Amerika Serikat yang dituding sebagai negara paling kapitalis di dunia, justru hidup sebuah badan yang disebut National Rural Elextricity Cooperative Association (NRECA) atau koperasi listrik nasional.
Yang membidaninya ialah Presiden AS sewaktu dijabat Roosevelt menandatangani Perintah Eksekutif No. 7037 untuk mendirikan Administrasi Kelistrikan Desa (REA) pada 11 Mei 1935. Tidak sampai setahun kemudian Undang-Undang Elektrifikasi Perdesaan disahkan.
REA kemudian merancang Electric Cooperative Corporation Act, sebuah model undang-undang yang dapat diadopsi negara untuk memungkinkan pembentukan dan pengoperasian koperasi listrik milik konsumen yang tidak mencari laba pada 1937. Jumlah perdesaan yang mengakses listrik pun berkembang pesat.
Pada 1942, koperasi listrik Amerika membentuk National Rural Electric Cooperative Association (NRECA) untuk memberikan suara terpadu bagi koperasi dan untuk mewakili kepentingan mereka di Washington, DC.
Kini NRECA menaungi sekitar 900 koperasi listrik milik anggota yang notabene konsumennya, melayani 42 juta orang, termasuk 92% dari daerah. Selain itu grup NRECA mampu memberdayakan lebih dari 21 juta bisnis, rumah, sekolah, dan pertanian di 48 negara bagian.
Lembaga ini beranggotakan 831 koperasi distribusi adalah dasar dari jaringan koperasi listrik. Mereka dibangun oleh dan melayani anggota koperasi di masyarakat dengan pengiriman listrik dan layanan lainnya.
Sementara anggota lainya berupa 63 koperasi pembangkit & transmisi menyediakan tenaga grosir untuk koperasi distribusi melalui fasilitas pembangkit listrik mereka sendiri atau dengan daya beli atas nama anggota distribusi.
Pada tahun buku 2021 NRECA memberikan total pendapatan USD259,6 juta dan total biaya operasional sebesar USD254,8 juta. Induk koperasi listrik mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 dan, luar biasanya, tidak rugi.
Sebagai catatan, pada Tahun Buku 2017 NRECA meraup pendapatan USD248,6 juta dan margin operasi bersih USD5,4 juta. Sementara pada 2018 total pendapatan mencapai USD258,4 juta. Dari jumlah itu koperasi listrik itu meraih margin operasi bersih USD7,5 juta.
Koperasi sekunder listrik ini mampu perlahan melepaskan diri dari energi batu bara yang hanya tinggal 40%. Sementara itu, energi lainnya ialah gas alam 25%, tenaga nuklir sebesar 15%, tenaga angin 10%, energi terbarukan (matahari) sebesar 8% dan sisanya dengan energi minyak bumi.
Sejak 2010, kapasitas energi terbarukan telah meningkat 145% dari 4 gigawatt menjadi 9,7 gigawatt. Lebih dari 90 persen koperasi listrik di bawah NRECA mampu menyediakan listrik sumber daya energi baru terbarukan (EBT).
Terkait energi terbarukan, Presiden AS Joe Biden pada 16 Agustus 2022 mengesahkan UU Pengurangan Inflasi agar negeri itu memenuhi persetujuan Paris, yaitu mengurangi emisi karbon 40 persen.
IRA akan menghilangkan emisi gas rumah kaca AS sebesar 1 miliar metrik ton pada tahun 2030, suatu dampak 10 kali lebih besar daripada yang telah ditetapkan dalam undang-undang AS yang diberlakukan sebelumnya.
Regulasi ini akan memajukan proyek energi bersih hemat biaya di koperasi listrik pedesaan yang melayani 42 juta orang. “Dengan demikian pemerintah menjamin semua penduduk Amerika Serikat menerima manfaat energi baru terbarukan,” ujar Joe Biden seperti dikutip dari Share America dan Forbes.
Undang-undang memberikan insentif bagi usaha besar dan kecil untuk go green. Usaha kecil dapat menerima kredit pajak untuk menutupi 30% dari biaya peralihan ke tenaga surya. Usaha yang lebih besar dapat menerima kredit pajak energi bersih untuk beralih ke tenaga angin, surya, nuklir, dan hidrogen bersih.
Insentif tersebut akan membayar 22% hingga 28% dari belanja modal. Itu sangat membantu koperasi yang telah menginvestasikan lebih dari $30 juta dalam lima proyek penyimpanan baterai.
“Koperasi listrik memimpin tuntutan untuk memenuhi kebutuhan energi masa depan Amerika secara andal di tengah transisi energi yang semakin bergantung pada listrik untuk menggerakkan ekonomi AS,” kata CEO NRECA Jim Matheson melalui situs NRECA beberapa waktu lalu.
Menurut Jim, ketika koperasi terus berinovasi, akses ke insentif pajak dan pendanaan untuk investasi dalam teknologi energi baru adalah alat baru yang penting, serta akan membantu mengurangi biaya dan menjaga listrik tetap terjangkau bagi konsumen.
Mac McLennan, Presiden dan CEO Minnkota Power Cooperative di Grand Forks, North Dakota (salah satu anggota NRECA), mengatakan insentif pembayaran langsung dapat membantu koperasi pembangkit dan transmisi mengembangkan teknologi penangkapan karbon yang inovatif.
Koperasi sedang mengevaluasi Proyek Tundra, upaya untuk membangun fasilitas penangkap karbon terbesar di dunia pada pembangkit listrik Milton R. Young Station berbahan bakar batu bara di dekat Bismarck.
Proyek senilai USD1 miliar ini dirancang untuk menangkap 90% emisi karbon dioksida dari gas buang—sama dengan menghilangkan 800.000 mobil berbahan bakar bensin dari jalan. CO2 akan disimpan lebih dari satu mil di bawah tanah di dekat lokasi pabrik.