Jalan Tebet Timur Raya, Jakarta padat merayap dengan kendaraan dan angkutan umum menjelang Tebet Eco Park, Rabu tengah hari 18 Mei 2022, hal yang tak terbayangkan bisa terjadi pada hari kerja di kawasan tersebut pada tahun-tahun lalu.
Tak terbayangkan dua taman yang terbengkalai dengan total luas tujuh hektare bisa disatukan dan disulap menjadi taman nyaman, tidak saja modern dan manusiawi, tetapi juga instagrammable. Seolah aspirasi dua kepentingan, yaitu keluarga, ayah, ibu dan anak di satu sisi dengan anak muda generasi milenial yang gemar berfoto.
Untuk kepentingan pertama ada berbagai arena bermain untuk anak, tempat berpiknik lengkap dengan dukungan musala dan toilet bersih. Terdapat arena trampolin untuk anak usia 3 hingga 13 tahun, aneka permainan luncuran dan memanjat bagi anak-anak, hingga bangku-bangku taman yang didesain unik.
Untuk anak-anak muda ada spot berfoto berupa jembatan berwarna merah-oranye yang melingkar dan membentuk simbol serupa angka delapan atau infinity (tak terbatas), sesuai namanya yakni Infinity Link Bridge.
Jembatan Infinity ini begitu menonjol dan menjadi kekuatan utama taman yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 23 April lalu. Revitalisasi kedua taman menjadi satu ini bertujuan untuk memanusiakan kembali dalam ekosistem alam di kota besar seperti Jakarta.
Secara lanskap, Tebet Eco Park memiliki dua sisi, utara dan selatan yang akan dihubungkan dengan jembatan merah-oranye yang melingkar membentuk simbol infinity. Hal unik yang menjadi trademark Tebet Eco Park adalah keberadaan pohon Leda yang memiliki beragam warna pada batang pohonnya.
Yang menarik juga, terdapat wetland atau rawa, berupa lahan genangan air atau lahan basah yang menjadi aset ekologis penting bagi Tebet Eco Park. Zona ini adalah sebuah sistem natural yang didesain untuk pengendalian banjir dan meningkatkan kualitas air menggunakan tanaman-tanaman yang dapat mendukung pemurnian air.
Rohman, seorang anggota Satpol Pamong Praja tak henti-hentinya mengingatkan para ibu untuk tidak ikut-ikutan main trampolin karena sarana itu memang diperuntukkan bagi anak-anak. “Wah, ini baru hari kerja sudah padat. Kalau akhir pekan benar-benar jadi lautan manusia.”
Sebagai catatan jumlah pengunjung pada libur panjang mencapai 30 ribu orang per hari, yaitu pada libur lebaran hingga Waisak.
Slamet, warga Pangadegan yang datang bersama istri dan seorang anaknya, menceritakan, hari itu, kunjungan keduanya. Yang pertama bersama anak sulungnya yang kini sedang bersekolah. Slamet langsung ke taman ini setelah menjemput anaknya. “Kami sebagai warga puas punya wadah untuk rekreasi yang murah meriah dan bagus.”
Babakan Siliwangi
Tebet Eco Park mengingatkan pada Babakan Siliwangi (Baksil) di Kota Bandung, Jawa Barat, yang direvitalisasi beberapa tahun oleh Wali Kota Bandung, ketika masih dijabat Ridwan Kamil, yang kini Gubernur Jawa Barat. Hutan kota direvitalisasi juga menggunakan jalan melingkar dari kayu mengelilingi taman, seperti angka delapan yang disebut sebagai Forest Walk hingga bisa melihat view kota kembang itu.
Babakan Siliwangi disatukan dengan Teras Cikapundung dengan rekreasi sungainya. Selain itu jalan melingkarnya lebih rumit karena beberapa tingkat.
Fungsinya sama, membuat keberadaan hutan kota memberikan manfaat ekologis, menyerap polutan seperti bau, kebisingan, mengurangi bahaya banjir, memelihara air tanah. Keberadaan hutan dalam kota memberikan manfaat sejumlah ekologis bagi warga kota, seperti menyerap polutan, termasuk bau, kebisingan, mengurangi bahaya banjir, memelihara air tanah, sekaligus tempat rekreasi.
Taman Baksil ini menjadi tempat rekreasi favorit bagi keluarga dan juga milenial yang instagrammable. Luasnya hanya 3,8 hektare dan tempat rekreasinya tidak sebanyak Tebet Eco Park. Namun waktu tempuh Forest Walk di Baksil mencapai 45 menit, sedangkan di Tebet Eco Park jembatan Infinity ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit.
Selain itu dari segi kebersihan, Babakan Siliwangi masih kurang memadai. Beberapa spot masih ada coretan tangan jahil di Forest Walk dan mudah-mudahan tidak terjadi Tebet Eco Park. Sejauh ini masih melihat para petugas kebersihan di Tebet Eco Park tersebar di berapa sudut dengan kantong sampah hilir mudik dan tempat sampah memadai.
Sementara di Baksil terdapat spot untuk pedagang kaki lima bagi pengunjung yang ingin makan. Nah, di Tebet Eco Park ini adanya pedagang kaki lima. Kecuali di luar areal ada beberapa tempat makan.
Meskipun demikian Babakan Siliwangi menjadi salah satu paru-paru kota utama di Kota Bandung selain Taman Hutan Raya Juanda, yang bisa menjadi tempat jogging di Forest Walk. Hal yang sebetulnya bisa dilakukan di Tebet Eco Park. Kalau perlu melengkapinya dengan sarana olahraga, misalnya tempat bermain futsal.
Tentunya juga kebersihan harus dirawat setiap waktu bukan merupakan pekerjaan mudah. Pengalaman Baksil membuktikan setelah beberapa tahun, vandalisme dari pengunjung kerap terjadi.