Studi mutakhir menunjukkan kontak dengan Alien dicapai paling cepat 2029

Koridor.co.id

Ilustrasi-Foto: Shutterstock.

Apakah keberadaan alien hanya milik film fiksi ilmiah, seperti dalam serial televisi popular The X-Files?  Tinggal menunggu waktu.  

Sejak 1972, NASA telah menggunakan sistem antena radio yang disebut Deep Space Network (DSN) untuk melacak pesawat ruang angkasa dan mengirimkan sinyal radio yang kuat ke arahnya. NASA berharap sinyal radio yang dikirim ke pesawat ruang angkasa NASA mendapat respon dari alien.

Diterbitkan dalam jurnal Publications of the Astronomical Society of the Pacific, para peneliti seperti Reilly Deerick dan Howard Isaacson menyusun daftar bintang dan planet yang kemungkinan akan menghadapi sinyal dari Bumi dalam abad mendatang.

Dengan menerapkan hukum fisika, para ilmuwan telah menghitung waktu tempuh untuk sinyal yang dipancarkan dari Deep Space Network NASA, menghasilkan beberapa temuan signifikan tentang kontak alien.

Temuan mengungkapkan bahwa transmisi radio yang dikirim ke Pioneer 10, sebuah pesawat ruang angkasa yang terbang melintasi Jupiter pada 1973, mencapai bintang kerdil putih yang tidak aktif pada 2002. Transmisi serupa dikirim ke Voyager 2 antara tahun 1980 dan 1983 dan kemudian tiba di katai coklat bintang 24 tahun cahaya pada 2007.

“Jika ada kehidupan cerdas di sekitar bintang, alien berpotensi melakukan kontak dengan Bumi dalam waktu sekitar enam tahun,” kata Reilly Derrick, penulis utama studi tersebut seperti dilansir https://www.giantfreakinrobot.com/sci/scientists-know-alien-contact-date.html  dan https://www.indy100.com/science-tech/alien-message-nasa-probe-study  dan https://www.newscientist.com/article/2371222-alien-replies-to-nasas-spacecraft-signals-might-reach-us-by-2029/ 

Percaya bahwa analisis tersebut membuat para peneliti Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) lebih fokus membidik serangkaian bintang yang lebih fokus untuk mencapai kontak alien.

Sekalipun ada peneliti angkasa yang percaya kontak alien tidak terjadi,  karena kemungkinan peradaban lain yang berada di Bima Sakti sangat kecil. Namun, para ilmuwan telah menghabiskan puluhan tahun menggunakan berbagai teknik dan teknologi untuk mencari kehidupan di luar bumi. Salah satu metode melibatkan pemindaian sinyal radio dari peradaban lain, yang merupakan fokus inti dari program SETI.

Pendekatan lain memerlukan pencarian biosignatures seperti oksigen atau metana di atmosfer planet ekstrasurya. Selain itu, para ilmuwan mempelajari extremophiles, yaitu organisme yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrim di Bumi, untuk memahami potensi kehidupan yang ada di lingkungan yang keras di planet lain.

Terlepas dari upaya luar biasa yang terlibat, upaya kontak dengan alien telah menjadi upaya berkelanjutan dan kompleks yang penuh dengan beberapa ketidakpastian. Tantangan terbesar adalah luasnya ruang, yang membuat pendeteksian sinyal kontak alien dari planet jauh menjadi tugas yang menakutkan. Kendala lainnya adalah kemungkinan adanya kehidupan dalam bentuk yang sangat berbeda dari yang kita kenal.

Namun, pengejaran kehidupan di luar bumi tetap menjadi topik sangat menarik dan penting. NASA menyerukan kerangka kerja baru untuk memandu pencarian kehidupan di luar bumi, dengan fokus pada kolaborasi interdisipliner dan biosignatures.

Buku-buku seperti Aliens: The World’s Leading Scientist on the Search for Extraterrestrial Life juga menawarkan pandangan yang menawan tentang pencarian kontak dengan alien.

Artikel Terkait

Terkini