Burung kondor, salah satu dari dua burung hering Dunia Baru yang besar, yaitu kondor Andean (Vultur gryphus) dan kondor California (Gymnogyps californianus), Bentang sayap hingga 3,2 meter (10,5 kaki) telah dilaporkan untuk burung condor Andean jantan, dan burung condor California dewasa biasanya mencapai 2,9 meter (9,5 kaki).
Dari paruh hingga ekor, panjang tubuh masing-masing sekitar 1,2 meter (4 kaki). Kondor Andean jantan dapat memiliki berat hingga 15 kg (33 pon), dan kondor Andean betina dan kedua jenis kelamin dari jenis California dapat mencapai berat 11 kg (24 pon).
Dua spesies itu mati-matian dilindungi oleh para konservasionis dari ambang kepunahan. Kini spesies dari California menghadapi ancaman baru yang kuat: flu burung.
Dalam waktu kurang dari sebulan, 21 kondor California yang terancam punah telah mati karena flu burung, menurut rilis berita Jumat dari US Fish and Wildlife Service seperti dikutip dari https://edition.cnn.com/2023/05/06/us/california-condors-avian-flu-scn-trnd/index.html
Penyakit ini telah ditemukan di Arizona utara, di antara kawanan burung di Barat Daya, yang melintasi perbatasan Arizona-Utah, kata layanan tersebut. Flu burung belum dikonfirmasi di antara burung kondor mana pun di Utah, California, atau Baja California, Meksiko.
Unggas yang mati, yang dihitung pejabat dari 30 Maret hingga 5 Mei, termasuk delapan pasang indukan, menurut rilis berita. Empat condor dengan flu burung saat ini pulih di Liberty Wildlife, penyelamatan satwa liar Arizona.
Pada April 2023, National Park Service menyatakan kiga condor California telah mati karena flu burung di Arizona Utara. Sementara seekor kondor betina yang sakit yang diduga keracunan timbal ditemukan mati pada 20 Maret.
“Pengujian menunjukkan bahwa burung itu menderita Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI),” menurut rilis National Park Service seperti dikutip dari https://apnews.com/article/california-condor-avian-flu-death-arizona-fdbabeefd8d5728c6c8cb3ad56254c57
Presiden dan CEO nirlaba Chris Parish mengatakan kematian tersebut kemungkinan telah membuat upaya konservasi mundur satu dekade atau lebih. Kondor lambat untuk dewasa, membutuhkan waktu hingga delapan tahun sebelum mereka dapat menghasilkan anak, dan dengan rata-rata satu anak setiap dua tahun.
“Bahkan satu kehilangan di alam liar dapat memiliki “dampak yang besar. Ini akan mengubah pemulihan seperti yang kita ketahui,” ujar Parish.
Dia menyatakan perlu menggandakan penyebab kematian yang dapat dikendalikan atau diubah tingkatnya, seperti keracunan timbal, dan lebih siap dengan (semoga) vaksin dan infrastruktur yang lebih besar untuk menanggapi kejadian seperti ini di masa mendatang .
US Fish and Wildlife Service mengatakan sedang bekerja untuk mengelola wabah dan mungkin mempertimbangkan untuk memvaksinasi burung yang terancam punah.
Dana Peregrine, relawan dari lembaga itu menambahkan tidak yakin bagaimana influenza memasuki populasi Kondor.
Organisasi tersebut menjelaskan bahwa kondor penting untuk dilestarikan karena mereka “menyediakan layanan ekologis yang kritis” dengan “memakan hewan mati yang dapat menjadi sumber penularan penyakit ke satwa liar lain, ternak, dan bahkan manusia.”
Spesies ini juga dianggap keramat bagi Suku Yurok, suku asli Amerika terbesar di California. Kondor, yang merupakan salah satu burung terbesar di dunia dengan lebar sayap 9,5 kaki, hampir punah pada 1980-an.
Pada 1980-an, pejabat satwa liar menangkap 22 kondor terakhir yang tersisa dan membawa mereka ke kebun binatang San Diego dan Los Angeles untuk dilindungi dan dibesarkan di penangkaran. Burung-burung itu kemudian dilepaskan ke cagar alam dan taman nasional tempat mereka dapat dipantau.
Burung-burung tersebut telah dilindungi sebagai spesies yang terancam punah oleh undang-undang federal sejak 1967 dan oleh undang-undang negara bagian Kalifornia sejak 1971.
Menurut US Fish and Wildlife Service. Pada 1987, populasi kecil kondor yang tersisa di alam liar dimasukkan ke dalam program penangkaran dalam upaya untuk mengembalikan spesies tersebut dari jurang kepunahan.