Perubahan iklim meningkatkan suhu global, mendorong cyanobacteria di sungai menjadi racun

Koridor.co.id

https://polishnews.co.uk/argentina-the-water-turned-green-with-cyanobacteria-authorities-recommend-avoiding-contact-with-her/

Pada Februari 2023 Pemerintah Argentina mengeluarkan oranye karena mekarnya ganggang biru-hijau atau cyanobacteria. 

Keberadaannya mempengaruhi pantai selatan dan berapa danau di Rio de Plata. Seorang pejabat pemerintah mengatakan cyanobacteria secara alami ditemukan di badan air tetapi mereka dapat berkembang biak dengan kurangnya angin dan gerakan air.

Cyanobacteria adalah organisme mikroskopis yang umum di air dan terkadang ditemukan di tanah. Hanya saja sebetulnya tidak semua menghasilkan racun.  Para ilmuwan mengatakan racun lebih sering terjadi karena perubahan iklim meningkatkan suhu global.

Pertumbuhan  ganggang biru-hijau atau cyanobacteria terutama disebabkan oleh kelebihan nutrisi, seperti nitrogen dan fosfor yang digunakan dalam produksi makanan, di dalam air seperti dikutip dari https://www.reuters.com/video/watch/idOV874608022023RP1

Kehadiran bakteri dapat dengan mudah terlihat karena menyebabkan sedimen kehijauan mengapung di permukaan air yang terlihat jelas dari udara.

Bersentuhan dengan cyanobacteria dapat menyebabkan ruam kulit dan luka bakar serta masalah pencernaan yang serius jika tertelan dengan air laut.

Di Indonesia beberapa tahun lalu fenomena ini pernah terjadi pada Oktober 2015.  Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim menemukan bakteri yang terdapat pada ikan yang mati di Sungai Segah, Kabupaten Berau.

Pada waktu itu Kepala BLH Kaltim Riza Indra Riadi mengatakan, temuan bakteri itu terungkap berdasarkan hasil laboratorium sistem dan teknologi akuakultur dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

BPLH Kaltim sudah melakukan pemantauan di Sungai Segah, Kabupaten Berau.  Di sana lembaga itu  mengambil beberapa sample. 

“Kami bekerjasama dengan Unmul untuk uji laboratorium. Hasilnya disimpulkan ikan tersebut mati dengan kondisi insang tertutup lendir bercampur cyanobacteria yang telah membusuk,” kata Riza Indra waktu itu seperti dikutip dari https://www.kaltimprov.go.id/berita/-blh-kaltim-temukan-bakteri-pada-ikan-mati-di-sungai-segah#:~:text=Cyanobacteria%2C%20kata%20Riza%2C%20dapat%20memproduksi,ledakan%20populasi%20cyanobacteria%2C%22%20katanya

Semua ikan yang dianalisa, mati pada kondisi lambung dan usus yang penuh cyanobacteria.  Hal ini menguatkan kemungkinan ikan-ikan itu mati karena pengaruh racun cyanobacteria. 

Dia membenarkan  Cyanobacteria dapat memproduksi racun neutrotoksin (saraf), hepatotoksin (hati) dan cytotoksin (sel) sehingga berbahaya bagi hewan dan manusia.

“Bakteri ini akan menimbulkan dampak keracunan pada ikan. Bahkan, bisa sampai ke manusia ketika terjadi booming atau ledakan populasi cyanobacteria,” katanya.

Mengenai penyebab timbulnya bakteri itu, Riza mengatakan, bahwa faktor alam bisa menjadi penyebab timbulnya cyanobacteria karena bila dilihat topografi air di Sungai Segah itu tenang dan sungainya sangat rendah. Sehingga, air cenderung mengendap. Ditambah lagi adanya cahaya matahari yang masuk ke dalam air.

“Ini terjadi kemungkinan karena musim kemarau yang berkepanjangan sehingga volume air mengecil,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terkini