
Marliana (Deane) S. Yonas tampak feminin dan modis dengan rambut pirang, serta sepatu khusus yang memberikan kesan dia tinggi, sekalipun dibalut kostum serba hitam tidak meninggalkan cirinya sebagai musisi metalhead.
Basist dari band koil ini sama energiknya dengan rekan-rekan laki-lakinya dalam penampilan di area moshpit, The Hallway Space, Pasar Kosambi, Bandung, Minggu malam 14 Mei 2023.
Dea langsung ngegas berpadu dengan Aryo “Otong” Verdijantoro dan Donijantoro (Gitar) sekaligus backing vokalis dan tabuhan drum Leon Ray Legoh. Lagu pertama yang diantunkan “Lagu Perang” diiringi dengan teriakan para penggemar Koil: Hey! Hey! Yang menjadi ciri lagu ini.
Lagu kedua “Aku Lupa Aku Luka” juga begitu bersemangat dengan dominasi dentuman drum menyihir penonton untuk hanyut dalam lagu. Terutama pada lirik: Luka, luka, luka, Aku lupa aku luka. Malam pun makin hangat.
Setelah beberapa lagu Band Koil memperkenalkan Fanny Soegi sebagai vokalis yang feminim membawakan beberapa lagu di antaranya “Hujan”. Bersama Fanny, Dea mencoba ikut bernyanyi semakin memberikan sentuhan feminin dan menunjukkan batasan gender pada musik metal semakin bias.
Penampilan di area moshpit ini sekaligus rilis single teranyar bertajuk “Pecandu Nartkotbah” yang ditunggu penggemarnya, setelah 16 tahun. Lagu ini menyentil kesalehan sosial.
Para penggemar menilai bahwa peluncuran single ini membuka kemungkinan adanya album album baru. Koil mempertahankan konsistensinya dengan ciri khas seputar riff-riff berat dan atmosfer gelap serta ketukan yang memacu pendengar untuk ber-headbang ria. Koil band pandai dan cerdas dalam memilih beat membuat penonton terpikat.
Menjelang akhir acara, para metalhead berjingkrak-jingkrak bahkan ada yang naik ke Pundak kawannya sambil mengambil video lewat ponsel. Mereka seperti ini menuntaskan kerinduan.
Menurut Otong meskipun cukup lama untuk meluncurkan single, Koil Band tetap berkiprah di dunia musik. “Kita tim yang paling produktif membuat lagu dan soundtrack yang paling cepat,” ucapnya.
Sementara Sang Bassist Dea menyampaikan pesta rilis single terbaru Koil berlangsung seru. Penonton bukan saja antuasias dan sangat menikmati.
“Mereka turut menyanyikan semua lagu yang kami bawakan, termasuk single yang baru saja dirilis dengan tertib. Pokoknya acara kemarin keren abisss! Harapannya, Semoga single ini akan jadi tour untuk ke beberapa kota,” papar Dea kepada Koridor.
Di antara penggemar mereka terdapat Eja, 20 tahun dari Banjaran yang mengaku menikmati lagu-lagu Koil karena syairnya sesuai realitas. Lagu Koil mengajarkan jangan berekspektasi banyak dan bermimpi terlalu tinggi tentang kehidupan.
“Di antara personelnya aku paling suka Otong karena suaranya energik,” ujar penggemar Koil sejak duduk di kelas dua SMA.
Yang paling menarik di antara metalhead yang hadir adalah Farsya, 27 tahun guru Seni Musik di SMA Persis 31 Banjaran. Menurut dia materi lagu yang disugguhkan Koil berbeda dibanding yang lain, yaitu Genre Industrial.
“Genre ini mengadaptasi dentuman-dentuman besi untuk memberikan kesan. Saya suka Doni, salah seorang personel petikan gitarnya begitu balance,” kata Farsya.
Sebagai penggemar Koil sejak 2008, dia juga memperbolehkan muridnya untuk menjadikan lagu metal dan rock sebagai pilihan lagu. Berekspresikan pun boleh, hanya jangan mengkonsumsi alkohol, perlakukan sama ketika menyanyikan lagu lain. Sebab lagu metal sama saja nilainya dengan lagu genre lain.
Farsya membuktikan metalhead bukan hanya milik orang berambut gondrong dan urakan, stigma yang keliru pada metalhead, tetapi juga dunia orang “berdandan rapi”. Penggemar metalhead dari kalangan beragam.