Akademisi Apresiasi Seruan ASEAN-Australia soal Gaza, Tapi Perlu Tindakan Aktif

Koridor.co.id

KTT ASEAN-Australia di Melbourne. (Foto: Dokumentasi Sekretariat Presiden)

Jakarta, Koridor.co.id – Akademisi bidang Hubungan Internasional Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama) Ryantori mengatakan seruan ASEAN dan Australia untuk gencatan senjata segera di Gaza merupakan kerja sama yang produktif.

“Ini menurut saya tidak terlepas dari tagline yang diusung dalam KTT ASEAN-Australia yang tengah dilaksanakan di Melbourne, yaitu A Partnership for the Future, Sebuah Kemitraan untuk Masa Depan,” ujarnya kepada Koridor pada Kamis (7/3).

Menurutnya, masa depan dunia internasional yang cenderung suram baik dalam dimensi geoekonomi dan geopolitik memang harus dihadapi melalui sebuah kemitraan.

“Ini menurut saya sebuah kerja sama yang produktif,” jelasnya.

Dalam konteks konflik di Palestina, khususnya di Gaza, seruan ASEAN dan Australia perihal gencatan senjata ini sangat tepat secara momentum mengingat saat ini warga Palestina khususnya Gaza sedang mengalami krisis kelaparan akibat ketidaktersediaan bahan pangan.

“Posisi Australia menurut saya cukup signifikan mengingat negara ini berada di dalam satu kutub dengan Barat. Setidaknya, Israel harus mulai waspada terhadap tergerusnya soliditas dukungan Barat terhadap Israel,” katanya.

Namun, kata Ryantori, tentu saja kalau hanya sekadar seruan tidak akan terlalu memberikan dampak signifikan. ASEAN dan Australia melalui Deklarasi Melbourne ini harus melakukan tindakan aktif setidaknya melalui dua cara.

Pertama, mengamplifikasi seruan ini ke berbagai organisasi internasional terlebih Dewan Keamanan PBB.

Kedua, ASEAN dan Australia segera menyusun strategi untuk mengerahkan kontingen pasukan khusus untuk mengawal gencatan senjata tersebut dan juga mengawal proses penyaluran bahan pangan.

Sejauh ini, lanjut dia, penyaluran bahan pangan melalui udara menimbulkan kerumunan besar. Hal itu kemudian membuat Israel mengambil tindakan membubarkan secara paksa yang mengakibatkan banyak warga kemudian tewas.

Ini harus bisa diantisipasi oleh kontingen pasukan khusus tadi agar proses penyaluran bahan pangan berjalan kondusif.

Sebelumnya, para pemimpin Asia Tenggara dan Australia, Rabu (6/3) menyerukan gencatan senjata segera dan bertahan lama di Gaza, menggambarkan situasi kemanusiaan di wilayah Palestina sebagai “mengerikan”.

“Kami mendesak dilakukannya gencatan senjata kemanusiaan segera dan berjangka panjang,” kata para pemimpin 11 negara, termasuk Indonesia dan Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim setelah berhari-hari perselisihan diplomatik mengenai isi perjanjian tersebut seperti dikutip VOA Indonesia.

Situasi yang memburuk di Jalur Gaza menjadi topik perdebatan sengit ketika para pemimpin dari 10 negara anggota blok ASEAN berkumpul di Melbourne untuk pertemuan puncak tiga hari dengan rekan-rekan mereka dari Australia.

Menjelang bulan suci Ramadan, Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya telah meningkatkan upaya untuk menghentikan pertempuran di sana.

“Kami mengutuk serangan terhadap seluruh warga sipil dan infrastruktur sipil, yang menyebabkan semakin memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza termasuk terbatasnya akses terhadap makanan, air, dan kebutuhan dasar lainnya,” kata pernyataan bersama ASEAN dan Australia. (Pizaro Gozali Idrus)

Artikel Terkait

Terkini