Inovasi teknologi terus menghiasi lapangan hijau. Di Indonesia, kualitas siaran sepak bola Liga 1 saja masih kebanjiran kritik.

Koridor.co.id

Salah satu kameramen yang bertugas merekam pertandingan di Liga Inggris. (Foto: Steindy/CC BY-SA 3.0/Wikimedia)

Liga 1 yang merupakan kasta tertinggi dalam kompetisi sepak bola profesional di Indonesia kembali bergulir. Partai pembuka musim terbaru 2022/2023 menyajikan pertandingan seru antara juara bertahan Bali United yang menjamu Persija di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (23/7/2022) malam. Tuan rumah berhasil mengunci kemenangan dengan skor tipis 1-0 berkat gol Willian Pacheco memanfaatkan umpan lambung Irfan Jaya.

Masyarakat bisa menikmati jalannya kompetisi dalam siaran langsung yang dipancarluaskan oleh Emtek melalui stasiun televisi Indosiar dan O Channel. Bisa juga diakses menggunakan aplikasi Vidio. Sebanyak 306 siaran pertandingan bisa disaksikan secara gratis alias free-to-air.

Kerja sama antara PT LIB dengan Emtek selaku official broadcaster dalam hal menyiarkan pertandingan Liga 1 sudah berlangsung sejak musim 2018. Durasi kontrak hingga musim 2024/2025.

Ramai netizen di linimasa Twitter mencuitkan testimoni menonton siaran langsung. Konsensusnya masih sama dengan musim sebelumnya. Jauh dari kata memuaskan. Indikator utama dalam menilai kualitas sebuah siaran adalah tampilan visual.

Segudang kritikan yang disampaikan, antara lain buruknya kualitas gambar, sudut pengambilan kamera terbatas, kemunculan iklan yang terlalu sering, antarmuka pengguna di layar televisi mengganggu, penayangan adegan ulang dan menyoroti pemain atau penonton sering tidak tepat, dan masih banyak kritik lainnya. Komentator yang mengawal jalannya pertandingan juga tak luput mendapat cibiran, bahkan caci maki. Alhasil tagar #BoikotIndosiar sempat ramai memenuhi linimasa.

Jauh sebelumnya, Presiden Madura United Achsanul Qosasi sudah menyampaikan keluhan terhadap rendahnya mutu siaran langsung pertandingan. Ia mencontohkan pertandingan antara timnya melawan Persiraja Banda Aceh yang berlangsung di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Pamekasan (9/3/2020).

Kala itu pertandingan disorot hanya menggunakan dua kamera yang berada di sisi kanan dan kiri tribun. Sungguh ironis mengingat yang disiarkan berasal dari kompetisi kasta tertinggi di Indonesia.

Menanggapi keluhan warganet terkait bobot siaran langsung pertandingan, Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita menyebut daya lampu di stadion tempat terlaksananya pertandingan juga memengaruhi hasil tayangan di televisi. Pun demikian, Lukita yang juga menjabat Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Barat mengaku akan melakukan evaluasi dengan pemegang hak siar.

Entah kebetulan atau tidak, ANTV tiba-tiba hadir menyiarkan secara langsung dua pertandingan uji coba antara Persija menghadapi Rans Nusantara (16/7) dan Persebaya kontra PSIM Yogyakarta (17/7). Kualitas siaran pertandingannya banyak mendapat pujian. Dinilai setingkat lebih baik dibandingkan stasiun televisi yang memiliki hak menyiarkan Liga 1.

Reva Deddy Utama, Chief News and Sport ANTV, mengungkap bahwa pihaknya menggunakan 9 kamera untuk menyiarkan jalannya laga. Kamera utama (master) diletakkan di tribun VIP untuk menyoroti rentang luas lapangan secara keseluruhan.

Dua kamera menggunakan jimmy jib dan gimbal (stabilizer). Fungsi jimmy jib untuk menyorot dari ketinggian dan memberikan sudut pengambilan gambar lebih bervariasi. Sedangkan kamera yang menggunakan gimbal mereduksi guncangan saat merekam gambar. Dua kamera jenis ini terbilang jarang digunakan di Liga 1 Indonesia.

Sebenarnya siapa pun stasiun televisi pemegang hak siar kompetisi kasta tertinggi liga Indonesia, eksekutornya tetap saja bukan stasiun televisi bersangkutan. Pasalnya PT LIB sudah menunjuk United Creative—sebelumnya PT Gelora Trisula Semesta—sebagai pihak yang memproduksi siaran langsung di lapangan. Stasiun televisi hanya bisa menerima hasil produksi tadi lalu memancarluaskannya.

Harus diakui, kita masih tertinggal jauh dalam hal menyuguhkan tontonan siaran langsung pertandingan sepak bola nan berkualitas. Bahkan dengan negara tetangga Malaysia yang siaran langsung pertandingan liga sepak bolanya juga bisa dinikmati gratis.

Nun jauh di Eropa, liga-liga top di sana sudah menghadirkan standar baru melalui beragam inovasi teknologi. Perkara bagaimana memproduksi siaran langsung pertandingan sudah lama menjadi topik usang. Istilahnya sekarang “no debat” lagi. Mereka bukan hanya menyuguhkan kualitas standar, tapi jauh di atas standar.

Untuk menyiarkan langsung pertandingan, semisal di Liga Inggris, ada sekitar 30 kamera beresolusi tinggi dikerahkan. Otomatis pilihan sudutnya juga banyak, mulai dari penggunaan drone, sky cam, spider cam, hingga tactical cam. Kamera-kamera dengan posisi konvensional berada di seluruh titik stadion untuk merekam aksi dari semua sudut demi menambah pengalaman penonton.

Di Liga Spanyol alias LaLiga, MediaPro memanjakan mata penonton dengan penggunaan efek bokeh. Pun komposisi gambarnya sangat sinematik.

“Di LaLiga, kami terus berinovasi dan memberikan teknologi mutakhir untuk pengalaman audiovisual terbaik bagi para penggemar,” kata Melcior Soler, Direktur Departemen Audiovisual LaLiga.

Terbaru dilakukan Deutschen Telekom yang memasang bodycam ke seragam Timo Hübers dan Tim Lemperle, dua pemain FC Köln, saat menghadapi AC Milan asal Italia di RheinEnergieStadion, Köln, Jerman (16/7).

Kamera mini buatan MindFly yang ada di jersey pemain memungkinkan penonton merasakan sensasi menonton yang berbeda dari sebelumnya. Seolah berada langsung di tengah lapangan dan melihat berbagai kejadian dari sudut pandang tunggal.

“Menggunakan MindFly dalam sepak bola membawa kegembiraan di lapangan kepada para penggemar. Rompi artificial intelligence kami yang ringan dirancang untuk menjaga performa pemain dan terasa sama seperti mengenakan rompi GPS. Atlet akan lupa bahwa mereka memakainya setelah beberapa menit,” ujar Eran Tal, salah satu pendiri dan CEO MindFly. Bobot rompi yang dilengkapi kamera mungil ini sekitar 200 gram.

Ada rupa, tentu ada harga. Oleh karena itu, menyaksikan siaran langsung pertandingan di liga domestik maupun kompetisi Eropa, contohnya Liga Champions, juga tidak gratis. Semua ada bayarannya.

Artikel Terkait

Terkini