Peran Pulitzer dalam Meningkatkan Kualitas Jurnalisme dan Sastra

Koridor.co.id

Makam jurnalis dan penerbit Joseph Pulitzer di Pemakaman Woodlawn, New York. (Foto: Daniel M. Silva/Shutterstock.com)
Makam jurnalis dan penerbit Joseph Pulitzer di Pemakaman Woodlawn, New York. (Foto: Daniel M. Silva/Shutterstock.com)

Penghargaan Pulitzer adalah salah satu penghargaan paling bergengsi di bidang jurnalisme, sastra, dan komposisi musik di Amerika Serikat. Penghargaan ini didirikan atas inisiatif Joseph Pulitzer, seorang penerbit dan wartawan terkenal pada awal abad ke-20. Penghargaan ini menggambarkan komitmennya terhadap kebebasan pers, keunggulan jurnalisme, dan apresiasi terhadap karya sastra yang berkualitas.

Joseph Pulitzer: Jurnalis Perintis

Joseph Pulitzer dilahirkan pada 10 April 1847 di Makó, Hongaria. Ia bermigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1864 dan menetap di St. Louis, Missouri. Pulitzer memulai kariernya sebagai tentara Uni Selatan dalam Perang Saudara Amerika. Sebuah pertemuan mengenalkannya dengan editor surat kabar berbahasa Jerman di daerah tersebut, the Westliche Post, yang akhirnya memberinya pekerjaan sebagai wartawan.

Ketika berusia 25 tahun, Pulitzer menjadi penerbit St. Louis Dispatch. Berkat kecerdasan bisnisnya, ia bisa mengambil alih kepemilikan surat kabar tersebut, sebelum akhirnya membeli The New York World pada tahun 1883.

Sebagai penerbit The New York World, Joseph Pulitzer terkenal karena gaya jurnalismenya yang inovatif dan berani. Ia menerapkan gaya pemberitaan yang menekankan pada sensasionalisme dan penyajian yang atraktif, yang dikenal sebagai “jurnalisme kuning.” Meskipun banyak kontroversi terkait metode pemberitaannya, Pulitzer juga memegang prinsip integritas jurnalisme dan pentingnya memperjuangkan keadilan sosial.

Pengaruh Joseph Pulitzer terlihat dalam cara dia mengumpulkan dana dari para pelanggannya untuk membangun penyangga Patung Liberty yang sedang dalam perjalanan dari Prancis. Pada akhir 1880-an, surat kabar The World memiliki sirkulasi tertinggi di Amerika Serikat.

Pulitzer sangat percaya pada kekuatan jurnalisme investigatif. Ia menolak mundur saat dituduh mencemarkan nama baik karena laporan The World yang mengungkapkan pembayaran palsu oleh pemerintah AS kepada Perusahaan Terusan Panama Prancis. Ketika tuduhan tersebut akhirnya dicabut, kemenangan Pulitzer menjadi kemenangan besar bagi kebebasan berbicara dan pers. Pemikirannya tentang jurnalisme dapat diringkas dalam kutipan yang ia tulis di The North American Review untuk mendukung pendirian sekolah jurnalistik:

“Republik kita dan persnya akan bangkit atau jatuh bersama-sama. Pers yang mampu, tanpa kepentingan, berorientasi pada kepentingan publik, dengan kecerdasan terlatih untuk mengetahui yang benar dan keberanian untuk melakukannya, dapat menjaga integritas publik yang tanpanya pemerintahan demokratis menjadi palsu dan bahan tertawaan. Pers yang sinis, korup, dan demagogis pada akhirnya akan menghasilkan orang-orang yang sama buruknya seperti mereka. Kekuatan untuk membentuk masa depan Republik ada di tangan jurnalis generasi mendatang.”

Pulitzer sendiri menjadi sasaran serangan dari pesaing yang cemburu dengan kesuksesannya. Dalam satu kasus, Charles Anderson Dana, penerbit The Sun, menggambarkan Pulitzer sebagai seseorang yang meninggalkan agama demi uang dan ketenaran. Serangan ini berusaha menjauhkannya dari pembaca Yahudi di New York.

Kesehatan Pulitzer yang sudah lemah terpengaruh kampanye hitam tersebut. Ia menghabiskan hari-hari terakhirnya dengan berlayar di kapal pesiar atau berada di ruang khusus yang terlindung dari kebisingan. Pada tahun 1904, Pulitzer meninggal dunia dan mewariskan sebagian kekayaannya kepada Universitas Columbia untuk mendirikan sekolah jurnalisme dan memperkenalkan empat penghargaan.

Dalam wasiatnya, ia menginginkan dana tersebut digunakan untuk mengapresiasi karya-karya jurnalisme, sastra, dan musik yang dianggap luar biasa dan berkualitas. Pulitzer berharap penghargaan tersebut akan mendorong kebebasan pers yang lebih besar, dan peningkatan kualitas jurnalisme di Amerika Serikat. Penghargaan Pulitzer pertama kali diberikan pada tanggal 4 Juni 1917, namun sekarang pemenang Hadiah Pulitzer diumumkan pada bulan April.

Ada enam kategori untuk sastra dan drama: Fiksi (Novel, sebelum tahun); Drama; Sejarah; Biografi/Otobiografi; Puisi; dan Non-Fiksi Umum. Seiring berjalannya waktu, kategori-kategori tersebut ditambahkan, digabungkan, atau dihapus untuk mencerminkan perubahan dalam jurnalisme dan teknologi. Misalnya, penghargaan untuk pelaporan telegraf dihapus karena dianggap sudah usang.

*** disadur dari Books Tell You Why.

Artikel Terkait

Terkini