Bagaimana sensasi terdampar di dunia jutaan tahun silam, film 65 jawabannya

Koridor.co.id

Ilustrasi 65 (Foto: Sony Pictures)

Film bertajuk 65 yang baru dirilis di bioskop Indonesia menunjukkan bahwa dalam genre fiksi ilmiah Hollywood tidak pernah kehabisan kreativitas sekalipun tidak ada hal yang benar-benar inovasi baru.

Sutradara Scott Bck dan Bryan Woods ibarat bartender mencampur bahan-bahan cocktail yang sudah ada hingga menjadi minuman yang seolah baru, tetapi bahannya sama.

Kalau dalam After Earth  bapak dan anak  terdampar di planet nenek moyangnya yang sudah berevolusi ditinggal umat manusia, maka 65 bercerita tentang penyintas sebuah pesawat ekspedisi angkasa kembali ke Bumi, namun masih  dalam kehidupan zaman Cretaceous pada 65 juta tahun lalu.

Bedanya dalam 65 diceritakan dahulu kala sebelum sejarah umat manusia di Bumi,  sudah ada peradaban manusia di planet Somaris yang jauh berteknologi maju.

Pilot Mills (Adam Drivers) meyakinkan istrinya Alya bahwa dia harus melakukan ekspedisi luar angkasa selama dua tahun untuk mendapatkan uang yang dibutuhkan untuk mengobati penyakit putri mereka Nevine (Chloe Coleman).

Namun, dalam perjalanan kembali ke Somaris, pesawat luar angkasanya, Zoic, dihantam oleh massa asteroid dan tanah jatuh di planet yang belum dipetakan. Sejumlah penumpang terbunuh, kecuali seorang gadis muda bernama Koa. Mills memutuskan untuk merawat Koa. Namun, keduanya kesulitan berkomunikasi karena perbedaan bahasa dan penerjemah yang rusak.

Planet yang tidak diketahui tersebut kemudian diturunkan menjadi Bumi 65 juta tahun yang lalu selama periode Cretaceous. Keduanya harus bertahan hidup terhadap tyrannosuarus, raptor hingga serangga beracun zaman prasejarah.

Mereka harus mencapai tempat di mana ada separuh zoic berisi pesawat ulang alik yang bisa membawa mereka keluar dari planet itu terdampar sekaligus minta diselamatkan. Jadilah 65 film petualangan survival yang menegangkan, misalnya bagaimana gigihnya dinosaurus predator ingin melahap keduanya sekali pun ditembaki senjata canggih dan terluka.  

Di sisi lain ada sebuah asteroid raksasa yang sedang menuju Bumi. Sejumlah referensi memang menyebutkan asteroid raksasa inilah yang membuat dinosaurus yang menjadi raja di Bumi masa itu punah.

Sepintas sekali pun tetap membuat jantung berdebar nonton film ini ibarat main game di mana penonton dengan senjata di tangan melawan setiap hadangan. Tidak terlalu istimewa dari segi cerita.

Dari segi karakter Mills dan Koa berupaya berkomunikasi terbangun cukup baik. Bagi Mills keberadaan Koa mengingatkan anaknya yang di tengah cerita meninggal dunia melalui pesan antarbintang.

Mills tidak jadi hero di sini, awalnya dia kerap menyelamatkan Koa, tetapi di pertengahan film hingga akhri film justru Koa kerap jadi penyelamat Mills.

Artikel Terkait

Terkini