Gajah punya daya ingat tinggi dan hafal manusia yang pernah menyakitinya

Koridor.co.id

Wisnu Nurcahyo-Foto: Dokumentasi Pribadi.

Sejak Februari 2022 Peneliti Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada  (FKH UGM), Wisnu Nurcahyo, dan tim mengembangkan strategi untuk menjaga dan menyelamatkan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dari ancaman kepunahan. Upaya konservasi dilakukan bersama dengan sejumlah mitra.

Menurut Wisnu, Gajah Sumatera yang menjadi subspesies Gajah Asia yang masih tersisa di dunia dengan status terancam punah dan populasinya terus menurun karena berbagai faktor. Oleh sebab itu, upaya konservasi penting dilakukan guna menjaga dan melestarikan Gajah Sumatera ini.

Berikut  petikan wawancara Irvan Sjafari dari Koridor melalui telepon selular dengan peraih gelar doktor  Freie University Berlin ini, pada Minggu, 19 Februari 2023.

Akhir-akhir ini konflik antar gajah dan manusia di Sumatera kembali terjadi. Terakhir di Desa Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Provinsi  Naggroe Aceh Darussalam, seorang perempuan tewas karena diserang gajah liar di kebunnya. Apa yang terjadi?

Begini ya, semua satwa liar, termasuk gajah itu punya home base. Punya habitat. Punya tempat tinggal.  Akhir-akhir ini habitat terganggu oleh aktivitas manusia.  Padahal gajah punya wilayah untuk mereka mencari makan,  mencari minum, mencari tempat mandi.  Insting itu bertahun-tahun dimiliki gajah.  Kalau nggak diganggu, gajah itu baik-baik saja. Dalam hal ini masyarakatlah yang mengganggu habitat gajah.

Gajah itu hewan punya daya ingat tinggi. Dia hafal manusia yang pernah menyakitinya, pernah menjeratnya, pernah melukainya. Gajah hewan pendendam. Jadi kalau bertemu manusia yang pernah menyakiti, maka dia akan menyerang.

Apakah selama ini, ketika membangun permukiman, pihak pemda, masyarakat nanya dulu kepada para ahli konservasi, seperti Anda atau kepada NGO, mana daerah gajah, mana daerah harimau?

Kami sudah lama memberikan rekomendasi.  Saya sudah menjadi dosen selama 33 tahun sudah lama mengimbau.  Tetapi yang namanya persoalan perut, mencari mata pencaharian, mana bisa mengatur masyarakat?

Bagaimana juga dengan perluasan kebun kelapa sawit?

Betul itu. Perluasan lahan kelapa sawit semakin masif. Kalau dilihat dari atas perluasannya sudah merangsek kawasan hutan lindung, di mana tempat habitat gajah, harimau, orang utan dan sebagainya.

Dalam situs UGM tertanggal 8 Februari 2022  disebutkan Peneliti Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada  (FKH UGM), Wisnu Nurcahyo, dan tim mengembangkan strategi untuk menjaga dan menyelamatkan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dari ancaman kepunahan. Upaya konservasi dilakukan bersama dengan sejumlah mitra. Apa kabar dengan pengembangan strategi ini? Sudah melakukan apa saja untuk konservasi gajah?

Saya dokter hewan. Yang saya lakukan dalam kegiatan ini melakukan indentifikasi penyakit, seperti parasit dan virus. Yang kami dapatkan ancaman itu justru datang dari luar. Hewan ternak yang masuk hutan menularkan penyakit pada gajah dan juga ada manusia. Ini juga menjadi ancaman bagi gajah terutama yang masih muda.

Persoalan lain ialah penyempitan habitat yang membuat gajah kawin sedarah. Misalnya, ibu gajah kawin dengan anaknya atau sebaliknya anak gajah kawin dengan bapaknya, yang membuat terjadinya abortus dan penurunan kualitas kelahiran gajah.

Kami juga melatih gajak jinak, yaitu gajah yang kakinya terjerat, belalainya dipotong, itu kami tolong.  Lalu kami latih dengan tugas menghalau gajah liar agar tidak benturan dengan manusia. Metode ini kami ajarkan di enam pusat pelatihan gajah di Lampung. Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Bengkulu.

Kami juga bekerja sama dengan NGO di Sumatera Utara yang punya pasukan gerak cepat untuk melakukan konservasi terhadap gajah.

Dalam situs UGM disebutkan, selain konflik terbuka, populasi gajah berkurang karena perburuan gading.  Pada  2016 ditemukan sekitar 570 penjual online gading gajah yang teridentifikasi dengan penjual aktif ditemukan di Provinsi Jawa Tengah. Apa masih ada, kok nggak ditindak?

Masih ada dan masih berlangsung. Di era digital itu susah menindak situs penjualan online. Ditutup satu, maka buka lagi.  Yang di Jawa Tengah itu makelar dan mereka ada di mana-mana. Penegakan hukumnya juga susah. Mereka bukan prioritas seperti teroris. Bukan prioritas. Jadi, kalau pun ada yang ketangkap hukumannya ringan. Hal itu membuat mereka tidak akan jera.

Artikel Terkait

Terkini