
Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung Endi R. Yusuf bersyukur ketika pada April 2023 menerima dua individu hewan pemakan rayap dan semut ini dari warga di Air Jangkang, Desa Riding, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan secara global trenggiling tersebar di lanskap Sundaland dengan status satu langkah menuju kepunahan di alam liar. Lembaga ini mengingatkan populasinya menurun sebesar 80 persen selama 21 tahun terakhir, dikarenakan eksploitasi berlebihan akibat perburuan liar.
Sayangnya menurut Endi R. Yusuf, untuk kajian populasi trenggiling saat ini Alobi belum mempunyai data. Seharusnya pendataan tersebut dilakukan pihak-pihak lain seperti akademisi, kampus bahkan Lembaga seperti BRIN.
“Kami mempunyai keterbatasan untuk melakukan riset atau penelitian dan selama kami tahu seluruh populasi satwa yang ada di Babel cenderung menurun karena memang beberapa permasalahan di antaranya perburuan, penyempitan habitat, dan sebagainya,” ujar Endi kepada Koridor, Kamis, 4 Mei 2023.
Endi mengakui banyak menerima laporan dan mengevakuasi trenggiling dari pemukiman warga. Ini merupakan indikasi bahwa telah terjadi penyempitan habitat trenggiling akibat dari pembukaan lahan, pertambangan, perambahan hutan. Akibat dari permasalahan tersebut mengakibatkan berkurangnya cadangan pakan alami satwa liar di alam
Akibatnya hewan ini keluar dari habitatnya dan memasuki area permukiman warga atau ke jalan. Hal ini bukan hanya untuk satwa trenggiling, tetapi juga permasalahan untuk satwa lainnya seperti kukang, tarsius, dan sebagainya.
“Untuk kasus trenggiling memang mengalami peningkatan, dalam sebulan ini sudah ada 2 ekor trenggiling yang kami evakuasi, dan selama Alobi berdiri sudah puluhan kasus yang terjadi. Trenggiling merupakan salah satu satwa yang paling banyak dirilis oleh Alobi,” pungkasnya.
Trenggiling disebut dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Situs resmi World Wildlife Indonesia (WWF) pada 28 Februari 2019, menyebutkan trenggiling merupakan salah satu hewan yang paling diminati di pasar gelap dan Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi tempat asal distribusi dan pasar penjualan satwa liar ini.
Di Tiongkok, daging dan sisik trenggiling dikonsumsi dan dimanfaatkan sebagai obat. Tak heran jika hewan pemalu ini banyak diburu untuk diambil bagian tubuhnya, terutama sisik tebalnya.