Salah satu kunci agar kesenian musik tradisional gambang kromong tetap bertahan, menggabungkannya dengan alat musik modern

Koridor.co.id

Penampilan Gambang Kromong Sinar Muda
Penampilan Gambang Kromong Sinar Muda. (Foto: Dokumentasi GK Sinar Muda)

Pimpinan Gambang Kromong Sinar Muda dari Kampung Pisangan Kretek, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan Abdul Wahab mengatakan gambang kromong bisa menyanyikan lagu pop Indonesia modern hingga lagu Barat asalkan ada penambahan alat musik modern. Alat musik gambang kromong memang terbatas.

Gambang Kromong Sinar Muda mampu membawakan lagu-lagu nasional seperti Indonesia Pusaka dan Nonton Bioskop-nya Benyamin dalam berbagai acaranya. “Saya pernah menyanyikan Kucari Jalan Yang terbaik dan Sepanjang Jalan Kenangan,” ucap pria kelahiran 1986 ini ketika dihubungi Koridor, 19 Juni 2022.

Saat ini jumlah personel aktif Gambang Kromong Sinar Muda sekitar 30 orang dari usia 25 sampai 45 tahun yang senior dan junior usia 7 hingga 12 tahun untuk menciptakan regenerasi. Wahab mengakui sulit merekrut generasi muda, kalau bukan dari keluarga terdekat.

“Di luar keluarga banyak, banyak orang pendatang. Problemnya, bila orang tuanya pindah tugas pasti anak didiknya akan ikut pindah ke daerah lain,” ungkapnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sudah banyak menyalurkan alat musik gambang kromong ke sekolah hingga sanggar untuk melestarikan kesenian Betawi ini. Program ini rutin dilakukan setiap tahun. Pemprov DKI Jakarta tetap memantau dan mendukung sanggar-sanggar agar terus mencetak generasi baru.

Pelaku seni Gambang Kromong lainnya Hamdani, pendiri Gambang Kromong Setia Muda bersedia mengajarkan gambang kromong pada khalayak luas sebagai sesuatu yang wajib dilaksanakan. 

Gambang kromong merupakan bukti dari pluralisme masyarakat Jakarta. Seni musik yang eksis sejak akhir abad 19, awalnya merupakan kesenian bangsa Tionghoa. Alat musiknya adalah tehyan dan kongahyan. 

Seiring perjalanan waktu masyarakat Batavia menambahkan gambang dan kromong sebagai pelengkapnya. Hasilnya lahirlah orkestra khas Tanah Betawi yang sampai sekarang dipertahankan keberadaannya.

Pria kelahiran Jakarta 63 tahun ini mengakui perlunya ada regenerasi. Dia menggelar pelatihan yang juga diikuti oleh anak-anak yang rutin berlaih tehyan, vokal dan gambang kromong. Hamdani mengajarkan gambang kromong sebagai ekstra kurikuler di sekolah-sekolah negeri.

Berawal dari permintaan kepala sekolah SMPN 253 tempatnya bekerja untuk mengajarkan murid sekolah itu untuk tampil di hadapan Gubernur DKI Jakarta. Pensiunan PNS ini berupaya menarik beberapa anak murid dan mengembangkan gambang kromong jadi ekstrakurikuler. Meskipun bukan seorang guru dia berkomitmen mendidik generasi muda agar terus melestarikan gambang kromong.

“Sejak lulus SMP, SMA hingga jadi sarjana, anak-anak itu tetap eksis sekarang berkumpul,” ujar Hamdani seperti dikutip dari tayangan Youtube Suku Dinas Kebudayaan Kota Jakarta Selatan

Berkat kerja keras, pria berusia 63 tahun ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Senada dengan Abdul Wahab, Hamdani mengakui salah satu kunci tetap eksis ialah walaupun gambang kromong musik tradisional gambang kromong tetap menggabungkan alat musik modern dan memainkan musik kekinian, maka lebih banyak orang menikmatinya. Saat ini sanggar gambang kromong yang berbasis di Jagakarsa, Jakarta Selatan ini mempunyai sekitar 30 anak muda yang aktif di sanggar pimpinannya. Sudah ratusan anak muda yang belajar gambang kromong darinya yang telah dirintis sejak pertengahan 1980-an.

Artikel Terkait

Terkini