
Jakarta, Koridor.co.id – Oppenheimer memiliki nama lengkap Julius Robert Oppenheimer. Terlahir pada tanggal 22 April 1904 di New York, Amerika Serikat. Sebagai fisikawan teoretis Amerika, dia pernah menjabat direktur Los Alamos Laboratory (1943–45) dan Institute for Advanced Study di Princeton (1947–66).
Oppenheimer pernah menjalani berbagai pemeriksaan ketat terkait tuduhan ketidaksetiaan pada pemerintah Amerika Serikat (AS). Puncaknya pada 1954 melalui sidang keamanan tertutup, dia kehilangan security clearance sekaligus posisinya sebagai penasihat keamanan AS. Kasus ini menjadi peristiwa penting di dunia sains karena berimplikasi pada isu politik dan moral para ilmuwan lainnya dalam pemerintahan.
Kehidupan Awal dan Karier
Oppenheimer putra seorang imigran Jerman yang kaya. Ayahnya bekerja sebagai pengusaha tekstil yang sukses di New York.
Selama kuliah di Harvard University, Oppenheimer mampu menguasai berbagai bahasa asing, seperti bahasa Latin dan Yunani. Meskipun lebih menonjol dalam fisika dan kimia, dia juga mempelajari filsafat Asia dan pernah menerbitkan puisi.
Lulus pada 1925, Oppenheimer lalu berlayar ke Inggris untuk penelitian di laboratorium Cavendish, University of Cambridge. Laboratorium Cavendish waktu itu ada di bawah kepemimpinan Lord Ernest Rutherford, yang memiliki reputasi internasional karena penelitiannya mengenai struktur atom. Di Cavendish pula, dia berkesempatan berkolaborasi dengan komunitas ilmiah Inggris dalam upaya memajukan penelitian atom.
Pada 1927, Oppenheimer meraih gelar doktor. Pada saat Max Born mengundangnya ke University of Göttingen, dia bertemu dengan fisikawan terkemuka lainnya, seperti Niels Bohr dan PAM Dirac. Setelah singgah di Leiden dan Zürich, dia kembali ke AS untuk mengajar fisika di University of California, Berkeley.
Pada 1920-an, teori-teori kuantum dan relativitas baru muncul. Hanya sedikit yang bisa memahami konsep bahwa massa setara dengan energi. Dan, materi dapat berperilaku seperti gelombang dan partikel.
Penelitian awal Oppenheimer terutama berfokus pada proses energi dari partikel subatom, termasuk elektron, positron, dan sinar kosmik. Dia juga melakukan penelitian terobosan tentang bintang neutron dan lubang hitam (black hole). Posisinya di beberapa universitas memberinya kesempatan yang sangat baik untuk mengembangkan teori ini.
Pandangan Politik Oppenheimer
Munculnya Adolf Hitler di Jerman membangkitkan minat Oppenheimer dalam politik. Pada 1936, Oppenheimer berpihak pada republik selama Perang Saudara Spanyol.
Ketika itulah dia berkenalan dengan mahasiswa komunis. Meski demikian, dia tidak pernah bergabung dengan Komunis. Perkenalannya itu justru memperkuat filosofi demokrasi liberalnya.
Kematian ayahnya pada 1937 meninggalkan warisan yang memungkinkan Oppenheimer menyubsidi organisasi-organisasi anti-fasis. Namun, kekejaman rezim Stalin terhadap ilmuwan Rusia membuatnya melepaskan hubungan dengan Partai Komunis.
Oppenheimer dan Proyek Manhattan
Setelah invasi Polandia oleh Nazi Jerman pada 1939, fisikawan Albert Einstein, Leo Szilard, dan Eugene Wigner memperingatkan pemerintah AS tentang bahaya yang mengancam manusia jika Nazi menjadi pihak pertama yang berhasil membuat bom nuklir.
Peristiwa itu mendorong Oppenheimer untuk berfokus mencari cara memisahkan uranium-235 dari uranium alami dan menentukan massa kritis uranium yang diperlukan untuk membuat bom.
