Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat sekaligus Sekretaris Harian Sekretariat Satgas Citarum Harum Prima Mayaningtias menyampaikan Indeks Kualitas Air (IKA) Sungai Citarum 2022 belum dirilis. Penundaan disebabkan sebanyak 784 stasiun sampling yang dianalisis ternyata belum ada hasil final.
Meski pun demikian Prima mengungkapkan capaian kira-kira sebanyak IKA 2021, bahkan ada peningkatan sedikit.
“Angka 50,13 atau masih di kategori cemar ringan boleh dibilang salah satu indikasi kemajuan. Soalnya, sebelum diintervensi, sungai tersebut sempat dilabeli sebagai sungai terkotor di dunia karena memang termasuk pada cemar berat 33,34 poin,” papar Prima pada pada diskusi terbatas pembahasan rencana evaluasi Program Citarum Harum melalui Zoom meeting, Jumat, 13 Januari 2023 malam.
Prima menjelaskan 12 program yang terdapat di Rencana Aksi 2019-2025 atau Pergub Nomor 37 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 28 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum Tahun 2019-2025.
Ada enam program yang mencapai target: penanganan lahan kritis, penanganan limbah industri, pengelolaan limbah peternakan, pengendalian pemanfaatan ruang, edukasi dan pemberdayaan masyarakat, serta program riset dan pengembangan.
Sementara itu terdapat enam program yang perlu ditingkatkan: penanganan air limbah domestik, penanganan sampah, Keramba Jaring Apung (KJA), pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, penegakan hukum, serta pengelolaan data, informasi, dan hubungan masyarakat.
Prima mengatakan pihaknya menggelar evaluasi tersebut akan bersamaan dengan FGD terkait penanganan Citarum. Pasalnya ke depan TNI tidak lagi dilibatkan secara langsung di lapangan.
Selama program Citarum Harum digaungkan sejak 2018, TNI berperan aktif pada 23 sektor. Mereka melakukan penanganan langsung di DAS Citarum dari hulu hingga hilir atau dari hulu Citarum di Kabupaten Bandung hingga ke hilir di Kabupaten Bekasi.
TNI turun membersihkan sungai, membuat lubang biopori, menghijaukan lahan kritis, sosialisasi ke masyarakat hingga ke pelaku industri.
Ketua Harian Satgas Citarum Harum Mayjen TNI (purn) Dedi Kusnadi Thamim menyatakan menyiapkan antisipasi jika TNI kembali ke barak. Salah satu langkahnya, naradamping dalam kegiatan PPK DAS Citarum lebih berperan aktif melaksanakan kegiatan tersebut di 13 kota/kabupaten yang dilintasi Sungai Citarum.
“Naradamping ini berperan dalam pengawasan kontrol dan mengoordinasikan 13 kabupaten/kota. Memang ada yang sudah berjalan dan ada yang jalan di tempah sehingga perlu ada peningkatan,” kata Dedi Kusnadi Thamim.
Manager Advokasi dan Kampanye Walhi Jabar Wahyudin mengatakan laporan capaian yang diumumkan DLHK Jawa Barat patut dikritisi. Pasalnya, belum jelas transparansi bagaimana sampel diambil, pakai alat apa saja, lalu di titik mana saja.
“Begitu juga angka 50,13 patut dipertanyakan apakah hasil kerja Satgam Citarum Harum atau karena pada masa pandemi kegiatan industri banyak yang terhenti bahkan gulung tikar hingga pencemaran sungai berkurang,” kata pria karib disapa Iwank ini kepada Koridor, 17 Januari 2023.
Iwank mengaku pesimistis target Citarum Harum pada 2025 tercapai. Selain itu bukan TNI yang dilibatkan tetapi pakar lingkungan dan para pewaris Citarum (warga asli, sesepuh), karena mereka tahu Citarum dulunya seperti apa.