Ajang pertandingan yang memadukan olahraga dan hiburan. Pemain senang, penonton terhibur, penyelenggara meraih cuan

Koridor.co.id

Partai ganda putri berisi para pesohor ini jadi salah satu yang menarik banyak perhatian di ajang Tepok Bulu 2022.

Suara gemuruh tak henti terdengar di arena olahraga dalam ruangan Mal Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (3/7/2022) malam. Sumbernya dari sorak-sorai sekitar 2000 penonton yang memadati gelanggang berukuran 26.000 meter per segi itu.

Pusat olahraga berkapasitas 5000 penonton yang biasanya berfungsi sebagai lapangan bola basket diubah menjadi lapangan bulu tangkis. Tujuannya untuk hajatan yang diselenggarakan oleh Vindes Sport. Nama pertandingannya “Tepok Bulu ‘22”.

Dalam konferensi pers yang diselenggarakan beberapa hari sebelum pertandingan, Vincent Ryan Rompies (42) mengatakan bahwa Vindes Sport merupakan salah satu produk kekayaan intelektual yang dimiliki PT Vakansi Dedikasi Semesta alias Vindes Corp. Fokusnya menggarap berbagai acara pertandingan olahraga.

Kebetulan pada penyelenggaraan ketiga, dua sebelumnya adalah tenis meja, giliran pertandingan tepok bulu alias badminton yang dihadirkan. Skalanya kali ini lebih besar sebab penonton bukan hanya menyaksikan via siaran langsung di YouTube, tapi bisa datang langsung di arena. Berlaku pula harga tiket masuk, masing-masing dibanderol Rp200.000 (kategori nonton agak dekat) dan Rp100 ribu (kategori nonton agak jauh). Tak perlu waktu lama, dalam tempo beberapa jam semua tiket sudah ludes.

Nama Vindes yang kini menjelma sebagai jenama populer di industri hiburan Tanah Air tentu jadi faktor utama larisnya tiket pertandingan “Tepok Bulu ‘22”. Strategi promosi yang dihadirkan juga bikin khalayak makin penasaran. Beragam konten nan kreatif mereka unggah saban hari di kanal-kanal media sosial, mulai dari Instagram, Twitter, Facebook, hingga Tiktok.

Vincent bahkan menjadi bintang tamu dalam program televisi “Lapor Pak!” yang punya rating tinggi. Mereka juga memasang iklan luar ruang (billboard) ajang ini. Tak lupa mereka melibatkan masyarakat dalam ajang Arena Warga. Konsepnya lomba menghiasi lapangan bulu tangkis di kompleks tempat tinggal masing-masing. Pendeknya mereka nyaris memasuki semua platform demi mendongkrak atensi khalayak terhadap “Tepok Bulu ‘22”.

Magnet berikutnya tentu saja pilihan dalam menghadirkan orang-orang yang terlibat. Sambil menanti pertandingan mereka menghibur penonton dengan penampilan penyanyi Ardhito Pramono. Kemudian menyusul aksi para komika dengan berbagai materi lawakannya.

Tiba saatnya laga pertama, hadir memasuki lapangan Hesti Purwadinata yang berpasangan dengan Erika Carlina. Pasangan yang menjadi lawannya adalah Raisa Andriana dan Anya Geraldine. Empat sosok perempuan ini sungguh bukan nama asing di industri hiburan kita. Ada yang mengenal mereka sebagai presenter, komedian, pemain film, model, penyanyi, dan influencer di media sosial.

Dari pinggir lapangan, ada nama-nama mantan atlet bulu tangkis nasional, seperti Ricky Subagja dan Trikus Harjanto sebagai wasit. Lalu Taufik Hidayat duduk menemani Desta dan coach Justin Lhaksana sebagai komentator.

Partai utama menghadirkan Vincent berhadapan dengan komentator sepak bola Valentino “Jebreet” Simanjuntak.

Hasilnya mudah ditebak. Jumlah penonton alias viewers di YouTube berjibun. Warganet juga memujikan kinerja satuan kerja Vindes terus meningkat dalam menyuguhkan acara olahraga. Beberapa bahkan menyebutnya melebihi tayangan pertandingan bulu tangkis profesional. Siapa yang jadi pemenang, merujuk pernyataan Vincent sebelum laga, jadi tak terlalu penting asalkan semua penonton bisa pulang dapat hiburan.

Hiburan jadi kata kunci ajang sportainment. Penyelenggaranya bukan hanya Vindes Sport. Jangan lupakan juga Deddy Corbuzier dengan tarung tinjunya yang melibatkan pertarungan antara para selebritas, mulai dari Vicky Prasetyo versus Aldi Thaher, hingga Vicky berhadapan dengan Azka Corbuzier yang tak lain dan tak bukan merupakan putra Deddy.

