Pembatalan film Batgirl, imbas kebijakan baru Warner Bros. Nasib proyek DC Extended Universe menyisakan tanda tanya

Koridor.co.id

Leslie Grace pemeran Batgirl (Sumber: DC Films/Warner Bros.)

Warner Bros. Discovery yang kini jadi induk Warner Bros. Entertainment selaku kreator film-film pahlawan super DC Comics tak henti membuat para penggemarnya terperangah. Seolah belum cukup bikin fans meninggalkan ajang San Diego Comic-Con 2022 dengan perasaan kecewa, kini datang kabar mengejutkan; film Batgirl batal ditayangkan. Tidak untuk tayang melalui HBO Max maupun di bioskop.

Menyitir laman situsweb The New York Post (2/8/2022), alasan menyetop proyek film itu lantaran buruknya penilaian para penonton usai menghadiri sesi test screening. Rumah produksi atau studio biasanya menggelar sesi itu untuk melihat reaksi penonton sebelum film ditayangkan reguler di bioskop atau platform streaming.

Demi memangkas lebih banyak ongkos yang harus dikeluarkan jika memaksakan film tersebut berlanjut, dan menyelamatkan nama baik waralaba film DC, Warner Bros. ambil langkah kongkret dengan tidak melanjutkan proyek Batgirl.

Padahal film arahan duo Adil El Arbi dan Bilall Fallah, sebelumnya menyutradarai dua episode serial MS. Marvel untuk Disney+, sudah kelar melakukan proses syuting. Naskah ditulis oleh Christina Hodson yang sebelumnya mengemban tugas serupa untuk film Bumblebee (2018) dan Birds of Prey (2020). Tahap pascaproduksi dikabarkan telah hampir rampung. Total ongkos produksinya menyedot sekitar AS$90 juta alias sekitar Rp1,3 triliun.

Besarnya angka produksi tadi jadi salah satu alasan banyak orang awalnya tidak memercayai keputusan Warner tadi. Salah satunya datang dari sineas Scott Derrickson. Melalui akun Twitter resminya, sutradara film Doctor Strange (2016) itu menulis tidak pernah melihat hal serupa dengan film sebesar Batgirl.

Ternyata Adil dan Billal sama terkejutnya dengan Scott. Duo sutradara ini tidak mendapat pemberitahuan terkait keputusan Warner Bros. Mereka yang saat ini sedang berada di Maroko justru mengetahui dari derasnya pemberitaan di media.

“Kami sedih dan kaget dengan berita itu. Masih tidak percaya. Sebagai sutradara, sangat penting bahwa karya kami bisa disaksikan oleh penonton. Kami berharap para penggemar di seluruh dunia punya kesempatan untuk melihat film ini. Mungkin suatu hari nanti. Insya Allah.” Demikian secuplik pernyataan Adil dan Billal yang mereka unggah melalui akun Instagram (4/8).

Leslie Grace yang terpilih memerankan Barbara Gordon alias Batgirl ikut menuliskan unek-unek melalui akun Instagram resminya.

“Menyusul berita terbaru tentang film kami ‘Batgirl’, saya bangga dengan cinta, kerja keras, dan niat luar biasa semua pemain dan kru kami yang tak kenal lelah selama tujuh bulan ini bergabung di Skotlandia. Saya merasa diberkati telah bekerja di antara orang-orang hebat dan menjalin hubungan seumur hidup dalam prosesnya! Untuk setiap penggemar Batgirl, terima kasih atas cinta dan kepercayaannya,” tulis Grace.

Aktor Dwayne Johnson alias The Rock sang pemeran Black Adam. Jadi salah satu film andalan Warner Bros. Discovery (Sumber: DC Films/Warner Bros.)

Apakah benar pemicu keputusan berani Warner terjadi hanya karena reaksi penonton di sesi test screening? Demi meluruskan kabar yang makin tak keruan, David Zaslav selaku CEO Warner Bros. Discovery akhirnya buka suara.

Dibatalkannya proyek Batgirl lantaran dianggap tidak sesuai dengan pendekatan strategis baru perusahaan untuk memaksimalkan pengembalian finansial.

Berbeda dengan pendahulunya, Jason Kilar, yang lebih memprioritaskan HBO Max sebagai platform streaming milik perusahaan, Zaslav datang dengan visi bahwa perusahaan harus tetap mengutamakan bisnis film di bioskop dan stasiun televisi berbayar konvensional. Baru setelah itu layanan pengaliran video.

Saat gelombang pandemi menghantam penduduk dunia tahun lalu, Kilar bikin keputusan nekat. Semua film Warner Bros. tayang di HBO Max bersamaan dengan perilisannya di bioskop. Langkah tersebut diharapkan bisa menambah jumlah pelanggan agar bisa menyaingi Netflix.

Zaslav, 62 tahun, yang sebelumnya memimpin Discovery Communications hingga kemudian merger dengan WarnerMedia pada April 2022 menjadi Warner Bros. Discovery, enggan memasuki arena perang antarlayanan streaming demi meraup pelanggan terbanyak.

Netflix yang kehilangan sekitar satu juta pelanggan selama kuartal pertama tahun ini menjadi pelajaran penting.

“Kesimpulannya kami tidak bisa menerima gagasan menempatkan film mahal langsung ke platform streaming. Sebab kami tidak dapat menemukan nilai ekonomi dari langkah tersebut. Jadi kami membuat perubahan strategis,” ungkap Zaslav dilansir CNBC.

Perihal nahas yang menimpa adaptasi Batgirl, Zaslav tegas mengatakan tidak akan merilis  proyek film kecuali mereka yakin dengan kualitas film tersebut, terlebih film-film DC yang jadi salah satu waralaba andalan Warner Bros. Discovery.

Imbas dari kebijakan baru tersebut, malam kelam bukan hanya menimpa Batgirl, tapi juga beberapa proyek film semisal Scoob: Holiday Haunt and Wonder Twins. Bahkan kabarnya masa depan proyek Supergirl yang saat ini masih dalam tahap pengembangan juga terancam mangkrak.

Lantas apa pengaruh arah kebijakan baru Warner Bros. Discovery terhadap masa depan saga DC Extended Universe (DCEU)?

Menyimak penegasan Zaslav, waralaba film DC dengan aneka ragam karakter jagoan tentu masih jadi daya jual utama. Olehnya itu Warner Bros. sudah menyiapkan rencana berkelanjutan selama satu dekade ke depan.

Demi mengejar ketertinggalan dengan Marvel Studios yang melaju mulus tanpa hambatan berkat Marvel Cinematic Universe-nya, Warner Bros. ingin fokus menghasilkan film-film berkualitas tinggi.

“Peluang sangat terbuka dengan beberapa film yang akan rilis, mulai dari Black Adam, Shazam 2, hingga The Flash. Kami sedang mengerjakan semuanya dengan sangat bersemangat,” pungkas Zaslav.

Artikel Terkait

Terkini