Tujuan utama Taman Nasional Komodo adalah konservasi. Jika hanya ingin melihat komodo, cukup di Kebun Binatang.

Koridor.co.id

Jika beban tinggi melampaui batas maksimal, kenyamanan dan perubahan perilaku komodo akan terjadi. Di sisi lain terjadi juga tekanan secara alami perubahan iklim, maka kita tidak ikut menambah tekanan terhadap ekosistem komodo. Dan pembatasan ini hanya pada Pulau Komodo dan Pulau Padar.

Perlu dua kali ke lapangan dan tinggal bersama di warga Desa Komodo bagi Tim Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Ekosistem di Taman Nasional Komodo yang dibentuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tim ini diketuai oleh Irman Firmansyah, S.Hut., M.Si, Kepala System Dynamics Center di IPB University, Bogor dengan didukung Komite Pengarah yaitu Prof. Drs. Jatna Supriatna, Ph.D, Guru Besar Departemen Biologi FMIPA Universitas Indonesia.

Irman Firmansyah
Ketua Tim Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Ekosistem di TNK Irman Firmansyah. (Foto: Facebook/Irman Firmansyah)

Berikut petikan wawancara Irman Firmansyah dengan Irvan Sjafari dari Koridor melalui Whatsapp, 11 Juli 2022.

Apa saja hasil kajian dari Tim Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Ekosistem di Taman Nasional Komodo?

Kajian kami menemukan data jumlah kunjungan pada 2016 sekitar 100 ribu dan pada 2019 sekitar 221 ribu kunjungan, sehingga hasil diproyeksikan 2045 per tahun akan mencapai 479.240 kunjungan. Untuk itu perlu pembatasan dengan melihat kapasitas daya dukung dan daya tampung baik terestrial maupun akuatik di Pulau Padar dan Pulau Komodo. Hasil analisis berdasarkan panjang Jalur wisata dan kapasitas fasilitas dan naturalis guide maka kapasitas ideal atau nyaman sebanyak 219.000 kunjungan per tahun dan maksimal 292.000 kunjungan per tahun.

Bagaimana jika lebih?

Dianggap menyebabkan beban terhadap lingkungan jika sudah melampaui batas maksimal 292.000 kunjungan. Sebanyak 219.000 kunjungan merupakan batas Ideal yang nyaman untuk semua aktivitas di lokasi dan sekitarnya.

Jika melebihi batas maksimal akan ada tekanan terhadap beban lingkungan sebagai contoh oksigen baik bagi wisatawan maupun komodo, panas suhu, ketersediaan air wilayah, kapasitas tampung jumlah kapal di wilayah perairannya serta jumlah untuk aktivitas diving dan jasa ekosistem lainnya yang terpakai oleh Wisatawan.

Angka 219 ribu itu parameternya apa? Per hari dan perkunjungan berapa? Tiap hari berapa kunjungan ? Durasinya berapa lama per kunjungan?

Untuk di Pulau Komodo, rata-rata kunjungan per satuan waktu diambil dari rute trekking terpendek serta lama rata-rata orang biasa berjalan pada rute terpendek, rata-rata di Pulau Komodo waktu berkunjung diperkiraan 1 jam-1,5 jam. dengan kapasitas maksimal 100 orang per satuan waktu dan banyaknya waktu 6-8 kali dalam sehari.

Apa lagi poin penting kajian?

Taman Nasional Komodo bukan wisata ekonomi oriented tetapi survival dan tujuan utama adalah konservasi. Karena jika hanya ingin melihat komodo cukup di Kebun Binatang. Tetapi, yang ingin kita lihat di sana adalah kehidupan liar alami dari ekosistem komodo.

