Bella Yolanda: produksi film animasi anak Bangsa makin bertumbuh jika didukung Pemerintah

Koridor.co.id

Bella Yolanda-Foto: Irvan Sjafari.

Sekali pun sulit menyamai Amerika Serikat, industri film animasi Indonesia sudah mampu membuat film yang cukup layak tayang di bioskop. Di antaranya Nussa (2021), Adit Sopo Jarwo The movie (2021) yang diangkat dari serial televisi, hingga  Si Juki The Movie (2017) dan masih banyak lagi.

Production Talent Manager Infinite Studios Batam Bella Yolanda mengatakan di satu sisi  industri animasi berkembang dengan bertumbuh studio-studio animasi di Indonesia membutuhkan banyak talent.  Bersamaan dengan itu banyak SMK Animasi bertumbuhan. “Namun gap antara industri dan lulusan dari sekolah ataupun universitas masih menjadi kendala,” ujar alumni Stikom Interstudi ini kepada Koridor, Senin, 3 April 2023.  

Hal lain yang sulit untuk membuat film  animasi Indonesia berkembang ialah dukungan pemerintah. Bella menyebut di Malaysia, pemerintahnya mendukung industri animasi. Itu sebabnya Upin dan Ipin bisa melanglang buana bahkan menjadi populer di Indonesia.

Salah satu yang perlu didukung adalah pembiayaan pilot project. Misalnya untuk bisa dijual ke televisi studio harus membiayai dua episode.  Kalau misalnya diterima baru dibayar client. Kalau tidak, rugi. “Kalau disubsidi misalnya sebagian ongkos produksi dibiayai, industri animasi tidak terlalu merugi,” ucap Bella dalam Muspen Talk bertema animasi di Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah, 30 Maret 2023.

Irvan Sjafari dari Koridor mewawancarai  Bella melalui Whatsapp, 1 April 2023 lalu. Berikut petikannya:

Seperti apa potensi animasi di Indonesia  itu sebetulnya? 

Potensi di Indonesia sangat besar. Sudah sangat berkembang di 6 tahun belakangan ini, saat ini jumlah studio animasi di Indonesia terus bertambah, baik yang berskala besar maupun kecil.

Bagaimana  dengan masalah SDM animasi Indonesia, di satu sisi sebetulnya kreatif animasi anak bangsa banyak yang bagus, ada yang kerja di luar, tetapi di sisi lain bagaimana dengan SDM lulusan sekolah animasi lokal?

Talent-talent animasi di Indonesia ini tak dapat dibantah bahwa banyak sekali talent kreatif yang menjanjikan. Bukan kurangnya kesadaran, namun gap antara industri dan lulusan dari sekolah ataupun universitas masih menjadi kendala. Kurangnya tenaga pengajar yang memiliki keilmuan khusus di bidang animasi masih ditemukan hingga tahun ini. Namun banyak juga sekolah yang semakin terpacu dan berusaha menjembatani gap tersebut.

Apa memang ada gap? Lalu bagaimana dengan animator mumpuni di tanah air apa jumlahnya mencukupi?

Sulit untuk dikatakan cukup, karena semakin berkembangnya industri, maka makin bertumbuh studio-studio animasi di Indonesia yang pastinya terus membutuhkan banyak talent. Yang diharapkan adalah jumlah talent yang ditelurkan setiap tahunnya untuk dapat memenuhi standar dari kebutuhan industri.

Apa yang harus dilakukan sekolah-sekolah animasi itu?  Lalu apa bisa beliau-beliau yang kerja di animasi luar negeri itu terutama dari  Amerika Serikat diminta pulang ke tanah air ikut membangun industri animasi di Indonesia?

Bekerja di luar Indonesia untuk ‘pursue’ karier di industri animasi adalah sebuah pilihan ya, rasanya tidak adil jika kita memaksakan seseorang untuk kembali ke Tanah Air untuk membangun industrinya. Dengan mereka membawa nama Indonesia saja itu sudah suatu upaya untuk menunjukkan bahwa talenta-talenta di Indonesia sangat menjanjikan. Seharusnya kita yang berada di dalam negri yang bergotong royong untuk membangun industrinya.

Bagaimana dengan peran pemerintah Indonesia? Apa yang harus dilakukan Pemerintah Indonesia?  Bella bilang kalau Malaysia mensubsidi industri animasi seperti Upin dan Ipin? Seberapa besar subsidinya? 

Setiap industri yang berkembang di Indonesia pasti mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah. Saya dengar memang di beberapa negara melakukan hal tersebut. Ada subsidi untuk pembuatan film animasi, namun untuk berapa persennya saya tidak mengetahui secara jelas. Pembuatan animasi film ataupun series bukan hal yang murah. Jika karya anak bangsa dapat didukung  dalam pembuatan film-film animasi Indonesia, saya yakin jumlah film animasi karya anak Bangsa pun akan makin bertumbuh.

Di dunia ini ada seperti ada dua kutub industri animasi, yaitu Amerika Serikat dan Jepang apa perbedaan industri animasi mereka? Bagaimana dengan Eropa?

Biasanya yang membedakannya adalah style/gayanya ya, jangan salah Eropa pun tak kalah banyak dalam memproduksi film Animasi.

Suasana kerja di Infinite studios-Foto: Bella Yolanda.

Bagaimana perkembangan Infinite sendiri? Apa yang akan dikerjakan pada 2023 ini? Apa targetnya? Dapat proyek dari negara mana saja?  Saat ini jumlah SDM nya berapa?

 Infinite Studios di Batam berkembang cukup pesat selama 18 tahun ini. Berawal dari tim kecil di tahun 2005 dan berkembang hingga saat ini kami memiliki 350 karyawan yang mengerjakan 12 proyek tahun ini. Beberapa projek yang kami kerjakan merupakan pesanan dari Afrika Selatan, Kanada, Irlandia, Australia dan Perancis.

Berapa lama sih untuk membuat sebuah karya film animasi yang mumpuni? Bisa nggak disebutkan contoh yang pernah dibuat Infinite? Berapa biayanya masing-masing proyek?

Lama pembuatan sebuah film animasi tergantung dari tingkat kesulitan, jumlah artis yang terlibat, berapa menitnya film dan series yang diinginkan dan juga biaya. Jadi sangat sulit untuk menyebutkan pastinya  karena semua faktor tersebut harus menjadi bahan perhitungan. Karena setiap produksi itu berbeda-beda.

Bella sendiri mengapa tertarik terjun ke dunia animasi? Sejak kapan? Film animasi apa yang menjadi inspirasi Bella?

Saya pertama kali terjun ke industri animasi ini pada 2013, dan kembali lagi ke industri animasi di 2016, industri ini sangat dinamis dan kreatif, berada di antara artist-artist bertalenta yang dapat menghasilkan hasil karya yang luar biasa merupakan sebuah kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri.

Artikel Terkait

Terkini