Makan Dalam Gelap Dapat Memengaruhi Indra Perasa Anda

Koridor.co.id

Restoran Dans Le Noir, London. (Foto: YouTube)

Mengapa tidak coba matikan lampu malam ini dan melihat sendiri hasilnya? Atau, untuk pengalaman yang lebih memuaskan, profesional, walaupun lebih mahal, Anda bisa mengunjungi restoran Dans le Noir ketika dibuka di London musim panas ini.

Restoran tersebut akan menyajikan hidangan pembuka, hidangan utama, dan makanan penutup kepada pelanggan dalam suasana kegelapan total. Pelayannya buta dan gelas anggurnya tidak mudah pecah. Poinnya adalah, menurut Edouard de Broglie, sosok di balik usaha ini, menghilangkan petunjuk visual membuat indra lain yang berkontribusi pada rasa menjadi lebih terstimulasi.

“Semua indra lainnya terbangun secara tiba-tiba dan Anda akan merasakan makanan dengan sensasi yang belum pernah Anda rasakan sebelumnya. Ini membuat Anda memikirkan ulang segalanya,” katanya kepada Sunday Times. De Broglie membuka restoran serupa di Paris tahun lalu, bekerja sama dengan masyarakat tunanetra Prancis.

Charles Spence, seorang psikolog eksperimental yang mempelajari persepsi sensoris di Universitas Oxford, mengatakan: “Sebagian efeknya adalah orang akan lebih berkonsentrasi pada indra yang biasanya tidak mereka pikirkan. Hilangkan indra penglihatan dan Anda akan lebih memperhatikan suara makanan yang Anda makan, dan lebih memerhatikan rasa”.

Ini mirip, meski tetap berbeda dari bagaimana orang yang kehilangan satu indra mengompensasi kekurangannya dengan mengembangkan indra lainnya. Pemindaian otak pada orang yang kehilangan penglihatan, misalnya, menunjukkan jumlah reorganisasi neural yang besar, dengan area berlebih seperti korteks visual beradaptasi untuk memproses suara.

“Jika Anda pergi ke restoran gelap selama beberapa jam, Anda akan melihat perubahan dalam cara orang memersepsikan hal-hal, tetapi tidak benar untuk menyalahkan perubahan otak yang sama seperti Anda lihat selama beberapa minggu atau bulan,” kata Spence. Karena mekanisme yang digunakan sebenarnya tidak sama.

Peter Barham, seorang fisikawan di Universitas Bristol yang tertarik pada gastronomi molekuler (ilmu di balik memasak), mengatakan bahwa para tamu restoran mungkin akan merasakan pengalaman yang tidak nyaman. Penglihatan adalah bagian kunci dari rasa, dan beberapa tetes pewarna makanan telah terbukti membingungkan para pengecap anggur, dan mengelabui orang untuk makan makanan yang sebenarnya tidak mereka sukai.

“Saya tidak benar-benar bisa melihat bahwa tingkat kebingungan itu akan menambah kesenangan dari makanan,” katanya. “Saya berpendapat hal seperti itu tidak mungkin memberikan banyak manfaat. Anda tentu saja akan mendapatkan pengalaman makan yang berbeda. Namun, berbeda bukan berarti lebih baik.”

*** disadur dari The Guardian.

Artikel Terkait

Terkini