Lebih dari separuh spesies pohon di 164 kota pada 78 negara terancam punah akibat perubahan cuaca. Siap-siap suhu naik

Koridor.co.id

Ilustrasi pemandangan kota Bandung dari atas (Foto: Irvan Sjafari/Koridor)

Para peneliti dari Western Sydney University di Penrith, Australia mengungkapkan perubahan iklim mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup pohon perkotaan. Dengan menggunakan Global Urban Tree Inventory, mereka menyampaikan pohon-pohon yang ditanam di sepanjang jalan dan taman terdampak.

Pada 2050, proporsi pohon yang terancam punah diprediksi mencapai lebih dari dua per tiga. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal, Nature Climate Change.

Para peneliti meyakini risiko iklim untuk spesies di daerah perkotaan sangat tinggi di daerah tropis, dan di negara-negara yang rentan seperti India, Niger, Nigeria dan Togo.

Para peneliti mengamati lima kota di Inggris, yaitu Belfast, Birmingham, Bristol, London dan York. Mereka menemukan cuaca yang lebih kering di bawah perubahan iklim diperkirakan akan berdampak besar pada pepohonan, terutama di York, London, dan Birmingham

Manuel Esperon-Rodriguez salah seorang peneliti mengatakan, pohon ek, maple, poplar, elm, pinus, dan kastanye yang tinggal di kota adalah di antara lebih dari 1.000 spesies pohon yang ditandai dengan risiko akibat perubahan iklim.

Para ilmuwan menginginkan perlindungan lebih baik dari pohon yang ada dan untuk menanam varietas tahan kekeringan. Pohon memiliki efek pendinginan dan memberikan keteduhan, membuat kota lebih layak huni.

“Banyak pohon di daerah perkotaan sudah tertekan karena perubahan iklim, dan karena semakin hangat dan kering, jumlah spesies yang berpotensi berisiko akan meningkat,” kata Manuel seperti dikutip dari BBC, Selasa 20 September 2022,

Sebagai catatan, pohon kota dan jalanan dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental, penting dalam integrasi sosial dan dapat mengurangi efek kenaikan suhu – sesuatu yang melanda rumah-rumah selama pandemi Covid-19.

“Semua manfaat ini terutama diberikan oleh pohon dewasa yang besar sehingga kami perlu memastikan bahwa apa yang kami tanam hari ini akan mencapai tahap di mana mereka dapat memberikan semua manfaat itu untuk generasi mendatang,” ucapnya.

Riset Pohon Perkotaan di Bandung

Di Indonesia pengaruh berkurangnya pohon pada suhu pernah diungkapkan oleh Dian Rosleine dan Arka Irfani dari Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam artikelnya bertajuk “Fungsi Taman Kota untuk Mitigasi Dampak Urban Heat Island di Kota Bandung” dalam Jurnal Sumberdaya Hayati, edisi Juni 2020 Vol.6 No.1.

Kota Bandung dengan aktivitas urbannya yang tinggi tidak terhindarkan dari fenomena tersebut. Mengutip artikel “Fungsi Taman Kota untuk Mitigasi Dampak Urban Heat Island di Kota Bandung” yang termuat dalam Jurnal Sumberdaya Hayati edisi Juni 2020 Vol. 6 No. 1.

Mereka menemukan adanya perbedaan suhu permukaan dan suhu udara antara pusat Kota Bandung dan daerah pinggiran kota di bagian utara yang masih memiliki tutupan vegetasi yang tinggi. 

Berdasarkan pengolahan citra Landsat 8 diketahui bahwa tutupan vegetasi pada Kota Bandung adalah sebesar 20.72% dengan persentase tertinggi di kawasan utara. Sedangkan kawasan terbuka dapat dilihat di bagian tenggara Kota Bandung yang merupakan persawahan kering dan pusat kota yang didominasi oleh bangunan.

Suhu lebih rendah ditemukan di daerah tertutup vegetasi seperti di kawasan Bandung Utara (23°C). Perbedaan suhu maksimum yang tercatat sebesar 16.6°C antara daerah yang masih ditutupi oleh vegetasi dengan daerah yang didominasi bangunan. Pada daerah itu suhu bisa mencapai 39.6 derajat Celcius.

Kedua melakukan riset di tiga taman kota, yakni Taman Tegalega, Taman Ganesha, dan Taman Maluku.

Hasilnya? Kerimbunan pohon di Taman Tegalega, dengan ketinggiannya yang cukup, dapat menurunkan suhu udara hingga 3,5 derajat Celcius. Sementara itu, Taman Maluku dengan kerapatan pohon 102 batang per hektare atau sebesar 85,73 persen mampu menurunkan suhu hingga 4,2 derajat Celcius.

Kota Bandung telah kehilangan 44 hektare tutupan pohon atau sebesar 3,7 persen dalam kurun 2001-2018. Hilangnya luas tutupan pohon dalam jumlah terbesar terjadi di tahun 2004, yakni seluas 6 hektare.

Kehilangan tutupan pohon seluas 44 hektare setara dengan 18,6 kiloton emisi gas karbondioksida yang terperangkap dalam Kota Bandung.

Sayangnya belum ditemukan penelitian lebih lanjut apakah berkurangnya pohon-pohon bakal diperparah oleh dampak perubahan iklim.

Artikel Terkait

Terkini