
Laut adalah sahabat peselancar Inggris Lucy Campbell. Juara tujuh kali di negerinya ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di lautan. Dalam perjalanan karirnya bergaul dengan ombak membuat perempuan kelahiran 22 Maret 1995 ini menyadari bahwa “lautan tidak baik-baik” saja.
“Setiap hari, saya mengalami sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup planet kita. Namun, yang sulit adalah visibilitas polusi plastik – sungguh memilukan melihat kerusakan yang ditimbulkannya pada lautan kita,” ujar Lucy.
Perempuan yang mulai mengenal olah raga berselancar sejak umur 10 tahun ini belakangan mengeluarkan kecaman terhadap olah raganya karena mengandalkan papan dan pakaian selam yang diproduksi secara massal dari petrokimia yang menghasilkan berton-ton limbah setiap tahun.
“Saya sekarang hanya akan bekerja dengan atau menerima sponsor dari merek dengan etos keberlanjutan yang jelas,” katanya seperti dikutip dari https://www.bbc.com/news/science-environment-65563622 dan https://www.scotsman.com/read-this/british-surfing-champion-lucy-campbell-says-surfing-industry-needs-to-change-to-be-more-eco-conscious-4144130
Lucy mengaku bukan hal mudah konsisten untuk menolak gaji besar, jika itu adalah merek yang tidak berkelanjutan. Namun dia yakin sikapnya lebih bermanfaat dalam jangka panjang,” katanya.
Dia mengatakan sudah ada contoh bagaimana merek bisa lebih berkelanjutan dan bagaimana mereka bisa berdampak lebih kecil terhadap lingkungan.
Saat ini produk berkelanjutan datang dengan harga lebih tinggi tetapi Lucy berpikir pada akhirnya harga itu akan turun seiring dengan kemajuan teknologi.
“Seharusnya secara historis, selancar memiliki citra olahraga dan gaya hidup yang selaras dengan, dan melindungi, lautan dan lingkungan,” imbuhnya seraya mengatakan dia juga jadi duta produk kecantikan yang ramah lingkungan.
Sementara para juru kampanye lingkungan mengatakan pembuatan dan ekspor papan polistiren dan poliuretan serta pakaian selam neoprena menghasilkan jejak karbon yang signifikan.
Satu studi lama memperkirakan pembuatan papan poliuretan tradisional, dilapisi dengan resin epoksi dan diekspor ke seluruh dunia, dapat menghasilkan setara dengan 250 kg karbon dioksida.
Jika ditambah dengan perjalanan internasional yang dibutuhkan untuk menikmati ombak terbaik, jejak karbon rata-rata peselancar dikatakan 50% lebih besar dari rata-rata orang.
Lucy Campbell akan bertanding bulan ini di kejuaraan kualifikasi Olimpiade di El Salvador. Dia mencoba untuk mengimbangi biaya karbon dari perjalanannya, menambahkan: “Anda memang ingin mendorong orang untuk keluar rumah tetapi pada saat yang sama berapa biayanya bagi planet ini?”
Diperkirakan lebih dari 8.000 ton pakaian selam neoprene berakhir di TPA setiap tahun. Padahal, industri ini telah berupaya mengembangkan papan berkelanjutan baru dan pakaian selam daur ulang pertama di dunia.
Perusahaan selancar Inggris Finisterre sedang mengembangkan pakaian selam pertama di dunia yang seluruhnya terbuat dari pakaian neoprena daur ulang. Mereka telah mengumpulkan hampir 1.000 setelan lama untuk membuat karet daur ulang yang sedang mereka uji.