Lima antidot racun bernama iri hati

Koridor.co.id

Iri hati. Ilustrasi.
Iri hati. Ilustrasi.

Hidup cenderung mengingatkan kita pada apa yang tidak kita miliki dan sebaliknya justru dimiliki orang lain. Selalu ada seseorang yang lebih sukses, lebih berbakat, lebih menarik, atau lebih jauh dalam mencapai titik keberhasilan dalam kehidupan daripada kita. Setiap hari, kita melihat orang-orang seperti ini karena mereka sering menjadi bagian dari teman-teman, keluarga, ataupun rekan kerja kita.

Kadang-kadang, pertemuan dengan orang-orang ini meninggalkan rasa pahit di mulut kita atau pancaran rasa iri di mata kita. Iri hati adalah perasaan kurang senang melihat sesuatu yang dimiliki orang lain, melihat keberhasilan orang lain. Ini adalah emosi buruk yang dapat membuat orang tidak percaya diri, mencoba merusak kesuksesan orang lain, atau bahkan bertindak kasar. Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan untuk keluar dari perasaan buruk ini?

Pertama. Di saat kita mengakui bahwa kita merasa iri, kita mengakui bahwa kita lemah dan insecure. Ini tentu menakutkan. Meskipun orang lain tidak melakukan kesalahan apa pun pada kita, melihat mereka saja mungkin membuat Anda merinding.

Sebelum hal itu menguasai kita dan merusak hidup kita, lebih baik mencari tahu tentang penyebab kemarahan semu ini dan menemukan jalan keluarnya. Memperhatikan apa yang terjadi pada tubuh Anda juga dapat membantu, karena beberapa jenis kecemburuan dapat menyebabkan respons “fight-or-flight” (melawan atau melarikan diri) dengan gejala seperti detak jantung yang lebih cepat, otot yang mengencang, dan telapak tangan yang berkeringat.

Kedua. Melawan rasa iri dengan perasaan bangga pada diri sendiri memang menggoda, tetapi biasanya itu bukan ide yang baik. Apalagi jika kebanggaan itu berubah menjadi kesombongan.

“Tentu, dia punya mobil yang bagus, tapi aku terlihat lebih baik”, tidak akan membuat Anda melangkah lebih jauh. Anda mungkin merasa nyaman dengan diri sendiri saat itu, tetapi cepat atau lambat, seseorang akan datang dengan mobil yang lebih bagus dan penampilan yang lebih baik daripada Anda.

Dengan kata lain, memberi tahu diri kita sendiri betapa hebatnya kita bukan solusi permanen, sebaliknya itu membuat kita tetap berada dalam hierarki perbandingan sosial yang tidak stabil di mana kita harus merendahkan orang lain untuk membuat kita berpikir lebih baik tentang diri kita sendiri, dan sebaliknya.

Alih-alih mencoba bermain-main dengan harga diri saat Anda merasa iri, cobalah bersikap baik pada diri sendiri dan sadar bahwa Anda bukan satu-satunya manusia yang tidak sempurna. Ketidaksempurnaan adalah bagian dari diri kita sebagai manusia.

Ketiga. Cobalah gantikan perasaan iri dengan perasaan welas asih, kasih sayang. Hal itu akan membuat Anda melihat orang yang membuat Anda iri seperti bagian yang sangat kecil dari siapa mereka sebenarnya dan seperti apa hidup mereka.

Pernahkah Anda cemburu pada seseorang yang tampaknya memiliki kehidupan yang sempurna, hanya untuk mengetahui kemudian bahwa mereka sebenarnya menderita? Situasi ini lebih sering terjadi daripada yang kita kira.

Saat kita iri dengan kehidupan seseorang yang tampaknya baik-baik saja, kita tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari masalah mereka (omong-omong, media sosial tidak membantu banyak dalam hal ini). Kita tidak boleh pergi mencari masalah orang lain atau mencoba mencari lubang di baju besi mereka. Sebaliknya, kita harus rela melihat mereka secara lebih lengkap, termasuk melihat kekuatan dan kelemahan mereka, serta kebahagiaan dan kesedihan mereka.

Ini akan membantu kita memperhatikan hal-hal yang mungkin tidak kita sadari sebelumnya dan membuat Anda selalu ada untuk mereka saat mereka membutuhkan bantuan. Menghargai seseorang apa adanya juga dapat membantu kita merasa benar-benar bahagia atas kesuksesannya. Ini adalah bentuk dukungan positif yang disebut “kapitalisasi“.

Keempat. Pada saat yang tepat, biarkan iri hati mendorong perbaikan diri. Ketika rasa iri kita berasal dari hal-hal tentang diri kita yang tidak dapat kita ubah, seperti masa kanak-kanak yang sulit atau peristiwa traumatis, menggunakan rasa iri untuk memotivasi perbaikan diri kemungkinan besar akan membuat kita merasa lebih buruk tentang diri kita sendiri dan membuat kita lebih menyalahkan diri sendiri.

Tetapi terkadang rasa iri sebenarnya memberi sinyal kepada kita tentang hal-hal yang kita inginkan dalam hidup dan mungkin bisa kita capai, jika kita bersedia melakukan beberapa perubahan. Misalnya, jika Anda iri pada rekan kerja yang produktif, Anda mungkin harus berusaha supaya lebih produktif dan belajar mengelola waktu dengan lebih baik. Anda bahkan bisa mendapatkan beberapa tips dari rekan kerja tersebut. Perbandingan sosial seperti itu bisa menjadi sumber motivasi dan bahkan informasi yang berguna.

Kelima. Iri hati adalah ketika Anda lebih fokus pada apa yang dimiliki orang lain daripada apa yang Anda miliki. Menghitung anugerah yang kita dapatkan tidak sama dengan meningkatkan ego kita dan berkata pada diri sendiri betapa kita jauh lebih baik daripada orang lain.

Sebaliknya, ini adalah cara untuk mengingatkan diri kita sendiri tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup, seperti semangat yang kuat, berbagai pengalaman hidup, atau bahkan fakta sederhana bahwa kita masih hidup. Kita kehilangan kebahagiaan dan energi saat kita iri, tetapi saat kita bersyukur, kita dapat menemukan kenikmatan dan kebahagiaan di tempat-tempat yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

*** disadur dari tulisan Juliana Breines Ph.D. di halaman Psychology Today.

Artikel Terkait

Terkini