Sebuah hobi, jika ditekuni dengan serius dan kerja keras akan memberikan hasil maksimal. Hal ini dibuktikan oleh Maria Rengganis, seorang anak bangsa dari Desa Ciberem, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Lewat karya komiknya Hati Sang Penyihir atau The Witch’s Heart (dalam bahasa Inggris) yang ditayangkan di kanal Webtoon, membuat dara kelahiran 12 Mei 1997 ini mendunia. Komik tersebut sudah diterjemahkan ke enam bahasa dan telah dilihat lebih dari 3,5 juta kali, difavoritkan lebih dari 113.200 orang, dan mendapat rating 9,86.
Tokoh utamanya Arianna, seorang penyihir yang telah berusia 300 tahun, tetapi masih terlihat muda. Lalu ada Lucian, seorang bayi yang ditemukan di depan gerbang puri si penyihir. Dua tokoh ini menjadi salah satu alasan yang membuat para penggemar terpukau.
Menjadi terkenal di mancanegara, membuat alumni Jurusan Akuntansi, Universitas Katolik Atmajaya, Yogyakarta itu sempat takut, tetapi sekaligus senang. Berikut wawancara Irvan Sjafari dari Koridor melalui Whatsapp, beberapa waktu lalu dengan perempuan yang karib disapa Megan ini:
Seperti apa karakter Arianna Blackhart yang ingin Megan ungkapkan? Kalau saya menyimak ceritanya, Arianna itu sosok perempuan mandiri, yang terbentuk karena masa lalunya kelam.
Arianna memang seorang perempuan yang kuat dan mandiri. Pada awalnya ia memiliki prinsip lebih baik dibenci daripada dicintai. Dia merasa dirinya tidak pantas dicintai, maupun mencintai orang lain. Alasannya, karena ia memiliki kutukan akan kehilangan semua yang dicintai.
Benar, sosok Arianna terbentuk karena masa lalunya yang kelam. Dia terlahir dengan bakat (sihir), namun harus kehilangan ibunya yang ia cintai. Gurunya, adik laki-laki yang ia cintai. Sang Ayah membencinya. Dia harus bisa memenuhi ekspektasi banyak orang dan dikhianati oleh kerabat-kerabatnya.
Jangan-jangan ada sebagian dari karakter Anda dalam penokohan Arianna?
Jujur, saya tidak tahu apakah ada bagian dalam diri Arianna yang terbentuk dari karakter saya. Namun Arianna yang saya hadirkan sebagai tokoh utama adalah gambaran sisi manusia yang kompleks dan kuat.
Kalau saya melihat sebagian tokoh antagonis laki-laki seperti Duke Blackhart, Sang Ayah berbuat tidak adil terhadap Arianna terasa sangat patriarki. Jangan-jangan Anda ini feminis?
Kalau arti feminis yang berarti memperjuangkan kesetaraan gender, bisa jadi. Tapi semua karakter dalam komik saya terbentuk begitu saja, tanpa membeda-bedakan gender. Jika ia jahat, maka ia jahat. Saya tidak pernah bermaksud menggiring opini pembaca perempuan harus begini dan laki-laki harus begitu. Intinya semua manusia sama saja, tinggal bagaimana karakter setiap individu.
Tukang sihir dalam komik Anda digambarkan tidak hitam putih. Faktanya dalam sejarah Eropa abad pertengahan, orang yang dituduh penyihir celaka dan bisa dihukum mati. Cerita Anda sepertinya berlatar belakang Abad Pertengahan di Eropa. Seperti apa sosok penyihir di mata Anda?
Komik saya fantasi, tidak ada hubungannya dengan dunia kita. Memang berlatar belakang Kekaisaran fiksi bernama Astratanta, yang budaya berpakaian, bangunan, aktivitas dan lain-lain mengambil referensi gaya Eropa. Menurut berbagai referensi yang saya baca, tidak semua penyihir jahat dan di sini saya juga melakukan riset bagaimana energi terbentuk.
Dalam komik saya, energi dibagi menjadi tiga, Aura, Mana dan Kegelapan. Setiap orang memiliki Mana dan Aura. Namun seseorang yang memiliki Mana yang besar, dia bisa menciptakan hal yang tidak ada menjadi ada dan bisa mengalirkan energi Mana untuk membentuk hal lain. Itulah penyihir dalam komik saya. Penyihir berumur panjang, karena memiliki Mana yang besar, sehingga seluruh organ dalam tubuh mereka tetap kuat dan sehat. Otomatis jika seluruh organ itu sehat, mereka tidak menua.