Pada Agustus 1942, Angkatan Darat AS di bawah pimpinan Jenderal Leslie Groves, mengorganisasi fisikawan Inggris dan AS dalam upaya mencari cara mengendalikan energi nuklir demi tujuan militer. Groves lalu menginstruksikan Oppenheimer mendirikan dan mengelola satu laboratorium untuk melaksanakan tugas ini.
Proyek ini kemudian dikenal sebagai Proyek Manhattan. Kemudian, pada 1943, Oppenheimer memilih dataran tinggi Los Alamos, dekat Santa Fe, New Mexico sebagai tempat penelitiannya.
Upaya bersama para ilmuwan terkemuka di Los Alamos mencapai puncaknya dengan ledakan nuklir pertama pada 16 Juli 1945, di situs Trinity dekat Alamogordo, New Mexico, setelah Jerman menyerah. Pada Oktober tahun yang sama, Oppenheimer mengundurkan diri dari posisinya.
Selanjutnya, pada 1947, dia menjadi Kepala Institute for Advanced Study dan Ketua General Advisory Committee of the Atomic Energy Commission hingga 1952. Pada Oktober 1949. dia menentang pengembangan bom hidrogen.
Sidang Keamanan
Dengan alasan yang belum jelas, pada 1942 agen keamanan militer AS memulai diskusi dengan Oppenheimer. Diskusi ini mengakibatkan adanya tuduhan dan kecurigaan bahwa beberapa teman dan kenalan Oppenheimer adalah agen Soviet.
Pada 21 Desember 1953, Oppenheimer diberitahu tentang laporan keamanan militer yang merugikan baginya. Dia menghadapi tuduhan pernah berhubungan dengan komunis, dan menunda-nunda pengungkapan nama agen-agen Soviet. Dalam sidang keamanan pada 1954, dia menggambarkan tuduhan keterlibatannya itu sebagai “rangkaian kebohongan”.
Tahun berikutnya, sidang keamanan menyatakan dia tidak bersalah atas pengkhianatan. Namun, Oppenheimer tidak boleh memiliki akses ke rahasia militer. Akibatnya, kontraknya sebagai penasihat Atomic Energy Commission AS batal. Federasi Ilmuwan Amerika membelanya dengan melakukan protes terhadap persidangan tersebut.
Oppenheimer menjadi simbol bagi ilmuwan yang, saat berusaha menyelesaikan masalah moral yang timbul dari penemuan ilmiah, malah menjadi korban dan dikejar seperti seorang penyihir jahat. Dia menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya untuk mengembangkan ide-ide tentang hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Legasi dan Pengakuan
Pada 1963, Presiden AS Lyndon B Johnson memberikan Penghargaan Enrico Fermi dari Atomic Energy Commission kepada Oppenheimer.
Oppenheimer meninggal pada 18 Februari 1967, setahun setelah dia pensiun dari Institute for Advanced Study. Dia meninggal akibat kanker tenggorokan.
Pada 2014, 60 tahun setelah sidang yang secara efektif mengakhiri karier Oppenheimer, Departemen Energi AS mendeklasifikasi dan merilis seluruh transkrip sidang. Meskipun banyak hal-hal detail yang sudah menjadi rahasia umum sebelumnya, transkrip sidang ini kembali memperkuat pernyataan Oppenheimer tentang kesetiaannya. Hal ini juga memperkuat isu pembunuhan karakter seorang ilmuwan brilian hanya karena kecemburuan birokrasi McCarthyisme.
Pada 2022, Departemen Energi AS secara resmi membatalkan pencabutan security clearance (izin keamanan) Oppenheimer. Menteri Energi Jennifer Granholm menyatakan bahwa “ketidakberpihakan dan ketidakadilan” dari “proses yang cacat” telah menyebabkan pengusiran Oppenheimer dari dunia nuklir. (Kontributor)
*** Saduran dari Britannica.