Kehadiran AirAsia X memang fenomenal. Maskapai di bawah bendera AirAsia X menawarkan layanan penumpang pesawat jarak jauh dengan harga murah. Ekspansi ini sulit dipisahkan dari sosok Tony Fernandes, CEO AirAsia X. Kini, dia undur diri dengan alasan adanya “komitmen lain”. Setidaknya, itu yang disampaikan oleh perusahaan, seperti dilansir situs Simpleflying.com.
Sejak awal didirikan hingga kini, menurut situs perusahaan, AirAsia X telah menggurita menjadi sebuah kelompok usaha yang membawahi 11 entitas bisnis. Satu di antaranya adalah PT Indonesia AirAsia Ekstra, dengan kepemilikan saham 49 persen.
Tentu Tony Fernandes bukan sekadar AirAsia X Group. Namanya melekat pada seluruh merek penerbangan AirAsia. Bahkan dia pula yang memperkenalkan maskapai penerbangan asal Malaysia tersebut ke Indonesia.
Menurut pernyataan resmi AirAsia, mundurnya Fernandes bersamaan dengan perubahan kepemimpinan di anak perusahaan, yaitu Thai AirAsia X, yang menempatkan Tunku Dato’ Mahmood Fawzy sebagai Direktur Non-Eksekutif Independen. Kini, dia mendapat tugas tambahan: mengawasi strategi bisnis, sekaligus menjaga pertumbuhan usaha AirAsia X secara berkesinmabungan.
Lalu, apa alasan Fernandes mundur?
Fernandes berdalih telah menuntaskan tugasnya. “Saya masuk dengan mandat merevitalisasi AirAsia X dengan rencana menghadirkan 20 pesawat untuk Grup AirAsia X: 13 pesawat untuk AirAsia X dan tujuh untuk Thai AirAsia X,” tuturnya.
Seperti dipublikasikan The Star, media asal Malaysia, dia juga mengaku telah melakukan restrukturisasi biaya perusahaan serta membangun bisnis baru yang bergerak di bidang kargo. “Kontribusi bisnis kargo terhadap total pendapatan maskapai mencapai 20 persen di saat pandemi. Bisnis tersebut akan tetap memainkan peran penting bagi AirAsia X ke depan,” katanya.
Ekspansi bisnis AirAsia X mungkin tampak gemerlap. Namun dari sisi keuangan, maskapai tersebut telah menelan kerugian selama bertahun-tahun, yaitu sejak 2018 hingga 2021. Kondisinya belum berubah hingga tahun ini.
Bahkan entitas berelasinya di Indonesia, yaitu PT Indonesia AirAsia Tbk, menurut laporan keuangan semesterannya menderita kerugian Rp1,1 triliun hingga Juni 2022. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah jika dibandingkan sepanjang 2021 yang rugi Rp1,2 triliun. Tapi, tahun buku belum berakhir dan Tony Fernandes telah pamit.