Tel Aviv, Koridor.co.id – Mantan Mayor Jenderal Israel Itzhak Brik pada Sabtu (24/2/2024) mengungkapkan “kekacauan total” yang dialami para serdadu di Jalur Gaza dalam hal ketersediaan peralatan dan layanan logistik yang diperlukan untuk perang.
Brik, mantan jenderal militer, mengatakan kepada surat kabar harian Israel Maariv tentang “kekacauan total di kalangan serdadu Israel yang tidak dibicarakan di media.”
Dia mengatakan peralatan, logistik, makanan, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung tentara tidak berfungsi.
Sebab serdadu telah memercayakan segalanya kepada perusahaan swasta.
“Tidak ada yang segera memperbaiki tank, puluhan tank tertahan di Jalur Gaza menunggu untuk ditarik,” tambahnya.
Brik menyatakan bahwa dia telah bertemu dengan PM Benjamin Netanyahu sebanyak enam kali sejak dimulainya genosida di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
“Namun, stafnya tidak ingin dia (Netanyahu) mendengar kebenaran, jadi mereka menjauhkannya dari saya,” katanya seperti dikutip Middle East Monitor.
“Saya mengatakan kepadanya bahwa serdadu tidak siap untuk segera berperang, karena ada serdadu-serdadu yang belum berlatih selama lima tahun dan kekurangan peralatan.”
Sejak dimulainya operasi darat Israel di Gaza pada 27 Oktober, 237 serdadu Israel telah tewas.
Sebanyak 576 serdadu Israel telah tewas sejak dilancarkannya serangan Israel terhadap Gaza pada 7 Oktober menyusul serangan Hamas.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85% penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara itu, 60% infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (Pizaro Gozali Idrus)