Dimana ada dunia penyihir dan terang, otomatis hadir juga dunia gelap. Dalam komik saya, setan itu ada. Mereka tinggal pada dimensi berbeda dan bisa mengganggu manusia. Monster juga berkeliaran bebas di dunia.
Setan bisa hadir ke dunia manusia, jika ia dipanggil atau dibangkitkan oleh manusia yang menggunakan Mana-nya untuk memanggil kuasa gelap demi kepentingannya sendiri. Mereka tidak sadar bahwa setan itu sendiri yang memanfaatkan mereka untuk menguasai dunia.
Apa pendapat Megan bahwa tukang sihir dalam mitologi Eropa kerap berjenis kelamin perempuan?
Banyak cerita dimana penyihir adalah seorang perempuan. Tapi sebenarnya, mereka sendiri tidak bisa membuktikan bahwa mereka menyaksikan sihir itu sendiri. Mereka beranggapan perempuan yang sangat mempesona tetapi membawa petaka bagi desa, disebut penyihir. Padahal dari beberapa sumber yang saya baca, biasanya perempuan yang pada akhirnya disebut penyihir itu adalah perempuan yang bisa mengobati penyakit dengan herbal dan mereka yang memiliki indra keenam untuk melihat masa depan dan garis nasib.
Buku apa bertema tukang sihir yang menjadi favorit Megan?
Pastinya buku yang sangat terkenal, seperti Harry Potter karya J.K. Rowling dan The Lord of The Rings karya J.R.R Tolkien. Sebenarnya masih banyak novel dan komik lainnya. Memang kebanyakan buku favorit saya menyangkut fantasi dan sihir.
Karya berikutnya menurut rencana apa juga tentang tukang sihir?
Saya belum ada rencana untuk membuat karya berikutnya, yang penting menamatkan seri The Witch’s Heart terlebih dahulu. Lagi pula untuk membuat karya baru tidak mudah, harus melakukan riset agar bisa lebih bagus dari yang sebelumnya.
Megan banyak terpengaruh referensi komik Jepang dan Korea?
Dua-duanya. Saya banyak terpengaruh komik Jepang dan Korea, yang saya gabung menjadi satu. Mengambil gaya penyampaian cerita referensinya Jepang, tapi gaya gambar referensinya komik Korea.
Apa kabar komik Babad Banyumas yang Anda inisiasi?
Babad Banyumas adalah karya yang diciptakan dari ide yang dicetuskan Bupati Banyumas Achmad Husein yang sudah lama ingin menuangkan cerita Banyumas dalam komik. Beliau bertemu dengan saya dan meminta saya jadi instruktur sekaligus konsultan untuk sebuah grup komik bernama House of Comic atau Comic House yang terbentuk dengan workshop yang diadakan pemerintah dan saya mentornya.
Babad Banyumas adalah karya kolaborasi antara anak-anak milenial dan pemerintah daerah. Kami mengambil cerita dengan gaya anak muda banget dan ada unsur fantasinya. Kisahnya seorang anak laki-laki yang tidak menyukai sejarah. Namun kita kembali ke masa lalu menjadi sahabat Joko Kaiman, bupati pertama Banyumas (berdirinya Banyumas diperkirakan pada abad ke 15 sebangun dengan masa Kerajaan Pajang–red).
Hal yang menarik dari Babad Banyumas nantinya adalah mengemas cerita sejarah yang tidak membosankan karena dalam bentuk komik, gambarnya berwarna dan ada unsur fantasi.
Bagaimana rasanya “Go International”?
Ha ha ha lucu sih XD (XD bukan singkatan, melainkan emoji tertawa terbahak-bahak –red). Saya tidak menduga akan dikenal oleh banyak orang yang menikmati karya saya di mancanegara. Tadinya perasaan senang tentu saja ada, tapi ada perasaan takut juga. Karena, otomatis harus berusaha lebih baik dan tidak menurunkan kualitas. Tetapi saat ini saya sudah terbiasa. Bagaimana pun kehidupan terus berjalan. Saya tetap menjadi diri sendiri, dengan terus bekerja, belajar, berkarya dan melakukan hal yang saya cintai.