Sambil menyelam mengangkat sampah. Demikian tekad relawan-relawan yang tergabung dalam Divers Clean Action (Yayasan Penyelam Lestari). Pendirinya adalah Swietenia Puspa Lestari pada November 2015 bersama rekan-rekannya.
Kegemarannya menyelam sejak kanak-kanak membuat perempuan kelahiran 23 Desember 1994 itu, mengetahui kondisi di bawah laut Indonesia ternyata tidak sebersih yang dibayangkan. Bukan hanya ikan dan terumbu karang, tetapi sampah plastik, seperti kantong kresek, sedotan plastik, popok bayi, kulkas dan aneka perabotan rumah tangga, ada dalam birunya laut.
Alumni Teknologi lingkungan ITB ini risau: jangan-jangan di masa mendatang akan lebih banyak sampah plastik daripada ikan warna-warni. Hal ini mendorongnya untuk terjun total membersihkan laut dan pantai.
Dia mengungkapkan data yang dikumpulkan Divers Clean Action (DCA) memperkirakan pemakaian sedotan di Indonesia setiap hari menembus 93 juta batang. Itu sebabnya sejak 2017 Swietenia Puspa Lestari mencanangkan gerakan tidak memakai sedotan. Artinya, tidak minum langsung dari gelas atau menggunakan sedotan bekas pakai.
Menurut perempuan yang karib disapa Tenia ini banyak orang yang tidak menyadari sampah laut yang terurai menjadi kecil akan dimakan ikan, lalu ikan dimakan manusia. “Tanpa sadar kita telah memakan sampah,” kata dia khawatir.
Tabel di bawah adalah contoh beberapa aksi kegiatan bersih di bawah laut dengan penyelaman oleh Tim Divers Clean Action sebelum pandemi Covid-19. Sampah yang ditemukan digolongkan dalam 10 jenis, mencakup sampah berbahan logam, kayu, keramik hingga plastik. Tetapi, yang disajikan di bawah ini ada lima jenis yang jumlahnya mencolok sekali.
Hal lain yang menarik walaupun secara total tiap tidak sampai 20 kilogram, tetapi itemnya banyak sekali. Semua itu membuktikan mereka adalah pemungut sampah di dasar lautan, seperti di darat.
Contoh Apa yang Ditemukan Divers Clean Action di dalam lautan Sekitar Kepulauan Seribu
Hingga saat ini DCA mampu mengangkut lebih dari 13 ton sampah dari dasar lautan dan pesisir pada 96 titik dengan melibatkan sekitar 11 ribu relawan. Kegiatan mencakup tidak saja pembersihan pantai dan dasar laut, tetapi juga konservasi lingkungan, kampanye gaya hidup hijau pada generasi muda dan berkolaborasi dengan berbagai pihak sevisi untuk melakukan kegiatan bersama.
Tenia mengungkapkan pandemi Covid-19 tidak menghalangi DCA melakukan kegiatan. Tetapi, pihaknya tidak melakukan kegiatan bersih pantai dan lautan yang melibatkan banyak relawan. Yang melakukan kegiatan itu hanya staf DCA.
“Kita mengerjakan kegiatan penyelaman pada enam pulau di Kepulauan Seribu yang berpenduduk. Sedangkan seluruh Indonesia kami melakukan kegiatan di 15 titik di berbagai provinsi,” ujar dia kepada Koridor, 3 Juni 2022.
Kegiatan selama pandemi lebih dilakukan secara daring. Di antaranya, kampanye di media sosial, webinar, mengikuti konferensi serta rapat dengan stakeholder menyangkut advokasi, terkait perubahan gaya hidup belanja daring agar menggunakan packaging berbahan ramah lingkungan.