Merasa seperti berada dalam sebuah ‘zona’? Saintis kini dapat mengukur ‘aliran’ Anda

Koridor.co.id

Ilustrasi 'the flow' dalam diri manusia.
Ilustrasi ‘the flow’ dalam diri manusia.

Kita sering kali melakukan aktivitas tertentu yang memerlukan perhatian penuh. Bagi beberapa orang, aktivitas ini bisa berupa menulis atau melukis. Bagi orang lain, mungkin berolahraga. Apa pun aktivitasnya, waktu terasa berlalu dengan cepat ketika fokus kita berada sepenuhnya pada apa yang sedang kita lakukan. Para ilmuwan dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) menyebut fenomena universal ini sebagai “mencapai flow“, dan sekarang mereka dapat mengukur keadaan ini.

Kata “flow” atau “aliran” dalam konteks ini tidak terbatas pada satu proyek penelitian saja. Istilah ini telah digunakan oleh para psikolog selama hampir 50 tahun. Mengapa demikian? Karena mencapai flow dapat sangat membantu.

“Mencapai zona flow penting di saat guru harus menyesuaikan instruksinya. Seorang guru yang berhasil mencapai flow, bisa menemukan tingkat yang tepat untuk siswanya,” kata Hermundur Sigmundsson, seorang profesor di Departemen Psikologi NTNU, dalam sebuah pernyataan.

Para peneliti mengatakan metode tes baru mereka memang dapat mengukur flow, yang dapat berguna di beberapa konteks. Metode baru ini dikembangkan oleh profesor Sigmundsson dan rekan penelitinya Magdalena Elnes.

Teori flow pertama kali diperkenalkan oleh profesor psikologi berkebangsaan Hungaria-Amerika, Mihaly Csikszentmihalyi pada tahun 1975. Dia menggunakan istilah ini dalam psikologi positif untuk mendefinisikan atau merujuk pada sebuah keadaan mental di mana fokus seseorang menjadi benar-benar terserap dalam suatu aktivitas.

“Teori Csikszentmihalyi sangat penting bagi banyak orang. Saya sudah mempelajari teori ini sejak tahun 1989,” tambah Prof. Sigmundsson.

Penelitian Csikszentmihalyi telah dikutip sebanyak 170.000 kali oleh para peneliti dan dianggap kunci untuk bidang studi ini. Menurut para peneliti, “zona flow” berada di antara kebosanan dan ketakutan atau kepanikan. Hal ini bukan hanya dapat ditemukan secara individu tetapi juga bisa terlihat di antara kelompok.

Flow terjadi dalam interaksi antara tantangan dan keterampilan,” ujar Prof. Sigmundsson.

Dalam banyak skenario, flow sangat penting untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, dengan mengetahui di mana kita bisa menemukan flow dapat memberi tahu kita banyak hal tentang tantangan mana yang tepat untuk kita dan keterampilan kita. Tak perlu diragukan lagi bahwa flow sangat berguna ketika sebuah tugas harus diselesaikan. Sekarang, tes baru yang dikembangkan di NTNU, yang disebut General Flow Proneness Scale, dapat membantu mengukur kapan seseorang mendekati zona ini.

“Tes ini mudah dilakukan dan dapat digunakan dalam beberapa konteks yang berbeda,” komentar Prof. Sigmundsson.

Tim di NTNU mencoba tes pada 228 orang yang berusia antara 18 dan 76 tahun. Selain itu, 23 orang diuji dua kali, dengan jarak waktu satu minggu, untuk melihat apakah hasil yang sama muncul di antara pengujian tersebut seiring berlalunya waktu. Hasilnya positif.

“Saya sering menggunakan istilah flow dalam mengajar, jadi sangat menyenangkan bisa mengembangkan tes untuk mengukur keadaan flow,” pungkas Prof. Sigmundsson.

*** disadur dari StudyFinds.org.

*** studi ini pernah diterbitkan di SAGE Open.

Artikel Terkait

Terkini