Pixar Animation Studios: Menghindari Jebakan Sekuel yang Merugikan

Koridor.co.id

Pixar Animation Studios adalah studio film animasi komputer yang berpusat di Emeryville, California. (Foto: Beto Chagas/Shutterstock.com)
Pixar Animation Studios, atau hanya Pixar, adalah studio film animasi komputer yang berpusat di Emeryville, California. (Foto: Beto Chagas/Shutterstock.com)

Jakarta, Koridor.co.id – Pixar Animation Studio, atau cukup disebut Pixar, adalah salah satu studio animasi berpengaruh dan turut mengubah lanskap industri animasi. Pada 1995, Pixar merilis film fitur debut mereka, “Toy Story”, dan menjadi studio besar pertama yang memproduksi film fitur animasi berbasis komputer grafis (CG).

Selama tiga dekade terakhir, Pixar terus menghasilkan film-film sukses. Mereka memiliki 26 film fitur dalam filmografi mereka, serta sejumlah film pendek dan konten orisinal yang beragam. Pixar berhasil menciptakan karya klasik seperti seri “Toy Story”, “Monsters, Inc.”, “Finding Nemo”, “The Incredibles”, “Wall-E”, “Inside Out”, “Up”, dan “Coco”.

Pixar, berbeda dengan studio besar lainnya, awalnya enggan untuk membuat sekuel dari film-film mereka. Setelah sukses dengan “Toy Story”, Pixar tidak merilis sekuelnya hingga 1999. Namun, dalam dekade terakhir ini, tampaknya ada perubahan pola pikir di studio tersebut. Film-film sekuel telah menjadi hal yang umum di Pixar saat ini. Meskipun beberapa sekuel tersebut sukses di box office, keseluruhan brand Pixar sedikit terganggu karena tekanan untuk menghasilkan lebih banyak sekuel.

Sekuel Film Pixar

Sejak awal berdirinya, Pixar menghindari produksi film sekuel kecuali untuk “Toy Story”. Kesuksesan “Toy Story” pada 1995, menggoda mereka untuk segera memproduksi sekuelnya. Dengan terlebih dahulu memproduksi “A Bug’s Life”, Pixar merilis “Toy Story 2” sebagai film ketiga mereka. Setelah itu, Pixar kembali fokus pada film-film orisinal sebelum akhirnya merilis “Toy Story 3” lebih dari satu dekade kemudian. Di antara sepuluh film pertama Pixar, hanya “Toy Story 2″ yang merupakan sekuel. Namun sayangnya, di jajaran sepuluh film Pixar berikutnya, enam di antaranya adalah sekuel.

Pixar merilis enam sekuel antara 2010 dan 2018, yaitu “Toy Story 3”, “Cars 2”, “Monsters University”, “Finding Dory”, “Cars 3”, dan “The Incredibles 2”. Selama periode yang sama, mereka hanya memproduksi tiga film orisinal: “Brave”, “Inside Out”, dan “Coco”.

Pixar lalu berfokus pada cerita-cerita di masa depan. Mereka hanya merilis “Toy Story 4” sebagai sekuel berikutnya, lalu diikuti oleh serangkaian film asli seperti “Onward”, “Soul”, “Luca”, dan “Turning Red”. Saat ini, Pixar cenderung merilis sekuel dengan frekuensi yang sama dengan film aslinya. Dua film Pixar berikutnya, “Elemental” dan “Elio”, memiliki cerita yang baru, tetapi akan diikuti oleh rilis sekuel “Inside Out” pada musim panas 2024.

Masalah Sekuel Pixar: Jarang yang Sukses

Salah satu masalah dengan film sekuel, termasuk sekuel film-film Pixar, adalah jarang sekali yang sebagus film aslinya. Pixar terkenal karena menghasilkan beberapa film animasi yang menjadi favorit sepanjang masa, dan menempatkan film animasi pada standar yang tinggi.

