Said Iqbal tidak pernah menganggap capaiannya karena dirinya seorang. Semua berkat kerja sama yang solid.

Koridor.co.id

Itulah yang disampaikan Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat berbincang dengan Koridor, Rabu (20/7/2022). Meski begitu, kerja sama yang solid juga tidak akan terwujud tanpa dorongan dan tekad yang kuat oleh seorang Said Iqbal.

Seperti halnya pepatah “apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai”, Said Iqbal membuktikan hasil semangatnya dengan meraih beragam penghargaan dan sertifikat berskala nasional dan internasional.

Semangat dari pria kelahiran 5 Juli 1968 itu selalu berkobar ketika berbicara tentang keadilan, nilai persamaan, dan nilai kemanusiaan terhadap buruh dan rakyat Indonesia. Ia menentang outsourcing, dan memperjuangkan jaminan sosial untuk para buruh, hingga lahirlah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebagai pencapaian paling berkesan baginya.

Apa sih yang membuat Anda bertekad kuat memperjuangkan hak buruh?

Yang pertama latar belakang saya terjun di serikat buruh yang sekarang membangun partai buruh dan kawan-kawab, sebenarnya saya tidak berlatar belakang aktivis apapun ya. Dari mulai dari SMA, saya tidak mempunyai latar belakang organisasi aktivis misalkan apakah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) atau organisasi kemahasiswaan. Saya artinya murni ya kuliah, sekedar kuliah kemudian setelah lulus kuliah bekerja.

Saya berorganisasi itu bersama beberapa kawan SMA, mendirikan yayasan pendidikan dan sosial. Jadi, memberikan bimbingan belajar ke anak-anak yang kurang mampu. Membantu anak-anak yang ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri dan menyantuni rumah jompo dan anak-anak yatim. Itu aktivitas saya selama SMA dan lulus kuliah, kemudian bekerja.

Bersentuhan dengan masalah buruh pas saat bekerja itu ya?

Barulah saya bekerja di perusahaan multinational company electronic ya di Panasonic itu dari tahun 1991 sampai tahun 2002. Sehabis itu saya pun tidak langsung menjadi aktivis buruh, maupun organisasi lain. Ketika bekerja di Panasonic tersebut mulailah berinteraksi dengan serikat buruh namanya Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) tahun 1992.

Dari itu saya kerap diskusi tentang kegiatan Perjanjian Kerja Bersama, dan bagaimana cara bernegosiasi tentang upah. Mulailah 1992 aktif, dimulai pada tingkat perusahaan, kemudian menjadi  tingkat cabang Kabupaten Bekasi, kemudian ditingkat Provinsi Jawa Barat, terakhir ditingkat nasional.

Pada tahun 1999, saya dan beberapa sahabat mendirikan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Tahun itu saya jadi sekretaris jenderal, kemudian akhirnya tahun 2000 menjadi Presiden FSPMI, kemudian 2007 jadi Presiden KSPI.

Sebenarnya latar belakang saya di serikat buruh maupun partai buruh itu benar-benar mengalir saja, karena ada rasa keterpanggilan bersama kawan-kawan untuk melakukan pembelaan terhadap serikat buruh terutama di perusahaan. Saya kan kerja di perusahaan itu 30 tahun, jadi  tahu benar urat nadinya buruh yang bekerja di pabrik.

Setelah menjadi Presiden KSPI saya juga mulai aktif di dunia internasional, gerakan buruh internasional. Posisinya, saya pernah menjadi pengurus pusat International Labour Organization (ILO) Governing Body, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkantor di Geneva, Swiss.

Puluhan tahun saya bekerja di situ. Kemudian bekerja di wakil presiden serikat buruh ASEAN, kemudian di majelis umum generasi buruh serikat dunia, baik di Konfederasi Serikat Buruh Internasional (ITUC), dan IndustriALL Global Union.

Cita-cita saya dari awal di serikat buruh hanya satu, yaitu tercipta negara yang sejahtera, dalam bahasa Inggris terkenal dengan istilah welfare state, itu sesuai Pancasila sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan beradab. Memanusiakan secara adil dan beradab dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kemudian sila ke-5, dalam konsep negara sejahtera yang saya idam-idamkan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu adalah jaminan sosial, social security. Oleh karena itu segala daya upaya dalam serikat buruh, saya berorientasi kepada memanusiakan yang adil dan beradab, dan menciptakan keadilan sosial.

Apa pencapaian Anda yang paling membanggakan?

Kalau saya gak pernah berpikir tentang saya. Bagi saya karena ini kan bukan bekerja sendiri, tapi kerja bersama teman-teman buruh, jadi saya pikir pencapaian pribadi saya itu ya mengalir saja. Pernah ditawar menjadi pimpinan perusahaan, level-level direktur pun saya belum terlalu tertarik di sana, atau di institusi di pemerintah untuk menempati posisi tertentu itupun kurang menarik bagi saya. Jadi, mengalir saja. Pencapaian pribadi tidak terlalu saya pikirkan, lebih kepada hasil perjuangan bersama, kira-kira begitu.

