
Perbedaan utama antara konservasi dan sustainability (keberlanjutan) adalah bahwa konservasi berfokus pada dampak negatif yang inheren pada manusia dan aktivitasnya terhadap lingkungan, sedangkan keberlanjutan lebih berfokus pada perbaikan efek aktivitas manusia terhadap lingkungan.
Ekosistem tempat kita tinggal memiliki banyak sumber daya alam seperti air, mineral, tanah, udara, dan organisme hidup. Manusia menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi penggunaan sumber daya alam secara berlebihan tentu menyebabkan menipisnya sumber daya ini. Pertumbuhan peradaban dan industri juga telah berkontribusi pada penggunaan berlebihan ini. Beberapa sumber daya alam, setelah habis, tidak akan pernah bisa diganti dan yang lainnya mungkin membutuhkan waktu ratusan tahun untuk pulih ke kondisi sebelumnya.
Aktivitas manusia yang berlebihan menyebabkan gangguan pada lingkungan alami. Gangguan ini mempengaruhi fungsi normal ekosistem alami yang menyebabkan kondisi buruk seperti pemanasan global, hujan asam, penipisan lapisan ozon, polusi udara, polusi air dan tanah, pencairan gletser, dan eutrofikasi. Beberapa kerusakan yang ditimbulkan tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, perlindungan lingkungan telah menjadi topik utama diskusi di dunia modern. Konservasi dan keberlanjutan adalah salah satu dari dua subjek yang paling umum dalam perlindungan lingkungan.
Konservasi adalah tindakan melindungi, melestarikan, atau menjaga. Secara sederhana ini bisa diartikan: menjaga sesuatu supaya tetap aman. Konservasi melibatkan pelestarian sumber daya hayati dan ekologis. Tiga prinsip utama yang dipertimbangkan dalam mendefinisikan konservasi adalah mempertahankan proses ekologis yang penting dan sistem pendukung kehidupan, melestarikan keanekaragaman genetik, dan memastikan pemanfaatan spesies dan ekosistem yang berkelanjutan. Meskipun ada berbagai jenis konservasi, tetapi prinsip umumnya sama. Misalnya, salah satu aspek konservasi adalah konservasi habitat alami atau spesies satwa liar, yang melibatkan pemeliharaan ekosistem dan jumlah populasi yang sehat sehingga tidak ada tumbuhan atau hewan yang terancam (punah).
Ada berbagai metode untuk melestarikan lingkungan. Termasuk di antaranya dengan menggunakan sumber energi alternatif seperti tenaga surya dan energi panas bumi, menanam pohon dan meningkatkan vegetasi, membangun kawasan perlindungan seperti taman nasional dan cagar alam, memberlakukan pembatasan wilayah perburuan, menerapkan penanaman herbal dan pohon dengan tepat, melindungi keanekaragaman hayati, serta memberlakukan undang-undang deforestasi.
Keberlanjutan adalah kemampuan untuk hidup dan berkembang tanpa menguras sumber daya alam. Di sini, sumber daya dianggap terbatas; Oleh karenanya harus digunakan secara konservatif tanpa mengurangi kualitas hidup saat ini dan memastikan keberadaan sumber daya tersebut untuk generasi mendatang.
Ada manfaat jangka pendek dan jangka panjang dari keberlanjutan. Jika manusia melanjutkan praktik destruktifnya, akan ada dampak buruk seperti pemanasan global, hujan asam, polusi air, polusi udara, polusi tanah, dan menipisnya sumber daya alam. Tanpa keberlanjutan, manusia tidak dapat menyelamatkan sebagian besar sumber daya alam untuk jangka panjang, terutama untuk digunakan oleh generasi mendatang.
Keberlanjutan dikonseptualisasikan dengan tiga pilar; perlindungan lingkungan, pembangunan sosial, dan pembangunan ekonomi. Perlindungan lingkungan melibatkan langkah-langkah seperti mengurangi atau membatasi penggunaan sumber daya alam, meminimalisasi pemborosan, dan pengurangan jejak karbon. Pembangunan sosial adalah tentang memperlakukan karyawan, pemangku kepentingan, dan komunitas bisnis secara adil, bertanggung jawab, etis, dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi, di sisi lain, adalah tentang menghasilkan keuntungan secara berkelanjutan. Keberlanjutan penting untuk menjaga ekosistem yang sehat, sumber daya alam, keanekaragaman hayati, dan kualitas hidup.
*** disadur dari Pediaa.