Manga, Manhwa dan Manhua. Cermin seni dan budaya negara asalnya (bagian dua dari dua tulisan)

Koridor.co.id

Ichigo Kurosaki, karakter utama dari manga “Bleach”. (Foto: Wallpaper Access)

Ide dan cerita komik-komik Asia Timur (Manga, Manhwa dan Manhua) mencerminkan budaya dan nilai-nilai asal negaranya. Dalam manga, ada banyak cerita fantasi dan supranatural tentang shinigami — dewa kematian — seperti manga “Bleach” dan “Death Note”. Manhwa sering memiliki alur cerita yang berkaitan dengan budaya kecantikan Korea seperti manhwa “True Beauty“, sedangkan manhua menampilkan banyak komik bertema wuxia (ksatria seni bela diri).

Manga dan manhua dibaca dari kanan ke kiri, dan dari atas ke bawah. Namun, manhwa mirip dengan komik Amerika dan Eropa karena dibaca dari kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah. Ketika diterbitkan dalam bentuk komik digital, tata letaknya dibaca dari atas ke bawah yang memungkinkan pengguliran tanpa batas. Manga cetak memiliki keterbatasan saat menggambarkan gerakan dalam karya seni; Namun, tata letak vertikal dan pengguliran tak terbatas dalam manhwa dan manhua digital digunakan untuk secara strategis menggambarkan pergerakan objek yang turun atau berlalunya waktu.

Karya Seni & Teks dalam Manga, Manhwa dan Manhua.

Baik dalam bentuk cetak maupun digital, manga biasanya diterbitkan dalam warna hitam dan putih, kecuali untuk edisi khusus maka manga tersebut dicetak dalam warna penuh atau dengan halaman berwarna. Manhwa digital diterbitkan secara berwarna, tetapi manhwa cetak secara tradisional diterbitkan dalam warna hitam dan putih, mirip dengan manga. Seperti manhwa, manhua digital juga diterbitkan penuh warna.

Terinspirasi oleh seni Walt Disney, Tezuka Osamu menggambar karakternya dengan mata besar, mulut kecil, dan ekspresi berlebihan untuk menekankan emosi tertentu. Gaya seni Tezuka memengaruhi gaya seniman lain di Jepang dan di tempat lain. Namun, karakter manhwa dan manhua biasanya tertarik untuk fokus pada proporsi dan penampilan manusia yang lebih realistis. Manga dan manhwa juga memiliki pengaturan latar belakang yang realistis dan detail — hampir serupa foto, berbeda dengan manhwa digital, yang memiliki latar belakang yang lebih sederhana. Namun, perlu dicatat bahwa manhwa cetak lebih mirip dengan manga dalam hal tersebut.

Manga juga menggunakan satu set onomatopoeia yang unik untuk menggambarkan tidak hanya suara binatang dan benda mati, tetapi juga keadaan psikologis dan emosi. Onomatopoeias ini ditulis di sekitar panel halaman, seperti dalam komik Amerika. Demikian juga, manhwa dan manhua memiliki seperangkat onomatopoeia tersendiri yang digunakan untuk menggambarkan emosi dan gerakan. Selain itu, manhwa digital sering menggunakan musik dan soundbite untuk meningkatkan pengalaman membaca, sesuatu yang baru untuk presentasi elektronik mereka.

Dengan internet, kita memiliki akses mudah ke banyak komik Asia Timur. Terlepas dari kebiasaan Anda membaca manga, manhwa atau manhua, setiap jenis komik tersebut memiliki kelebihannya sendiri, yang tentu saja meningkatkan pengalaman membaca bagi siapa saja dan di mana saja.

*** disadur dari CBR.

Artikel Terkait

Terkini