Film KKN di Desa Penari mencatat rekor baru dunia film Indonesia. Berapa potensi penonton film di bioskop Tanah Air?

Koridor.co.id

Ilustrasi salah satu studio milik jaringan bioskop Cinema 21. (Foto: Cinema 21)

Perbincangan seputar film produksi MD Pictures dan Pichouse Films itu masih terus berlanjut. Tentu bukan tanpa alasan. Jumlah penontonnya sudah mencatat rekor baru untuk film produksi dalam negeri.

Menurut Filmindonesia (25/5/2022) total tiket KKN di Desa Penari yang terjual sudah lebih dari 7,7 juta lembar. Rekor sebelumnya yang dikempit Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016) dengan penjualan tiket 6,8 juta lembar pun terpecahkan.

Tak mudah menandingi pencapaian itu, mengingat film horor tersebut baru resmi tayang perdana pada 30 April 2022. Masih banyak waktu untuk menambah jumlah penonton. Apalagi masih ramai diperbincangkan, terutama di media sosial.

Rekor tertinggi untuk sebuah film yang tayang di bioskop Indonesia masih dipegang oleh Avengers: Endgame (2019) dengan 11,2 juta penonton. Bahkan perilaku bioskop harus berubah untuk menampung hasrat para penonton film impor tersebut. Pintu studio buka lebih pagi dengan jadwal tayang hingga larut malam. Bahkan ada yang menggelar pemutaran selama 24 jam! Artinya, jadwal tayang jadi berlipat-lipat.

Jika melihat gairah penonton film-film pemecah rekor penonton itu, sebenarnya berapa besar potensi pengunjung bioskop di Indonesia?

Mengintip data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 273 juta jiwa. Dengan asumsi yang berhasrat menonton di bioskop 10 persen saja, jumlahnya sudah 27,3 juta.

Namun Sigit Prabowo, pengamat film box office yang selama ini berkicau melalui akun @BicaraBoxOffice di linimasa Twitter, mengingatkan, jangan pernah coba menghitung potensi jumlah penonton dengan mengasaskan pada total penduduk.

Dia coba berhitung. Saat ini, katanya, total kursi penonton di bioskop sekitar 330 ribu kursi. “Ambil saja landasan dari situ. Kalikan okupansi tiap-tiap film dengan jadwal penayangannya pada setiap layar bioskop. Begitu lebih adil saya rasa,” ujar Sigit saat dihubungi Koridor melalui sambungan telepon (23/5/2022).

 Sekadar contoh, dengan 330 ribu kursi itu, ada lima kali pemutaran per hari. “Berarti dalam setahun secara teoretis bisa menjual sekitar 602 juta tiket,” tutur Sigit

Tentu itu asumsi yang muluk. Pasalnya, rerata tingkat keterisian kursi di bioskop sekitar 30 persen. Jadi paling banter setahun bisa jual 180 jutaan tiket.

Hingga tutup tahun 2019, Indonesia memiliki sekitar 508 bioskop dengan total 2.110 layar. Mengingat ada pandemi Covid-19, jumlahnya mungkin tetap sama

Jadi, jangan pernah silau ingin seperti Hong Kong misalnya, yang bisa dengan bangga mengklaim total penonton sebuah film bisa lebih banyak dari total penduduknya. “Jelas tidak adil. Hong Kong itu kota semua. Kalau mau, bandingkan Hong Kong dengan Jakarta saja, jangan Indonesia,” pungkas Sigit.

Artikel Terkait

Terkini