
Nifa Rahma, masih berusia 19 tahun dan lazim remaja di generasinya tidak bisa lepas dari gawai. Tapi berkat gawai mahasiswi Ilmu Politik FISIP UI ini terjun ke dunia lingkungan hidup dan bergabung dengan Green Welfare Indonesia.
Organisasi nirlaba yang berdiri pada 3 Mei 2020 ini, bercita-cita memberikan dampak pada skala sosial dan juga lingkungan, agar generasi muda turun tangan dan membantu masalah eko-sosial sambil tetap sadar akan iklim dan lingkungan.
Green Welfare Indonesia menargetkan tiga tujuannya, yaitu mencapai Ketahanan Pangan, Pastikan Pertanian Berkelanjutan, dan Promosikan Pendidikan Iklim.
Menurut cerita dara kelahiran 2004 ini, Sang Founder Nala Amirah baru menginjak 15 tahun ketika mendirikan LSM ini, pada 2020.
Nifa yang menjadi Executive Director menceritakan Nala awalnya bergabung di organisasi pemuda ASEAN. Dia ditugaskan untuk membuat salah satu pergerakan berdampak pada masyarakat. Tetapi karena Nafa terinspirasi oleh sebuah film dokumenter berjudul Cowspiracy, dia menyadari ternyata memakan daging meningkatkan emisi karbon.
“Aksi kami bukan hanya talkshow tetapi juga membagikan makanan vegan. Kita mempromosikan pada masyarakat bahwa dengan makanan vegan bisa membantu mengurangi emisi gas karbon. Sekaligus membantu petani sambil peduli lingkungan,” ujar Nifa ketika ditemui Koridor, Kamis, 4 Mei 2023 di sebuah rumah makan di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat.

Tim Green Welfare Indonesia-Foto: Dokumentasi Green Welfare Indonesia.
Nifa bercerita organisasinya menjalankan berbagai kegiatan. Misalnya saja, turun ke jalan membagikan makanan sembako ramah lingkungan, terkadang membagikan alat rumah tangga ramah lingkungan
“Kami juga punya program membuat hidroponik suistanable. Saat ini sudah ada percontohan di Tapos. Warga setempat membagikan makanan ke lingkungan selain dipakai sendiri. Program lainnya pendidikan iklim, menanam mangrove, membersihkan lingkungan,” terang Nifa.
Ketika ditemui Koridor, Nifa didampingi dua kawannya. Salah seorang di antaranya Regatta Lara, Vice Executive Director mengamini bahwa dengan lebih banyak vegan berkontribusi mengurangi CO2. Bagaimana pun juga katanya, tanaman menghasilkan oksigen, sementara peternakan karbondioksida dan memakan lebih banyak lahan.
Mahasiswi Fakultas Teknik UI Angkatan 2021 ini tertarik pada isu sampah makanan salah satu masalah lingkungan hidup.
“Padahal bisa diatasi dengan sederhana, yaitu makan tanpa sisa dan orang tua kita jangan sampai meninggalkan makanan basi hingga terbuang. Kemudian kalau kita jajan ada tambahan lalapan, kalau tidak perlu, tidak usah, ” paparnya.
Teman Nifa lainnya, Shahira, menjabat Sekretaris Jenderal bergabung pada Februari 2023 mengaku lebih fokus pada pendidikan lingkungan agar anak-anak ikut menjaga lingkungan. Cara mengajarnya juga dengan teknik yang sesuai usia mereka, seperti bermain game.
“Kami sudah mengajar di Bekasi dan di Kepulauan Seribu. Keadaan di sana ada yang menyedihkan, ada anak usia SMP membaca saja sambil mengeja,” tutur Shahira.
Green Welfare Indonesia membuktikan bahwa setidaknya sebagian milenial Indonesia tidak hanya peduli pada Tik Tok, tetapi juga keberlangsungan Bumi, planet tempat manusia hidup.
Organiasi ini didominasi anak muda berusia di bawah 20 tahun dan seperti teman-temannya di Eropa sadar bahwa merekalah yang menanggung akibatnya kalau Bumi ini rusak.