Tidak mudah untuk mengikuti kesuksesan film-film semacam itu dengan sekuel yang setara. Jika kita melihat kembali sekuel-sekuel yang mereka produksi dalam dekade terakhir, sedikit sekali yang mampu mencapai kualitas film awal mereka. “Monsters University” adalah prekuel yang menyenangkan, tetapi kebanyakan sekuel lainnya hanya biasa-biasa saja. Bahkan kita mungkin sudah lupa, bahwa Pixar pernah merilis “Finding Dory” sebagai sekuel dari “Finding Nemo”. Begitu juga dengan “The Incredibles 2”; meskipun cukup menghibur, tetapi masih jauh dari kualitas “The Incredibles”.

Tentu saja ada pengecualian yang konsisten untuk hal ini, dan itu adalah Toy Story. Pixar, secara ajaib, berhasil menghasilkan empat film Toy Story yang semuanya sukses luar biasa. Tentu saja, “Toy Story” karya yang paling klasik, tetapi “Toy Story 2” mengembangkan cerita dengan baik. “Toy Story 3” menjadi penutup yang sangat emosional, dan “Toy Story 4” berfungsi sebagai epilog yang memukau untuk seri tersebut.

Semuanya luar biasa, dan jika sekuel film-film Pixar yang lain bisa konsisten sebaik ini, mereka tidak akan mengalami masalah. Sayangnya, fakta yang terjadi berbeda. Sekuel film-film Pixar hampir selalu menjadi langkah mundur dari pendahulunya, dan sering kali tidak semenarik film aslinya.

Masalah ini mungkin tidak terlalu buruk jika Pixar adalah studio animasi biasa, tetapi faktanya mereka memiliki reputasi tinggi di industri ini. Dengan frekuensi produksi sekuel yang tinggi, Pixar merusak brand mereka dengan film-film yang tidak memenuhi ekspektasi publik. Sekuel yang buruk juga dapat memengaruhi persepsi penonton terhadap film pertama di setiap seri. Kekecewaan pada “Finding Dory” berpengaruh pada “Finding Nemo”, salah satu karya terbaik dari Pixar, dan mengurangi daya tariknya.

Menjamin Kesuksesan Melalui Cerita Baru

Untuk menjaga dominasinya sebagai studio animasi terdepan, Pixar perlu tetap berkomitmen untuk menghasilkan cerita baru yang menarik dan meneruskan inovasi cemerlang mereka dalam industri animasi. Dan tampaknya mereka mulai kembali konsisten dalam hal ini. Belakangan ini, mereka telah menghasilkan sejumlah film orisinal yang luar biasa. “Soul” memberikan pesan yang kuat tentang mengejar impian, “Luca” bercerita tentang petualangan yang menyenangkan dan mengingatkan kita pada kualitas awal Pixar, sementara “Turning Red” mengeksplorasi suara-suara dan pendekatan baru dalam dunia animasi.

Dengan mempertahankan fokus pada inovasi dan mengeksplorasi cerita baru, Pixar dapat tetap unggul dalam industri animasi. Dunia animasi telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak studio lain meningkatkan kualitas produksi mereka dan menghadirkan karya-karya luar biasa. Selain itu, popularitas anime di Barat juga telah meningkatkan apresiasi terhadap potensi animasi sebagai bentuk media.

Sekuel film-film dari Pixar tentu saja bisa tetap menjadi tontonan yang menyenangkan dan menghibur. Namun, mereka tidak berdampak sama seperti cerita orisinal Pixar yang sering kali melampaui batasan dan menjelajahi ide-ide baru. Jika terlalu fokus pada film-film sekuel, Pixar akan kehilangan inovasi dan melupakan esensi dari identitas mereka sebagai Pixar. Lebih buruk lagi, studio lain dapat mengambil alih kepemimpinan dalam industri animasi lebih cepat daripada yang mereka prediksi. (Kontributor)

*** disadur dari Movie Web.

Artikel Terkait

Terkini