Bagaimana Warna Memengaruhi Selera Makan Kita

Koridor.co.id

Merah, Kuning, dan Selera Makan - Memahami bagaimana warna memengaruhi selera makan menggarisbawahi alasan penggunaan dan kombinasi warna tertentu di industri kuliner.
Merah, Kuning, dan Selera Makan – Memahami bagaimana warna memengaruhi selera makan menggarisbawahi alasan penggunaan dan kombinasi warna tertentu di industri kuliner.

Jakarta, Koridor.co.id – Warna lebih dari sekadar sensasi visual; warna juga dapat membangkitkan selera makan kita atau malah menghilangkannya. Dunia psikologi mengungkapkan bahwa warna secara signifikan mampu memengaruhi isyarat rasa lapar kita.

Untuk industri kuliner seperti restoran, waralaba cepat saji, dan pembuat iklan, pengetahuan ini seperti bahan rahasia dalam sebuah resep.

Warna-warna Penggugah Selera

Merah

Dalam hal membangkitkan selera makan, tidak ada warna yang memiliki kekuatan sebesar warna merah. Jaringan restoran terkenal seperti McDonald’s, Pizza Hut, Chipotle, dan Wendy’s; menghiasi logo mereka dengan warna ini.

Warna yang berani ini memicu impuls dan rasa lapar dalam pikiran kita. Secara biologis, warna merah meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, mendorong kita untuk melahap burger, kentang goreng, dan sajian lezat lainnya.

Namun, pengaruh warna merah tidak hanya berhenti pada menu. Bahkan untuk tempat makan, penggunaan dekorasi merah yang strategis dapat membuat pengunjung menjadi lebih bersemangat, sehingga mereka dapat menghabiskan makanan dengan lebih cepat.

Hijau

Di era meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan saat ini, hijau muncul sebagai warna yang menarik untuk merek makanan. Warna hijau pada logo mengasosiasikan makanan dengan bahan-bahan alami dan sehat.

Selain itu, hijau menandakan kelimpahan dan kesejahteraan. Ini adalah jalan pintas untuk menciptakan hubungan langsung antara produk dan gagasan tentang kebaikan organik. Nama-nama besar seperti Whole Foods, Tropicana, dan Starbucks telah memanfaatkan kekuatan persuasif warna hijau dengan kesuksesan yang luar biasa.

Hijau, pada dasarnya, memanfaatkan naluri kuno manusia. Sepanjang sejarah, nenek moyang kita mencari makanan berwarna hijau karena kemungkinan besar makanan tersebut bergizi dan aman untuk dikonsumsi. Warna hijau berfungsi sebagai jaminan rasa dan kesehatan.

Kuning

Warna kuning merangsang selera makan kita dengan memunculkan rasa gembira. Sering disebut sebagai warna sinar matahari, kuning dapat membuat kita mengidamkan makanan hanya karena kebahagiaan.

Selain itu, kita mungkin memiliki kenangan indah dan ceria yang terkait dengan makan di hadapan warna kuning, yang mendorong kita untuk kembali ke restoran tertentu. Merek-merek seperti Sonic, Del Taco, dan Subway telah memanfaatkan kehangatan warna kuning pada logo mereka, sehingga menimbulkan rasa nyaman dan kepuasan.

Teori “Kecap dan Mustar”

Anda mungkin pernah mendengar teori “Saus Tomat dan Mustar”. Teori ini berkisar pada kombinasi cerdik antara warna merah dan kuning pada logo restoran atau merek makanan.

Menurut teori ini, warna merah menggoda selera makan kita, sementara warna kuning bertindak sebagai katalisator yang mendorong kita untuk bertindak. Merek-merek seperti McDonald’s, Burger King, dan Wendy’s mengadopsi teori ini secara efektif.

Warna yang Menekan Selera Makan

Beberapa warna termasuk dalam kategori penekan nafsu makan. Biasanya, itu adalah warna gelap, suram, atau warna yang tidak alami. Para pengiklan makanan yang jeli cenderung menghindari warna-warna yang tidak menggugah selera ini.

Biru

Biru merupakan warna teratas yang harus dihindari dalam logo makanan. Ini adalah satu-satunya warna dalam spektrum yang menurut penelitian ilmiah telah terbukti dapat menekan nafsu makan.

Menariknya, banyak program penurunan berat badan dan perusahaan diet yang menggunakan warna biru dalam branding mereka, termasuk perusahaan raksasa seperti Weight Watchers dan Jenny Craig.

Namun, warna biru mungkin bisa menjadi pilihan untuk pencitraan merek makanan laut. Warna sejuk ini langsung membangkitkan gambaran tentang air laut, yang pada gilirannya memunculkan citra hasil tangkapan yang melimpah. Hubungan ini menjelaskan alasan Long John Silver’s, jaringan restoran hidangan laut, menggunakan logo berwarna biru.

Merah Muda

Warna merah muda tidak menggoda selera kita, dan untuk alasan yang bagus. Kita sering mengaitkan warna ini dengan bahan tambahan buatan atau daging mentah.

Warna merah muda terkesan artifisial bagi banyak orang dewasa saat memutuskan untuk membeli sesuatu. Merah muda jarang muncul dalam logo makanan, karena secara tidak sengaja menimbulkan kekhawatiran tentang keasliannya.

Abu-abu

Abu-abu bukanlah warna yang gampang membuat kita tergiur. Warna ini biasanya tidak banyak ditemukan di alam. Selain itu, kebanyakan orang mengasosiasikan warna abu-abu yang kusam dengan makanan yang sudah tua dan basi, menjadikannya pilihan yang tidak menggugah selera untuk pencitraan merek makanan.

Cokelat

Coklat adalah warna yang unik. Perusahaan makanan yang menggunakan warna cokelat pada logo mereka berisiko menimbulkan pemikiran tentang makanan yang gosong atau terlalu matang.

Namun sebaliknya, merek yang menawarkan cokelat atau makanan yang dipanggang dapat memanfaatkan warna ini untuk keuntungan mereka. Warna ini dengan cepat merangsang pikiran untuk terhubung dengan makanan penutup yang lezat.

Kesimpulan

Memahami bagaimana warna memengaruhi selera makan menggarisbawahi alasan penggunaan dan kombinasi warna tertentu oleh banyak merek dan perusahaan. Kebenaran yang tidak dapat disangkal adalah bahwa persepsi visual kita turut berperan penting dalam membentuk pengalaman kuliner kita. (Kontributor)

*** Saduran dari Color-Meanings.

Artikel Terkait

Terkini