Jakarta, Koridor.co.id – Kita semua pernah merasa kesepian. Mungkin Anda merasa terisolasi atau sendirian dalam keluarga dan mungkin masih merasakannya sekarang.
Mungkin Anda juga merasakan kesepian dalam kelompok teman sebaya atau lingkungan kerja. Anda mungkin menginginkan hubungan yang erat dengan seorang teman atau pasangan, tetapi tidak tahu bagaimana cara mencari bantuan atau mendekatkan diri secara emosional.
Mengakui perasaan kesepian sering kali terbebani oleh stigma. Jika tidak memiliki hubungan bermakna dengan orang-orang di sekitarnya, seseorang mungkin berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Dia merasa seperti tidak disukai atau tidak dicintai.
Beban perasaan seperti itu bakal bertambah manakala seseorang tumbuh dalam keluarga yang disfungsional. Yakni, keluarga yang tidak mengajarkan atau mendorong keterhubungan emosional. Jika anak-anak tidak belajar bahwa mereka aman dan dapat mempercayai pengasuh dan keluarga mereka, hal ini dapat menyebabkan mereka menjaga jarak emosional tertentu.
Meskipun dari penelitian tentang keluarga narcisistic, kesepian, dan isolasi merupakan hal yang umum, ada temuan sangat menarik ketika Surgeon General Amerika Serikat Vivek Murthy baru-baru ini. Dia menyebut kesepian sebagai ancaman serius bagi kesehatan mental yang mempengaruhi setengah dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat.
Temuan itu menghubungkan kesepian dengan biaya perawatan kesehatan miliaran dolar. Temuan itu juga menunjukkan bahwa kesepian tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan demensia.
Vivek menyebut kesepian sebagai epidemi kesehatan masyarakat baru dalam laporan panduan setebal 85 halaman. Dia mengakui dirinya juga pernah merasakan kesepian.
Secara logika, wabah kesepian ini mungkin merupakan bagian dari perubahan budaya kita, yang semakin buruk terutama sejak munculnya pandemi, penyebaran perangkat elektronik dan media jejaring sosial. Selain itu, lebih banyak jenis pekerjaan yang menggunakan model hibrida dan/atau bekerja dari rumah.
Namun, bagaimana dengan stigma merasa kesepian? Jika orang tidak bisa mengakuinya, membicarakannya, mencari solusi bersama, atau meminta bantuan, bagaimana 50% orang Amerika yang melaporkan kesepian dapat berharap mengatasi kesepiannya?
Keterhubungan emosional dengan orang lain yang kita pedulikan adalah kunci untuk mengatasi isolasi dan kesepian.
Lalu, bagaimana cara mengatasi masalah kesepian ini?
10 Tips Mengatasi Kesepian
- Hentikan pikiran bahwa Anda kesepian karena ada yang salah dengan diri Anda dan Anda tidak disenangi. Pikiran negatif tentang diri sendiri dapat membuat Anda terjebak dalam siklus isolasi.
- Mulailah berbicara tentang kesepian kepada orang lain. Anda akan terkejut, jika orang-orang jujur dengan Anda, betapa banyak masyarakat yang juga merasa kesepian.
- Sambutlah orang lain mulai dari hal kecil, seperti tersenyum, membantu seseorang di toko kelontong, atau berbicara dengan seseorang saat Anda sedang beraktivitas di luar rumah.
- Latihlah berhubungan dengan rekan kerja, teman, keluarga, dan orang yang Anda cintai pada tingkat yang lebih mendalam, bukan hanya berbicara tentang hal-hal sepele. Ingatlah, koneksi yang lebih dalam membantu Anda merasa dekat dengan seseorang.
- Ajari anak-anak Anda bagaimana cara berhubungan emosional dengan Anda dan satu sama lain. Ini melibatkan berbicara tentang perasaan Anda, baik atau buruk.
- Jangan mengelabui diri Anda dengan percaya bahwa Anda terhubung dengan “teman” hanya karena memiliki banyak kontak media jejaring sosial atau kenalan. Koneksi media seperti itu tidak sama dengan persahabatan yang benar-benar nyata dan aktif.
- Ketika Anda terpikir menghubungi seseorang yang ingin Anda kenal lebih dekat, lakukanlah dan lihat apa yang terjadi. Anda kemungkinan akan menemukan bahwa orang lain juga ingin berhubungan dan akan menghargai inisiatif Anda.
- Terlibatlah dalam kegiatan yang menarik bagi Anda dan melibatkan orang lain. Misalnya: pengajian, majelis taklim, kegiatan gereja, kelompok relawan, organisasi masyarakat keagamaan/sosial, menari, olahraga, atau kegiatan kelompok lainnya yang menarik bagi Anda.
- Ketika teman atau rekan kerja mengundang Anda ke suatu acara, datanglah meski sekejap. Berada di sekitar orang lain, meskipun pada awalnya Anda tidak merasa tertarik, adalah latihan yang baik. Pertemanan akan datang secara bertahap dan kesabaran adalah kuncinya.
- Jika Anda kesulitan mengatasi kesepian, jangan takut mencari bantuan dari seorang praktisi kesehatan mental. Memiliki seseorang yang mendengarkan dan memberikan dukungan akan membantu Anda memulai langkah mengurangi kesepian.
Ingatlah, jika merasa kesepian, Anda tidak sendirian. Separoh orang AS juga merasa kesepian. Kita sama-sama berada dalam lintasan perjalanan hidup dan kita dapat membantu satu sama lain untuk menjadi lebih terhubung. (Kontributor)
*** Saduran dari Psychology Today.