Dengan adanya pembatasan, bukan berarti nilai manfaat untuk wilayah dan masyarakat berkurang tetapi salah satu solusinya adalah mengintegrasikan dengan destinasi wisata lainnya sehingga menambah hari tinggal wisatawan dengan melakukan aktivitas di destinasi lainnya sekitar Taman Nasional Komodo atau akan menambah nilai manfaat yang lain sebagai length of stay

Kajian juga merekomendasikan jumlah kunjungan di Pulau Padar dapat ditambahkan 2 – 2.5 kali lipat dengan mempertimbangkan beberapa hal terkait penyesuaian daya dukung berupa infrastruktur, seperti penambahan jumlah pos di area trekking, sarana sanitasi dan MCK, safety tracking seperti tali, jumlah ranger serta tenaga medis atau ruang khusus untuk kesehatan. Sampai saat ini fasilitas itu seperti apa?

Sampai saat ini fasilitas sudah ada dan cukup, tetapi jika ingin meningkatkan kapasitas perlu ditingkatkan juga untuk keamanan, keselamatan dan kenyamanan fasilitas pelayanan untuk pengunjung. Sebagai contoh MCK sekitar 3 toilet sudah tersedia tetapi idealnya jika pengunjung ditingkatkan maka toilet pria dan wanita dipisah dan ditingkatkan jumlahnya sesuai dengan standar pelayanan minimal 1 toilet sekitar 10-20 orang terpisah pria dan wanita, sehingga perlu penambahan sesuai dengan jumlah kunjungan yg akan ditingkatkan.

Untuk ruang khusus P3K dan Tenaga Medis belum tersedia, sehingga perlu disediakan jika terjadi lonjakan kunjungan. Perlu ada tangga yg menjorok kedalam 40 cm jika saat pengunjung yang berpapasan baik yg turun dan naik tetapi ada yang ingin berdiri sejenak untuk istirahat di tengah antar pos, dan sebagainya.

Bagaimana acara melakukan pembatasan, apakah tepat dengan menaikan harga tiket masuk dan penerapan kuota dilakukan secara digital? 

Jika hitungan yang kami keluarkan merupakan biaya konservasi terhadap lingkungan termasuk aktivitas, ya sekitar Rp2,9-5,8 juta per kunjungan, sedangkan hitungan lainnya dikoordinasikan tersendiri dikaji secara tepat oleh KLHK dan Pemprov, dengan pertimbangan hasil kajian yang dilakukan (Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi di Taman Nasional Komodo Caroline Noge kepada awak media menyampaikan biaya tiket masuk Rp3,75 juta).

Penerapan secara daring (online) sangat penting melihat agar tidak terjadi penumpukan dalam satu waktu secara bersamaan, untuk keamanan, keselamatan dan kenyamanan pengunjung. Serta melihat dari tren wisatawan didominasi oleh wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal di luar Flores, sehingga untuk kemudahan akses perlu dilakukan secara daring. Jangan sampai sudah sampai tetapi tidak kebagian untuk berkunjung atau terjadi penumpukan sehingga keselamatan kurang terjamin.

Kalau pandangan Anda bagaimana menjaga keberlangsungan Pulau Komodo dan pulau lain tempat habitat komodo?

Jika beban tinggi melampaui batas maksimal maka kenyamanan dan perubahan perilaku komodo akan terjadi, di sisi lain terjadi juga tekanan secara alami perubahan iklim, maka kita tidak ikut menambah tekanan terhadap ekosistem komodo. Dan pembatasan ini hanya pada Pulau Komodo dan Pulau Padar.

Pulau Padar memang kapasitasnya yang terbatas agar tidak terjadi bahaya atau keselamatan bagi pengunjung tetap terjaga, sedang untuk melihat komodo masih dapat menjadi pilihan di pulau lainnya seperti Pulau Rinca yang sementara ini tidak dikenakan pembatasan secara khusus. Bahkan jika hanya ingin melihat komodo saja, di beberapa kebun binatang pun sudah tersedia, sehingga yang hadir memang ingin melihat ekosistem kehidupan liar di Pulau Komodo.

Artikel Terkait

Terkini