4. Masih dengan Chris Hemsworth sebagai pemeran Thor dan Taika Waititi menduduki kursi sutradara. Duo ini sebelumnya telah berkolaborasi sejak seri ketiga yang bertajuk Thor: Ragnarok (2017).

Bagian keempat saga Thor dalam Jagat Sinema Marvel (MCU) sebenarnya dijadwalkan Marvel Studios untuk tayang 11 Februari 2022. Lantaran pandemi Covid-19 tak kunjung surut, jadwal penayangannya dimundurkan jadi 6 Mei. Penundaan terjadi lagi untuk ketiga kalinya. Keputusan final dengan menggesernya jadi 8 Juli, slot yang sebenarnya dipersiapkan untuk penayangan Wakanda Forever.

Para penggemar MCU, terkhusus Thor, di Tanah Air punya privilese menyaksikan Thor 4 beberapa hari sebelum penayangan resmi di Amerika Serikat. Tepatnya 6 Juli 2022, jaringan bioskop di seluruh Indonesia sudah menayangkannya. Ada beberapa negara lain yang juga kebagian jatah memutar lebih awal.

Menurut perhitungan Bicara Box Office, film berdurasi 119 menit ini mendapat kuota 4.787 pemutaran saat tayang hari pertama. Tertinggi dibandingkan film-film lain yang sedang tayang, semisal Minions: The Rise of Gru, Ngeri-Ngeri Sedap, Keluarga Cemara 2, Ranah 3 Warna, Madu Murni, My Sassy Girl, The Doll 3, dan KKN di Desa Penari.

Hasilnya, menyitir Deadline, pasar Indonesia menyumbang USD1,6 juta atau sekitar Rp23,9 miliar. Angka itu menjadikan Thor: Love and Thunder sebagai film dengan pendapatan hari perdana terbesar selama masa pandemi Covid-19.

Laporan tak kalah bagus datang pula dari beberapa negara lain yang menayangkan Thor 4 bersamaan dengan Indonesia. Di Korea Selatan mencatatkan jumlah pemasukan USD3,1 juta, menyusul Australia (USD3 juta), Italia (USD1,4 juta), dan Jerman (USD1,2 juta). Urutan selanjutnya ditempati Filipina (USD800 ribu), Taiwan (USD800 ribu), Thailand (USD600 ribu), dan Hong Kong (USD600 ribu).

Diproyeksikan film ini sanggup mengumpulkan antara USD145 juta-USD155 juta pada pekan perdana penayangannya khusus di pasar domestik Amerika Serikat.

Jika sukses membukukan pemasukan minggu pertama pada rentang USD150 juta, maka Love and Thunder bisa aman berada di jajaran film-film dengan pemasukan pekan perdana terbesar tahun ini. Lima besar film yang menghuni daftar itu menurut rangkuman Box Office Mojo adalah Doctor Strange in the Multiverse of Madness (USD185 juta), Jurassic World: Dominion (USD145 juta), The Batman (USD134 juta), Top Gun: Maverick (USD126 juta), dan Minions: The Rise of Gru (USD107 juta).

Sementara untuk skala global diprediksi sekitar USD300 juta. Lumayan untuk menutupi ongkos pembuatan film yang mencapai USD250 juta.

Rekam jejak Thor cukup bagus di Indonesia. Selalu ada peningkatan pemasukan saban seri terbarunya tayang. Contohnya ketika Thor: Ragnarok membukukan total pemasukan USD11.746.294. Jumlah itu meningkat dari seri sebelumnya The Dark World yang mengantongi USD7.402.867. Nasib apes menimpa saat film pembuka Thor tayang 2011 silam. Total jenderal hanya berhasil mengumpulkan USD273.076.

Pendapatan Film-Film Thor di Indonesia

Pasalnya kala itu produsen/eksportir film AS yang tergabung dalam Motion Picture Association of America (MPAA) emoh mendistribusikan film-filmnya di Indonesia. Menyetop pasokan film-film impor kepada sejumlah eksibitor merupakan bentuk protes terhadap kebijakan Direktorat Jenderal Bea Cukai yang menerapkan bea masuk atas hak distribusi film impor.

Alhasil kemunculan perdana Thor di bioskop kita terpaut jarak enam bulan dari penayangan aslinya di AS. Versi DVD bajakannya kadung ramai beredar. Hasrat banyak orang untuk menyaksikan film tersebut akhirnya sudah jauh menurun.

Artikel Terkait

Terkini