Sutradara Kimo Stamboel hadirkan Teluh Darah, ilmu hitam tidak identik desa dan keterbelakangan

Koridor.co.id

Adegan dalam Teluh Darah-Fot: Disney Plus Hotstar

“Gila, ya kalau dipikir-pikir. Di atap belatungan. Daging yang baru dibeli juga belatungan. Jangan-jangan ini kiriman?” cetus Wisnu  (Justin Adiwinata) ketika berada  di meja makan bersama ayahnya, Ahmad (Lukman Sardi), Astuti, ibunya (Imelda Therine) dan Wulan (Mikha Tambayong).

“Dikirim pakai apa? Pakai pos,” sahut ayahnya.  Tak seorang pun yang menanggapi  serius ocehan Wisnu walau dia cerita soal dentuman aneh yang dialami keluarga itu, juga dialami seorang temannya.

Sang Ibu juga hanya mendengar tentang cerita teluh. Selanjutnya omongan Wisnu hanya jadi diskusi ngalor-ngidul.  Tiba-tiba ada kelelawar menabrak dinding kaca. Itu pun oleh Ahmad dibercandai: Kelelawarnya minum wine (anggur).

Keluarga  itu memang mengalami kejadian aneh, selain mendengar suara dentuman, seekor musang ditemukan mati di loteng. Namun yang tanggap bahwa itu bukan fenomena yang rasional hanya Wisnu.

Wulan, Ahmad mewakili pandangan sihir seperti teluh sudah tidak ada di zaman sekarang. Tokoh Wulan pun awalnya berpikir demikian. Namun, setelah melihat berbagai kejadian aneh secara langsung di depan matanya, Wulan mulai menyadari bahwa teluh itu ada. 

Demikian salah satu adegan dalam episode pertama Teluh Darah, serial streaming horor yang tayang di Netflix.

Teluh Darah menjadi kuat karena tidak hanya menyuguhkan teror akibat teluh, tetapi juga suasana kekeluargaan yang akrab. Karakter suami istri yang diperankan oleh Lukman Sardi dan Imelda Therinne mampu menghadirkan nuansa keluarga sungguhan dengan obrolan yang terasa mengalir.

Begitu juga dengan obrolan antara bapak dan anak (Wisnu) main play station balap mobil juga terasa hangat dengan becanda. Bagaimana Ahmad menyebut dirinya sebagai mental juara.

Sementara Ahmad mulai ragu setelah seorang kawannya Bondan melakukan video call  mengungkapkan dia kena santet.  Dia mengingatkan bahwa  Ahmad akan  menjadi sasaran. Sang kawan tewas di depan anaknya Esa (Deva Mahendra).

Wulan dan Esa akhirnya memutuskan untuk bersama-sama mencari dalang di balik teluh yang mengancam mereka. Petunjuk demi petunjuk mulai tersusun satu per satu. Dalang teluh itu berakar pada masa lalu ayah mereka.

Sutradara Kimo Stamboel tetap konsisten dengan cara bertutur khasnya sejak masih tergabung dalam Mo Brothers dengan Timo Tjahjanto. Dari close-up belatung hingga kematian berdarah dan mengerikan di urutan pembukaan episode satu.

Teluh Darah memang  bukan untuk mereka yang mudah mual. Kamera bertahan pada semua hal yang menjijikkan dan beberapa cukup menyakitkan untuk dilihat.

Berbicara tentang fast-forward, setiap episode berjalan rata-rata selama 40 menit. Panjangnya bisa dirasakan, terutama karena dua episode pertama sebagian besar mengikuti karakter kita sehari-hari seperti berangkat kerja, pulang ke rumah, minum anggur, dan makan. 

Serial Teluh Darah akan hadir sebanyak 10 episode dan tayang lewat layanan streaming Disney+ Hotstar.  Hingga saat ini menjadi serial yang populer menandakan bahwa horor masih menjadi favorit penonton film Indonesia. Namun di tangan Kimo Stamboel, Teluh Darah menjadi film horor yang bukan kacangan.

Artikel Terkait

Terkini