Jakarta, Koridor.co.id – Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, mengatakan Jawa Tengah (Jateng) akan menjadi medan pertempuran dalam pilpres 2024 untuk dikuasai tiap-tiap pasangan calon.
Baru-baru ini Calon Presiden Ganjar Pranowo menghadiri kampanye akbar di di Alun-Alun Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (28/1).
Pada waktu bersamaan, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menghadiri kampanye akbar yang berlangsung di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang.
Menurut data KPU, kumlah data pemilih di Jateng dalam pemilu 2024 sebanyak 28.289.413.
Dengan rincian pemilih perempuan: 14.175.520 dan pemilih laki-laki: 14.113.893. Pemilih tersebut tersebar di 117.299 tempat pemungutan suara (TPS)
Menurut Arfiki, Ganjar-Mahfud bakal berusaha untuk mempertahankan Jawa Tengah sebagai “kandang banteng”.
Namun, pada sisi lain Jokowi bakal menjadi magnet baru perubahan kekuatan politik di Jateng.
“Jawa Tengah itu adu pengaruh Ganjar dan Gibran dalam memperebutkan suara di kampung halamannya. Dan juga, ada taktik Megawati dan Jokowi sebagai King Maker Pilpres 2024, “ ujar Arifki kepada Koridor pada Selasa (30/1).
Menurut Arifki, dengan Jawa Tengah menjadi Battle Ground Pilpres 2024, maka TPN Ganjar-Mahfud dan TKN Prabowo-Gibran berusaha membangun solidaritas partai pengusung dan pengaruh di masyarakat.
Oleh karena itu, pertemuan Jokowi-AHY di Yogyakarta memiliki simbol dari kekompakan Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilpres 2024.
Sebab setelah pertemuan Jokowi dengan Ketua Umum Gerindra, Golkar, dan PAN. Pertemuan Jokowi dan AHY, pertemuan lanjutan yang memiliki makna sendiri.
Arifki menambahkan pertempuran di Jawa Tengah bukan hanya soal Ganjar dan Gibran, tetapi misi bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk menguasai Jawa Tengah.
“Pesan itu terbaca, karena baik itu Ganjar atau Prabowo, sepertinya menilai Jawa Tengah adalah kunci kemenangan,” tutup Arifki. (Pizaro)