Pencapaian bersama paling berkesan itu ketika kami berhasil memperjuangkan namanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Perjuangan BPJS itu paling berkesan sekali. Kami benar-benar bekerja sama dengan parlemen ya. Waktu itu ada Rieke Diah Pitaloka dan beberapa tokoh lagi di DPR. Kita itu melawan pemerintah, yang artinya berjuang bahkan saat itu kita juga gugat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono, Ketua DPR Marzuki Alie, delapan menteri dan itu kami menang.

Mengapa hal itu menjadi berkesan sekali?

Berkesan sekali, karena sekarang rakyat Indonesia sudah bisa berobat dan tidak bisa lagi ditolak oleh rumah sakit atau klinik atau puskesmas. Itu perjuangan yang luar biasa. Perjuangan itu juga akhirnya saya diundang ke seluruh dunia. Itu sangat berkesan.

Yang juga berkesan, ketika tahun 2012 sampai 2014, waktu itu zaman pak SBY dan pak Menko Perekonomian Hatta Rajasa itu kenaikan upah kita perjuangkan di seluruh Indonesia berkisar kenaikannya dari 30 sampai 87 persen. Itu tidak pernah ada sejarah Republik naik upah begitu, saat itu juga berkesan bahkan Cak Imin, Muhaimin Iskandar kala itu, menteri ketenagakerjaan itu outsourcing dihapuskan, tidak boleh, nah sekarang merajalela lagi.

Dari semua perjuangan itu saya banyak dimintai sebagai pembicara di berbagai forum-forum internasional. Antara lain di Singapura, Malaysia, Philipina, Thailand, Kamboja, Vietnam, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Jordania, Australia, Afrika Selatan, Jerman, Austria, Belgia, Turki, Prancis, Swiss, Finlandia, Inggris, Swedia, Denmark, Belanda, Amerika Serikat, Brazil, dan sejumlah negara lainnya.

Oleh ITUC dan IndustriALL, saya juga pernah diikutsertakan sebagai delegasi peserta ITUC untuk berbicara dalam forum-forum international seperti pertemuan Negara G 20 di Melbourne, sidang WTO di Geneva, Konferensi ILO di Geneva, sidang Bank Dunia dan IMF di Washington, dan salah satu pembicara di World Economic Forum di Jakarta.

Kemudian juga penting, bagaimana dunia internasional mengakui Indonesia, gerakan buruh di Indonesia dengan diangkatnya saya menjadi wakil presiden serikat buruh ASEAN, kemudian ILO Governing body, gak gampang jadi ILO Governing Body, dari buruh jumlahnya 1 miliar itu yang menjadi ILO Governing Body dari presiden buruh sedunia hanya 33 orang dari 1 miliar buruh, jadi tidak mudah untuk menjadi ILO Governing Body itu.

Apa penyebab outsourcing dan masalah upah kembali merajalela?

Karena Undang-undang Omnibus Law hancur semuanya. Upah gak naik, outsourcing merajalela boleh bekerja apapun juga. Kemudian jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, iurannya diambil buat jaminan kehilangan, Kaya gitu-gitu ini kan melanggar undang-undang semua, maka kita berkesimpulan secara parlemen selain gerakan buruh di jalanan, gerakan buruh di pabrik-pabrik bernegosiasi yang paling penting secara politik di parlemen harus ada wakil partai buruh.

Sekarang apa yang menjadi fokus di KSPI dan Partai Buruh?

Sesungguhnya buruh gak akan kuat, kalau gerakan buruhnya lemah, oleh karenanya KSPI harus kuat bersama Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) bersama Komiter Politik Buruh Indonesia (KPBI), dan serikat petani Indonesia. Alamat kepanjangan dari gerakan buruh, dalam segmen politik, tanpa partai kita tidak bisa memengaruhi politik anggaran.

Omnibus law merugikan buruh, outsourcing dibebaskan, upah gak pernah naik selama tiga tahun bahkan 10 tahun, itu kan keputusan DPR. Harga rumah menjadi mahal sekarang itu kan keputusan DPR. Barang-barang meningkat tajam sehingga petani lemah dengan impor itu kan urusan politik. Karena itu, gerakan buruh termasuk KSPI dan gerakan petani FSPMI, mambangun partai politik sebagai bagian dari perpanjangan buruh untuk berjuang secara politik secara simultan.

Apa target politik Partai Buruh saat ini?

Partai buruh harus lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU), kemudian lolos di parliamentary threshold, kita targetkan 6 juta suara sah nasional, supaya lolos. Partai Buruh sekarang sudah di 34 provinsi, 400 kabupaten/kota dan 4400 kecamatan dan kader berdasarkan Kartu Tanda Anggota (KTA), name by address dengan sistem IT sebanyak 513.000 orang, dan yang menjadi target partai buruh itu 10 juta orang.

Kami yakin 6 juta suara akan kami raih, sehingga punya kursi di DPR, 20 sampai 27 kursi. Lalu, di DPRD kami targetkan lima persen dari total kursi bisa diraih oleh Partai Buruh. Kemudian 10 kabupaten kota kita akan lolos entah itu menjadi bupati atau wali kota. yang basisnya adalah daerah-daerah industri. Itulah cita cita yang dibangun, dan insya Allah tercapai.

Artikel Terkait

Terkini