Udara mendung menaungi langit Lembang ketika Koridor tiba di tempat latihan kuda dan memanah (HBA Stable) yang dikelola oleh Gemilang Youth Centre di bawah naungan Yayasan Al-Rohma, Ciburial, Cibogo, Lembang, Jawa Barat, Rabu 15 Maret 2023.
Lapangannya cukup luas, berpagar dan dua ekor kuda dengan dua orang pelatihnya, sedangkan sekitar 500 meter dari gerbang tampak bangunan masjid dan aula untuk posko peserta.
Sementara di sisi tempat latihan kuda ada tempat latihan memanah yang cukup luas dengan dua sasaran.
Pagi itu Koridor memenuhi janji dengan salah seorang penghobi kuda, sekaligus aktivis lingkungan bernama Sari Rachma. Perempuan yang karib disapa Chie Chie Sarie ini mengelola Bandung Green Education rutin berlatih berkuda dan memanah bersama kawan-kawannya. Tetapi mereka belum datang pagi itu.
Koridor mengucapkan salam kepada Ustad Satya Budi salah seorang di antara pelatih itu. Luar biasa, pria kelahiran 1983 dengan sorban itu juga menyematkan busur dan tempat anak panah di pinggangnya.
Menurut alumni Akuntansi, Universitas Padjadjaran ini selain sunnah Rasul, olahraga berkuda melatih keberanian , juga terapi kejantanan bagi laki-laki bahkan olahraga berkuda juga terapi baik untuk anak-anak.
“Kami ingin membuktikan olahraga berkuda bukan olahraga eksklusif milik orang-orang kaya, tetapi juga semua kalangan. Termasuk anak yang orang tuanya tidak mampu bisa gratis belajar berkuda dan memanah dengan cara bantu-bantu di tempat ini,” ujar Ustad Budi, demikian panggilannya.
Koridor juga berkenalan dengan Ustazah Iin Inayah dari Pesantren Yayasan Indonesia Berkah yang membawa 11 santri dan 22 santriwati dari tingkat SD hingga SMA untuk belajar berkuda dan memanah.
“Latihan ini dalam rangka akhir program baca kitab. Kami ingin menjadikan para santri dan santriwati tangguh dan punya jiwa kepemimpinan,” ucap gadis kelahiran 1999 ini.
Rata-rata para peserta dari pesantren ini dua kali sudah berlatih berkuda dan memanah. Salah seorang di antara mereka Nurul, 15 tahun berteriak di atas kudanya : “Ternyata susah guys! Tetapi enak banget belajar berkuda dan memanah,” ujar santriwati yang sekolah setara SMP ini dengan bahasa gaul.
Sementara Kaila, 13 tahun mengatakan hal senada. Menurutnya olahraga berkuda itu seru. Begitu juga dengan memanah. Dia seperti para santriwati ini menikmati olahraga ini sambil selfie. Mereka tak kalah dari kawan-kawan prianya menunggang kuda dan memanah.
Chie Chie Sari kemudian datang bersama dua kawannya juga untuk berlatih berkuda dan memanah. Menurut dia olahraga berkuda bukan saja terkesan keren dan gagah, tetapi juga membuat badan bugar. “Saya penasaran olahraga sunnah seperti apa. Ternyata, wah,” kata Sari.
Dia mengaku sudah menekuni berkuda selama dua bulan. Meskipun baru dua bulan, dia pernah berlatih nyaris setiap hari.
Dia mengaku sudah terinspirasi sejak lima tahun lalu. Cuma belum bertemu tempat yang enak, selain karena mahal. Sampai akhirnya berselancar hingga bertemu tempat ini dengan harga bersahabat. “Saya suka ngegym, tetapi setelah menekuni berkuda, lebih enak olahraga ini,” ucapnya, seraya mengatakan berkuda dan memanah sedang booming di Bandung.
Koridor pun mendapatkan kesempatan untuk mencoba berkuda hingga memanah. Memang untuk awal tidak terlalu mudah, namun rasanya punya sensasi sendiri. Untuk memanah misalnya, ketika tangan ketika menarik busur rasanya uratnya ada yang tertarik. Rupanya diperlukan pemanasan dulu hingga tidak boleh serampangan.
Kegiatan diakhiri tepat saat azan Zuhur. Para santri bergegas ke masjid, disusul Koridor, Sarie dan kedua temannya.