Seperti apa rupa dan penampilan Cleopatra?

Koridor.co.id

Ilustrasi abstrak Ratu Mesir Kuno, Cleopatra.
Ilustrasi abstrak Ratu Mesir Kuno, Cleopatra.

Lebih dari 2.000 tahun setelah kematiannya pada tahun 30 SM, ratu Mesir Cleopatra masih menjadi tokoh yang besar dalam imajinasi populer. Meskipun dikenal karena kecerdikan dan daya tariknya, dalam gambaran media massa, yang sering menjadi sorotan adalah Cleopatra sebagai proto-femme fatale yang menggoda. Apakah kostum Halloween dan glamor Hollywood adalah gambaran yang akurat tentang dirinya? Seperti apa penampilannya sebenarnya? Dan bagaimana kita tahu?

Saat ini banyak sejarawan, di bawah pengaruh Sarah B. Pomeroy, seorang ahli tentang peran wanita dalam dunia kuno, menyetujui teori bahwa penampilan Cleopatra tidak lebih penting dibandingkan kecerdasan, pengetahuan, wawasan, dan keterampilan strategisnya yang sangat luar biasa.

Gambaran dirinya sebagai perempuan penggoda nan seksi mungkin berasal dari sebuah narasi yang awalnya digaungkan oleh Octavian (Augustus) untuk membenarkan persaingan dan konfliknya dengan sesama Marc Antony, yang digambarkan sebagai orang yang dimanipulasi oleh seorang perempuan asing yang memikat. Selain itu, menggambarkan Cleopatra sebagai seorang wanita cantik yang jahat dengan mudah mengecilkan kemampuan dan signifikansinya sebagai seorang penguasa.

Sejarawan Romawi Dio Cassius menggambarkan Cleopatra sebagai “wanita yang luar biasa cantik”, sedangkan beberapa sejarawan modern menggambarkannya secara biasa saja. Penulis biografi Yunani Plutarch, menulis sekitar satu abad setelah kematian Cleopatra, menyajikan gambaran yang kurang mengenakkan: “Kecantikannya, seperti yang kita dengar, tidak sepenuhnya tak tertandingi, atau tidak begitu mencolok bagi orang yang melihatnya.” Namun, Plutarch kemudian menyebutkan daya tarik tak terbendung Cleopatra, suara lembutnya, kemampuannya yang meyakinkan, dan kehadirannya yang menggoda.

Selain itu, terdapat artefak yang membuktikan penampilan Cleopatra, meskipun jumlahnya sedikit.

Salah satu artefak yang paling menonjol adalah patung marmer yang berasal dari kuartal ketiga abad ke-1 SM dan disimpan di Museum Tua (Altes) di Jerman yang dikenal sebagai Berlin Cleopatra. Patung ini menggambarkan dirinya mengenakan diadem kerajaan (mahkota seperti ikat kepala). Wajahnya dibingkai oleh lingkaran rambut keriting, dan rambutnya diatur dalam gaya “melon” (dibagi menjadi beberapa segmen yang berjalan seperti tulang rusuk melon dari dahi belakang) dan diikat menjadi sanggul di belakang kepalanya. Matanya berbentuk almond. Meskipun hidungnya menonjol, wajahnya dimodulasi dengan lembut dan telah digambarkan sebagai cerminan kecerdasan dan pesonanya.

Rambut Cleopatra ditata dengan cara yang sama pada patung marmer lain, yang ditemukan di sebuah vila di Appian Way pada tahun 1784 dan sekarang dipamerkan di Museum Gregoriano Profano Vatikan. Pada patung ini, wajahnya terlihat lembut dan bibirnya penuh. Hidungnya hilang, tetapi “jejak” di wajah menunjukkan bahwa hidungnya cukup besar.

Fitur paling menonjol dari profil Cleopatra pada koin kontemporer adalah hidung aquiline yang dianggap mewakili penampilannya yang terbaik. Pada beberapa koin, hidungnya tidak terlalu bengkok, pipi penuh, dan dagunya kecil, seperti pada patung marmer. Namun, pada koin lain (terutama yang dicetak oleh Marc Antony, dengan gambar Cleopatra di satu sisi dan miliknya di sisi lain), hidungnya sangat bengkok, dahinya lebar, dagunya runcing, dan wajahnya lebih maskulin.

Di Hollywood, peran Cleopatra telah dimainkan oleh berbagai aktris yang memukau. Elizabeth Taylor, yang terkenal sebagai ‘Ratu Sungai Nil’ dalam film versi paling terkenal tentang penguasa tersebut, Cleopatra (1963). Theda Bara, salah satu simbol seks pertama di dunia perfilman, menampilkan sisi gelap sensualitas Cleopatra dalam film bisu klasik, Cleopatra (1917). Sebelum adanya Kode Produksi yang membatasi adegan seksual yang sugestif, Claudette Colbert menimbulkan sensasi dengan pakaian minimnya dalam film epik karya Cecil B. DeMille, Cleopatra (1934), dan Vivian Leigh memerankan seorang ratu penipu dalam film Caesar and Cleopatra (1945).

Pada akhirnya, kita sebaiknya lebih fokus pada kenyataan bahwa dia dianggap menawan, karismatik, dan brilian daripada mempertanyakan tentang apakah Cleopatra cantik atau tidak.

*** disadur dari Britannica.

Artikel Terkait

Terkini