Baju alias jersey bola kini tak sekadar berfungsi untuk membedakan dua klub atau tim yang bertanding di lapangan hijau. Para suporter juga mengenakan kostum bola tak sebatas ketika menonton di stadion sebagai penanda identitas kesebelasan mana yang sedang mereka dukung, tapi juga bisa melekat dalam berbagai suasana santai.
Terlebih sekarang ada banyak jersey klub bola, terutama dari Eropa, yang hadir dengan desain keren. Pun bahannya nyaman dipakai. Maklum saja apparel yang memproduksinya punya reputasi mentereng dalam industri olahraga dan fesyen, sebut misal Adidas, Puma, Nike, New Balance, Macron, Joma, Kappa, Umbro, Hummel, hingga Castore.
Ada barang tentu ada harga. Demikian pula berlaku bagi mereka yang ingin menebus selembar kain baju bola tadi. Adidas membanderol kostum kandang Manchester United musim 2022/23 seharga AS$130 atau sekitar Rp1,9 juta. Harga yang sama juga harus dikeluarkan untuk menebus seragam merah kebangsaan Liverpool produksi Nike.
Sementara kostum utama sang juara bertahan Liga Inggris, Manchester City, dihargai Puma sebesar AS$140 (Rp2 juta). Semua harga jersey tadi untuk versi autentik laiknya yang dipakai para pemain. Untuk kelas di bawahnya tentu lebih murah.
Bagi pencinta kostum tim nasional (timnas) Indonesia, Mills yang baru saja meluncurkan desain terbaru menyediakan dua varian dengan mahar berbeda; Rp939.000 (untuk versi player issue) dan Rp439.000 (replica). Warna desain kostum kandang masih tetap dominan merah.
Versi tandang dominan warna putih dengan tambahan aksen garis zig-zag di bagian tengah kerah dan lengan. Bagian atas garis zig-zag itu berwarna hijau, sedangkan bagian bawahnya berkelir biru. Selaras dengan tema “powerful elements of mountains and sea” yang dikandungnya. Tampilan dan modelnya menarik sehingga pas betul dipakai untuk ngeceng.
Memasyarakatkan jersey sebagai pakaian sehari-hari diakui Dewa, 37 tahun, jadi salah satu misi Kolektor Jersey Timnas Indonesia (KJTI) dan Jersey Forum. Demi melihat tumbuh dan populernya area perngecengan baru di sekitar Stasiun KRL Sudirman dan MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Dewa bersama rekan-rekannya juga hadir di sana, Sabtu (16/7/2022) petang.
Kehadiran mereka yang masing-masing mengenakan jersey bola beragam corak menambah warna lokasi yang kadung viral ini. Banyak remaja yang hilir mudik dengan aneka gaya dan dandanan memenuhi lokasi. Mereka menyemut hingga ke Terowongan Kendal yang berlokasi tepat di bawah jembatan layang Jalan Sudirman.
Pengoleksi seragam timnas sepak bola Indonesia terang datang memakai jersey timnas kebanggaan dari berbagai era. Seolah menyaksikan museum kostum timnas berjalan.
Beberapa orang lainnya tampak santai mengenakan kostum klub asal Eropa, mulai dari Liverpool, Manchester United, Manchester City, Bayern Munchen, Ajax Amsterdam, Real Madrid, hingga Torino.
Septo Riza, misalnya, datang mengenakan jersey kandang Bayern Munchen musim 2001/02 dengan punggung bertuliskan Effenberg. Pemilik Jakarta Football Shop itu mengaku pertama kali membeli jersey orisinal pada 1996.
Beriring jalannya waktu, jumlah koleksi baju bola makin memenuhi lemarinya. “Akhirnya sejak 2003 saya jualin tuh satu per satu. Waktu itu masih lewat situsweb Ebay. Buka toko nanti pas 2011,” ujarnya kepada Koridor.
Riza menempati toko di lantai dua STC Senayan, Jakarta Selatan. Ia juga melayani pembelian secara online yang bisa dilakukan melalui situsweb toko, media sosial, hingga berbagai aplikasi lokapasar alias marketplace. Saat ini tak kurang 1000-an baju bola dijual melalui tokonya, mulai dari klub dalam negeri hingga mancanegara. Jenis baju bola yang ditawarkan berupa versi match worn, player issue, dan replica.
Dewa menjabarkan, match worn bisa dibilang jenis baju bola paling tinggi kastanya. Musabab pernah dipakai langsung oleh pemain. Jangan heran jika harganya bisa sangat melambung di pasaran. Ia pernah merogoh kocek hingga Rp13,5 juta untuk menebus baju bola versi match worn Zinedine Zidane musim 1997/98 bersama Juventus.
