
Nama di KTP tertera Asep Buchori Kurnia. Tetapi ‘dunia persilatan’ di Jawa Barat mengenalnya sebagai Aa Maung. Pasalnya, pencak silat bagi Bendahara DPP Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PPSI) ini sudah mendarah daging sejak di kelas satu SD.
Pria kelahiran Bandung 9 Mei 1979 ini mengapresiasi niat Gubernur Jabar Ridwan Kamil memasukkan pencak silat dalam kurikulum, hal yang sudah lama dia perjuangkan.
Berikut wawancara Irvan Sjafari dari Koridor dengan pria yang sempat kuliah di berbagai perguruan tinggi di Kota Bandung ini, pada Sabtu, 17 Desember 2022 mengenai pencak silat masuk kurikulum di Jawa Barat.
Pada 12 Desember 2022 di Gedung Sate, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengusulkan agar pencak silat masuk kurikulum sekolah, tanggapan anda sebagai jagoan silat?
Wacana untuk menjadi masuk kurikulum sebetulnya sudah digaungkan dari tahun sebelumnya, tetapi implementasi di lapangan memang tidak berjalan baik sesuai rencana. Perlu keseriusan dari semua unsur baik gubernur, juga dinas pendidikan yang menaungi hal tersebut.
Tahun sebelumnya memang sudah berjalan dan Pelajaran Pencak Silat itu dimasukkan ke Kokulikuler yang terintregasi pada kurikulum Jabar Masagi. Saat itu sudah melakukan penataran namun tindak lanjut seterusnya tidak ada lagi.
Bukankah ini juga keinginan yang diperjuangkan Kang Asep? Apa komentar Kang Asep sebagai orang dalam pencak silat?
Memang saat itu saya yang terus mendesak agar Pencak Silat masuk kurikulum pendidikan, saat saya masih menjadi bagian dari pengurus DPP PPSI.
Ada masukan bahwa pencak silat masuk kurikulum dimungkinkan karena ada slot muatan lokal. Tetapi, sebaiknya bukan mata pelajaran tetapi ekstra kurikuler wajib. Bagaimana komentar Kang Asep?
Sebetulnya slot untuk masuk kedalam kurikulum itu masih bisa dimungkinkan, atau minimal jadi bagian dari Kokulikuler, sehingga keberadaan Pencak Silat wajib adanya di sekolah.
Apabila Pencak Silat hanya sebagai ekstrakulikuler, kita tidak bisa menutup mata bahwa minat dari siswa diyakini masih sangat kurang. Hemat saya untuk melestarikan budaya Pencak Silat ini, baiknya masuk mata pelajaran Mulok (muatan lokal) atau minimal kokulikuler, sehingga keberadaan di sekolah siswa diwajibkan untuk mengikuti pelajaran Pencak Silat.

Bagaimana perkembangan pencak silat di Jawa Barat selama ini khususnya di generasi milenial?
Perkembangan Pencak Silat untuk generasi milenial saya rasa minat anak-anak untuk belajar masih sangat kurang. Karena itu, kewajiban pemerintah baik itu provinsi atau daerah untuk sama-sama memikirkan agar Pencak Silat tetap bisa diminati, disenangi, bahkan jadi sesuatu hal yang favorit untuk dipelajari seperti beladiri dari negara lain.
Di Jawa Barat sendiri ada berapa aliran pencak silat? Di antaranya yang asli Jawa Barat sejak berabad-abad aliran apa dan bagaimana ciri khas pencak silat di Jawa Barat dari jurus maupun seni? Bagaimana sejarah pencak silat di Jabar sepengetahuan Kang Asep?
Aliran yang ada di Jawa Barat sepengetahuan saya yang dianggap besar Yaitu:
1. Cimande dengan tokoh atau penciptanya adalah Ayah Kaher atau Eyang Kaher. (Bogor)
2. Cikalong dengan tokoh atau penciptanya RD. H. Ibrahim (Cianjur)
3 Timbangan dengan tokoh atau penciptanya RD. Mudzni Angga Kusumah (Kota Bandung)
Dari situ juga muncul aliran- aliran Penca yang lain seperti Sera, sahbandar, kari, suliwa, senalika, madi, dan lain sebagainya.
Kalau untuk di Paguron atau perkumpulan hemat saya yang sudah besar dari dulu. Di antaranya, Kusumah Harapan, Panglipur, Domas, Gagak Lumayung, Tajimalela, Daya Sunda, Pager Kencana, Salam Nunggal, juga ke sininya banyak yang lainnya.
Kang Asep sendiri mengapa tertarik pada pencak silat? Sejak kapan belajar pencak silat?
Untuk saya pribadi kenapa tetarik dengan Pencak Silat, selain dari keluarga yang pada umumnya bisa Penca, saya dari kelas 1 SD sudah belajar Penca, sehingga sampai saat ini pun rasa kecintaan saya sebagai urang Sunda, sebagai Orang Jawa Barat, tidak lepas dari Penca, sehingga mempunyai prinsip dalam pegangan hidup saya Can jadi urang Sunda lamun can bisa Penca.
Ke depan bagaimana nanti pengembangan pencak silat biar bisa menjadi olahraga dunia?
Selaku Orang Sunda sudah barang tentu menginginkan Pencak Silat bisa mendunia. Jadi, bukan hanya slogan. Ini sudah tentu harus ditunjang dengan berangkat dari niat yang sama, bersatunya semua elemen baik Pecinta, Pelestari, dan Pemerintah untuk bersama-sama memikirkan dan menjadikan kenyataan bahwa Pencak Silat ini mendunia, bukan hanya sebagai slogan semata, tanpa ada kerja nyata.