Jakarta, Koridor.co.id – Tahun Baru Imlek adalah perayaan yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Perayaan ini menandai awal tahun baru dalam kalender suryacandra Tionghoa, yang berbeda dengan kalender Masehi yang berdasarkan siklus matahari.
Setiap budaya memiliki nama sendiri untuk Tahun Baru Imlek. Perayaan ini di Tiongkok, misalnya, disebut Festival Musim Semi, atau chūnjié. Di Korea Selatan namanya Seollal, sedangkan di Vietnam, perayaan Tahun Baru Imlek namanya Tết, kependekan dari Tết Nguyên Đán.
Perayaan Tahun Baru Imlek
Perayaan ini tidak hanya dilakukan oleh etnis Tionghoa, tetapi juga oleh banyak orang yang terpengaruh oleh budaya dan kepercayaan Tionghoa.
Di beberapa negara di Asia Timur dan Asia Tenggara, seperti Korea, Jepang, Vietnam, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand, Tahun Baru Imlek juga menjadi hari libur atau perayaan yang populer.
Di Indonesia sendiri, Tahun Baru Imlek menjadi bagian dari keragaman budaya bangsa. Meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, perayaan ini tetap dihormati dan menjadi hari libur nasional.
Tahun Baru Imlek di 2024
Tahun ini, perayaan Tahun Baru Imlek jatuh pada hari Sabtu, 10 Februari.
Tanggal perayaan Tahun Baru Imlek, dalam kalender Gregorian (Masehi), bisa berubah-ubah setiap tahunnya. Meski demikian, Tahun Baru Imlek biasanya jatuh antara 21 Januari hingga 20 Februari.
Ini terjadi karena hitungan Tahun Baru Imlek berdasarkan pada 12 fase bulan. Setiap siklus fase bulan berlangsung sekitar 29 hari dengan panjang kalender penuh sekitar 354 hari.
Makna Tahun Baru Imlek
Makna perayaan tahun baru bukan sekadar pergantian tahun, tetapi juga memiliki makna spiritual dan budaya yang mendalam. Secara tradisional, Tahun Baru Imlek juga merupakan waktu untuk melakukan penghormatan kepada leluhur, dan keluarga.
Tahun Baru Imlek adalah momen yang tepat untuk merefleksikan diri, bersyukur atas semua pencapaian, dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.
Perayaan Tahun Baru Imlek juga merupakan waktu untuk menyatukan keluarga dalam bentuk pesta keluarga dan doa bersama. Selain itu, perayaan ini juga melambangkan awal musim semi, yang berarti harapan baru, kesuburan, dan kemakmuran.
Perayaan ini juga merupakan waktu yang penting untuk menghabiskan waktu bersama keluarga untuk menunjukkan cinta dan rasa terima kasih. Seperti perayaan Thanksgiving dalam budaya Barat, ini adalah waktu reuni. Orang-orang akan memberikan penghormatan kepada leluhur dan anggota keluarga yang lebih tua.
Bagian integral dari perayaan adalah berkumpulnya keluarga untuk mempraktikkan adat istiadat budaya dan menyiapkan serta menyantap makanan. Namun tentunya adat istiadat ini bisa berbeda-beda tergantung komunitasnya.
Orang-orang akan membersihkan rumah mereka menjelang perayaan dan menghiasinya dengan warna merah, yang dipandang sebagai warna keberuntungan dalam budaya Tiongkok.
Pada Malam Tahun Baru Imlek, keluarga berkumpul untuk makan besar. Banyak orang yang menyiapkan ikan sebagai tanda keberuntungan dan kelimpahan di tahun baru.
Dalam banyak budaya, generasi muda akan menerima amplop merah (angpau) berisi uang pada malam perayaan. Anak-anak juga bisa mendapatkan baju baru.
Selain itu, menyalakan kembang api bisa menjadi cara lain untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Tahun Naga Kayu
Dalam Zodiak Cina (Shio), ada 12 hewan. Masing-masing mempunyai ciri tersendiri. 12 hewan ini bertepatan dengan kalender lunar dalam siklus 12 tahun. Urutan Zodiak Cina adalah sebagai berikut:
- Tikus
- Sapi
- Harimau
- Kelinci
- Naga
- Ular
- Kuda
- Kambing
- Monyet
- Ayam jantan
- Anjing
- Babi
Tahun 2024 akan menjadi tahun naga (kayu). Dalam kebudayaan Tiongkok, naga adalah simbol keberanian, kekuatan, dan kemakmuran. Sedangkan kayu adalah simbol kehidupan, pertumbuhan, dan kreativitas.
Orang yang lahir pada tahun naga kayu dipandang sebagai orang yang karismatik, cerdas, percaya diri, kuat, beruntung secara alami, dan berbakat. (Kontributor)