Holywings sebelum tersangkut kasus yang berujung penutupan juga sempat menggelar ajang sportainment. Mengusung panji Holywings Sport Show (HSS) mereka menggelar pertandingan tinju yang mempertemukan Nikita Mirzani menghadapi Dinar Candy. Ada partai-partai lain yang juga melibatkan para pesohor, seperti Mario Lawalata vs Roy Ricardo, Barbie Kumalasari vs Irma Dharmawangsa, Nicholas Sean vs Sabian Tama, dan Winson Reynaldi vs El Rumi. Tajuknya “Boxing Celebrity Fight”.

Meskipun tajuknya demikian, sebenarnya ajang yang total jenderal berisi 13 pertandingan ini lebih banyak menghadirkan partai-partai sengit antarpara petinju profesional. Pertandingan adu jotos ini berlangsung di Holywings Club V Gatsu, Jakarta Selatan (12/6).

Di luar negeri, menghadirkan gabungan hiburan dan olahraga dalam satu ajang bukan hal baru. Industri ini sudah menjadi bisnis yang sangat menggiurkan.

Kita mungkin masih ingat nama Harlem Globetrotters, tim basket asal Amerika Serikat yang menggabungkan skill individu pemain dengan komedi. Sejak dibentuk Abe Saperstein pada tahun 1927, mereka sudah berkeliling dunia. Indonesia termasuk negara yang pernah mereka singgahi.

Ada lagi perusahaan World Wrestling Entertainment dengan program “WWE SmackDown”, sebuah acara gulat yang dilakukan oleh para profesional. Dahulu sempat rutin jadi tayangan di stasiun televisi di Indonesia. Nama-nama seperti Dwayne Johnson alias The Rock, Dave Bautista, dan John Cena yang sekarang jadi aktor papan atas merintis karier dari acara ini. Sebelumnya juga sempat berkibar acara World Championship Wrestling (WCW).

Pertarungan The Rock (kanan) versus John Cena di atas ring WWE Smackdown (Foto: WWE)

Frasa sportainment alias hiburan olahraga juga diperkenalkan oleh Vince McMahon, petinggi WWE (dulu bernama WWF) pada awal dekade 80-an. Kala itu Vince berlandaskan fakta bahwa WWE bikinannya berbeda dengan cabang gulat yang dipertandingkan dalam berbagai ajang olahraga. Oleh karena itu, WWE tidak tunduk pada peraturan-peraturan yang berlaku dalam cabor gulat.

Unsur hiburan lebih kental berlaku dalam WWE. Mengapa? Agar olahraga satu ini bisa tampil menonjol menarik atensi publik di negeri Paman Sam yang lebih familiar dengan bola basket, sepak bola ala Amerika, bisbol, dan hoki es.

Pun demikian, para pelakonnya tetap profesional. Sebab ada aksi-aksi berbahaya yang dilakukan sepanjang pertandingan. Jadilah para pegulat, komentator, dan running text di layar sering memunculkan kalimat “don’t try this at home”. Penonton awam diharapkan tidak mempraktikkan apa yang mereka tonton tanpa bimbingan orang profesional. Dampak cederanya bisa fatal.

WWE sejak semula diniatkan sebagai program televisi. Laiknya program lain, keberhasilan meraih rating yang tinggi jadi syarat mutlak agar program tersebut bisa langgeng. Istilah dalam dunia pertelevisiannya “biar tidak cepat bungkus”. Rating yang tinggi juga jadi alamat datangnya banyak pengiklan atau sponsor. Alhasil peluang meraih cuan bisa lebih besar.

“Sejauh ini sejak awal bikin Vindes Sport tidak terpikirkan untuk kami mencari keuntungan atau sponsor sebanyak-banyaknya. Kebetulan kami semua suka olahraga. Dan orang-orang yang kami ajak juga sama-sama suka olahraga. Semangat itu yang kami utamakan. Yang penting bagi kami memajukan olahraga. Materi cuma bonus. Bonus yang banyak,” kelakar Desta dalam jumpa pers.

Melihat kesuksesan ajang sportainment yang diselenggarakan Vindes Sport, jangan kaget bila ke depan akan lebih sering kita temukan acara-acara serupa. Kunci utamanya tetap ada pada kreativitas sang penyelenggara dalam membungkus sajian event-nya. Jika sebatas jadi pembebek memanfaatkan momentum, niscaya penonton bisa dengan cepat berlalu.

Artikel Terkait

Terkini