Artikel bertajuk “Oldest Cave Art in Sulawesi” yang dimuat di Jurnal Science Advance Vol 7 No.3 13 Januari 2021 mengungkapkan Indonesia menyimpan beberapa seni gua yang masih ada. Dalam artikel yang ditulis oleh sejumlah peneliti seperti Adam Brumm, Adhi Agus Oktaviana dan kawan-kawannya menyatakan lukisan babi di Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan berasal 43.900 tahun lalu.
Penemuan oleh ahli evolusi manusia dari Universitas Griffith Maxime Aubert membantah bahwa lukisan gua tertua di dunia hanya ada di Eropa.
“Banyak orang meyakini kehidupan manusia modern dimulai di benua tersebut,” ucap Dr Maxime Aubert dari Universitas Griffith.
Terdapat juga lukisan gua di Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur yang berusia 40 ribu tahun lalu.
Bagi Sejarawan sekaligus novelis Dyah Indra Mertawirana lukisan gua itu merupakan bukti bahwa Indonesia mempunyai akar animasi yang lebih tua dari Eropa.
“Dengan menengok lukisan cadas di dinding gua seperti di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan kita paham bahwa nenek moyang bangsa di nusantara memiliki bukti kecerdasan seni,” kata perempuan yang karib disapa Dyah Merta kepada Koridor, Minggu, 2 April 2023.
Bukankah animasi wayang kulit yang didigitalkan?-Foto: Shutterstock.
Tutur alumni Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta ini pada periode selanjutnya pun demikian, bila kita melihat relief-relief candi, wayang, iler-iler, dan sebagainya. Dia merujuk pernyataan animotor Dwi Koendoro bahwa 1999 bahwa animasi Indonesia hanya mengalami satu kali perubahan.
“Perubahan itu dari teknik wayang kulit-animasi, ke teknik sinematografi. Ini menegaskan bahwa kultur kita sebenarnya begitu dekat dengan animasi,” ungkap penulis novel Peri Kecil di Sungai Nipah (2007).
Sementara animasi di Eropa dimulai dengan thaumatrope awal abad ke 19. Phenatiscope rangkaian gambar berputar buat efek bergerak 1831, Zeotrope awal abad ke 19. Kemudian diikuti Praxinoscope penemuan Charles Emile Reynaud 1870-an, lebih maju karena ada cermin yang membuat gambar bergerak lebih hidup. Baru kemudian pada abad ke 20 animasi Barat melesat setelah Disney berdiri.
“Bila dipikir sebetulnya animasi itu adalah wayang kulit yang didigitalkan?” ucapnya.
Lanjut Dyah Merta, animasi Indonesia berupaya menautkan dengan unsur-unsur budaya lokal meski gaya visualisasinya masih terpengaruh animasi dari luar Indonesia. Hanya kreatif Indonesia terhitung mengembangkan animasi baru di akhir abad ke-20.
Animasi Indonesia moden baru dimulai dari Puppet Animation dari Si Unyil 1979-1986 tayang di TVRI sejak 5 April 1981. Produksinya sampai 603 seri tetapi yang tersimpan di ANRI hanya 178.
Berikutnya adalah era 1990-an ada petulangan Si Kancil, Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas. Ada jeda 20 tahun dari animasi pertama jadi ada masa kosong seperti orang mati suri. Kalau di Amerika Serikat kurun waktu sepanjang seperti itu dipelajari teknologi baru.
Adegan dalam Nussa-Foto: Youtube.
Baru pada 2011 muncul animasi Indonesia di antaranya Janus Prajurit Terakhir, Si Juki, hingga Nussa (2021) yang memberikan harapan baru.
“Tapi secara skill, animator-animator kita tidak ketinggalan. Bila animasi Indonesia tidak mengalami “mati suri” lagi, saya yakin ke depan produk animasi kita akan dicintai oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia,” pungkasnya (Irvan Sjafari).