Pangi Chaniago: Cara Debat Gibran Kekanak-kanakan

Koridor.co.id

Direktur Eksekutif Voxpol Indonesia Pangi Syarwi Chaniago. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

Jakarta, Koridor.co.id – Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai sikap calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat Minggu (21/1) kemarin menunjukkan ketidakmatangan usia dan cenderung kekanak-kanakan.

“Debat pamungkas cawapres tadi malam semakin menguatkan argumentasi bahwa kematangan dan kedewasaan itu penting,” ungkap Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting itu dalam keterangan tertulis yang diterima Koridor pada Selasa (23/1).

Pangi menilai Gibran telah menunjukkan tontonan paling memalukan dalam sejarah debat calon presiden (capres) dan cawapres di negeri ini.

Menurutnya, Gibran menunjukkan sikap merendahkan dan mempermalukan lawan debat; bicara di luar konteks; hingga penampilan penuh gimik dan gestur mengejek.

“Inilah sebabnya mengapa founding father republik merancang bahwa calon presiden dan wakil presiden harus memiliki usia minimal 40 tahun,” tulis Pangi.

“Saya yakin bahwa keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang spontan dan tidak punya alasan yang kuat, melainkan hasil dari refleksi yang panjang dan matang,” lanjutnya.

Ia turut menyinggung pernyataan ayah Gibran, Presiden Joko Widodo, yang pernah menyoroti kurangnya substansi dan visi dalam debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 serta mencela adanya serangan personal.

“Namun, kritikan tajam presiden ini justru dikangkangi oleh anaknya sendiri, ini adalah paradoks yang sangat ironis,” ungkap Pangi.

Sebelumnya, warganet ramai mengkritik tindak tanduk Gibran dalam debat cawapres kedua ini. Salah satunya dugaan pelanggaran aturan debat karena meninggalkan podium untuk bicara.

Kemudian, beberapa pengguna media sosial menganggap Gibran tidak memiliki adab dan menggunakan gaya yang konyol dalam debat.

Misalnya, Gibran sempat menyindir Mahfud dengan merunduk dan menyebut tengah mencari jawaban Mahfud.

Sejumlah netizen menganggap gestur Gibran itu bentuk kesombongan dan sikap ingin merendahkan Mahfud dalam debat cawapres. Ia juga kerap membawa-bawa nama Co-Captain Timnas AMIN Thomas Lembong dalam debat untuk menyindir Muhaimin. (Pizaro Gozali Idrus)

Artikel Terkait

Terkini