Riza menghabiskan lebih banyak lagi uang untuk menebus sehelai jersey. “Termahal yang pernah saya beli Rp18 juta. Itu jersey-nya Newton Heath yang jadi cikal bakal klub Manchester United. Jersey itu kemudian saya jual lagi seharga Rp41 juta. Orang Hong Kong yang beli,” ungkapnya.
Mendapatkan jersey yang pernah dipakai langsung pemain kala merumput bisa dari beberapa sumber. Lungsuran bisa dari sang pemain langsung, baju itu juga biasanya beredar di kalangan sesama kolektor. “Bisa juga dari keluarga pemain. Atau terkadang juga dapat dari kitman,” demikian Budi Frastio berujar.
Budi mencontohkan jersey timnas Indonesia dengan number dan nameset Ponaryo yang dipakainya kali ini. Datangnya dari pemegang kunci gudang Borneo FC, Samarinda, klub terakhir yang diperkuat Ponaryo sebelum gantung sepatu.
“Suatu ketika saat memeriksa gudang, dia menemukan satu karung yang isinya ternyata jersey Ponaryo semua, mulai dari klub dan timnas. Dijual-jualin sama dia. Saya beli satu,” ucap Budi yang turut mendirikan KJTI pada 2017.
Mengoleksi baju bola telah dilakukan Budi sejak 2007. Bermula dengan membeli jersey klub-klub asal Yogyakarta. Tentu ini merupakan cara mendukung klub lokal kebanggaan karena hasil penjualan kostum bola langsung masuk kas klub. Demi menjaga kelancaran asap mengebul di dapur, kini dirinya hanya fokus mengoleksi jersey timnas Indonesia.
Budi mengaku terbanyak merogoh kocek Rp12,5 juta demi membawa pulang jersey timnas 1996 yang pernah dipakai Bima Sakti. Sebaliknya ia berhasil melego jersey timnas Sea Games 1999 versi tandang sebesar Rp20 juta. “Itu match worn-nya Bambang Pamungkas. Kenapa saya jual, selain karena saya punya dobelannya, saya juga percaya pembelinya akan merawat jersey tersebut,” jelas Budi.
Perkara rekor menjual jersey koleksi pribadi dengan harga paling tinggi sebenarnya bisa dilakukan Riza. Kala itu mampir tawaran Rp90 juta dari seorang pembeli yang naksir jersey Persebaya miliknya. “Itu kostum Persebaya atas nama Uston Nawawi zaman mereka main di Liga Kansas. Musim 1997. Tapi tidak saya lepas.”
Demikian berharganya baju bola dengan predikat match worn. Oleh karena itu, perawatannya juga harus ekstra. Budi, misalnya, menyiapkan satu almari khusus berisi jersey koleksiannya yang digantung alih-alih dilipat. Jangan lupa memerhatikan instruksi penyucian baju demi mencegah kerusakan.
Setelah match worn, level berikutnya adalah player issue. Spesifikasi bahan dan detail sama dengan yang dipakai oleh pemain di lapangan. Sedangkan untuk versi replica meski punya spesifikasi berbeda dengan yang dipakai oleh pemain saat bertanding, tapi desain dan bentuknya hampir sama dengan player issue. Dari segi harga tentu lebih murah.
“Nah, kebanyakan yang beredar dan dijual di toko resmi itu versi replica. Ada juga peralihan antara player issue dan replica, sebutannya player to replica. Bahannya hampir mendekati dengan versi player issue,” tambah Dewa.
Faktor terpenting yang saat membeli jersey, terutama jika transaksi berlangsung secara daring, perhatikan kredibilitas akun penjualnya. Jangan lupa meminta info sedetail-detailnya. Penjual yang punya reputasi bagus pasti akan jujur memberikan info—biasanya disertai foto—perihal kondisi baju bola yang dijualnya.
Seragam bola yang baru biasanya dijual dalam tiga kemasan, yaitu Brand New With Tag (BNWT), Brand New Without Tag (BNWOT), dan Brand New In Box (BNIB). Sedangkan untuk jersey lawas alias bekas biasanya digambarkan dengan kondisi mint, excellent, very good, good, fair, crack, pulls, bobbles, hingga wash out.
Info yang diberikan penjual bisa jadi dasar meminta opini kedua dari orang yang lebih berpengalaman soal jersey. “Semisal masih ragu, ajak transaksi melalui marketplace,” pungkas Dewa.