Ecoton Gandeng Pencinta Alam Tasik Bersihkan Sampah Sambut Hari Sungai

Koridor.co.id

Kegiatan Bersih Sungai Ecoton,Pencinta Alam Tasikmalaya dalam Merayakan Hari Sungai-Foto: Ecoton
Hari Sungai – Kegiatan Bersih Sungai Ecoton,Pencinta Alam Tasikmalaya dalam Merayakan Hari Sungai. (Foto: Ecoton)

Tasikmalaya, Koridor.co.idEcological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) menggandeng Republic Aer merayakan Hari Sungai dengan bersih-bersih sampah Sungai Ciwulan, Tasikmalaya.

Ecocoton merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) konservasi yang berbasis di Gresik, Jawa Timur. Adapun Republic Aer merupakan wadah gabungan komunitas pencinta alam se-Tasikmalaya.

Sebanyak 450 relawan melakukan tiga kegiatan secara bertahap selama 26- 29 Juli 2023. Tiga kegiatan itu meliputi susur sungai, bersih-bersih bantaran sungai, dan uji kualitas air Sungai Ciwulan. Mereka juga menggelar aksi teatrikal di depan kantor Pemerintah Kota Tasikmalaya dan menanam pohon di bantaran Sungai Ciwulan.

Pada hari pertama tim relawan Hari Sungai Nasional itu bersih-bersih bantaran dan brand audit. Selanjutnya, mereka menyusuri sungai sepanjang 2 km untuk mengetahui timbulan sampah sepanjang Sungai Ciwulan. Tim melakukan uji kualitas air serta mikroplastik di tersebut.

Presiden Republic Aer Harniawan Obech mengatakan masyarakat di bantaran Sungai Ciwulan belum mendapatkan fasilitas pengangkutan sampah. Hal itu membuat mereka membuang atau membakar sampah di bantaran sungai.

Dinasantana, relawan kegiatan tersebut, menyatakan mereka melihat banyak sampah styrofoam tercecer di bantaran sungai.

Selain itu, banyak sampah plastik sachet yang juga tercecer di bantaran dan badan sungai. Banyaknya sampah tersebut membuat sungai kotor dan airnya memicu gatal gatal pada kulit yang terkena.

Clean Up dan Brand Audit

Saat susur sungai tim relawan berhenti di beberapa titik timbulan sampah untuk clean up dan brand audit.

Tim relawan mengumpulkan sampah hingga 50 karung. Lalu, mereka menyerahkannya kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya saat aksi teatrikal hari ini (Kamis, 27/7/2023).

Hasil brand audit menunjukkan jenis sampah terbanyak ialah styrofoam 53,26%, plastik sachet 34,03%, kantong kresek tanpa 8,70%, dan popok sekali pakai 3,96%.

Tujuan brand audit meminta pertanggungjawaban produsen seperti yang telah tercantum di peraturan Undang-undang No. 18/2008 Pasal 15 bahwa produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh alam.

Saat susur sungai, tim relawan juga menemukan ikan mati serta titik pembuangan limbah cair domestik.

Konsentrasi Fostat

Kepala Laboratorium Ecoton Rafika Aprilianti mengungkapkan adanya ikan mati salah satunya penyebabnya adalah meningkatnya kadar fosfat air sungai.

Rafika Aprilianti (Foto: Dokumentasi Ecoton).

Konsentrasi fosfat yang tinggi mengganggu proses metabolisme bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ikan.

Kandungan fosfat dalam perairan pada umumnya berasal dari pupuk pertanian, industri, limbah rumah tangga, serta kotoran manusia dan hewan. Detergen dalam rumah tangga juga menjadi penyumbang kadar fosfat yang signifikan dalam perairan.

“Kita bisa melihat di permukaan air Sungai Ciwulan terdapat busa akibat pembuangan limbah cair domestik,” katanya.

Hasil uji kualitas air parameter fosfat dan amonia masing-masing adalah 0,3 ppm dan 0,12 ppm. Nilai tersebut sudah melebihi baku mutu PP No. 22/2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Data Mikroplastik

Berdasarkan penelitian Ecoton temuan mikroplastik meningkat. Tahun lalu, jumlah mikroplastik sebanyak 54 partikel. Kini, jumlah mikroplastik dalam 100 liter air mencapai 79 partikel. Komposisinya ialah filamen 59,49%, fiber 39,24%, dan fragmen 1,26%.

Mikroplastik film (filamen) 59,49% berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai. Misalnya, kresek, botol plastik, kemasan plastik single layer, dan jaring nelayan.

Lalu, mikroplastik fiber bersumber dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, laundry, dan limbah industri tekstil. Fiber juga bersumber dari sampah kain yang tercecer di lingkungan dan terdegradasi karena proses alam.

Adapun fragmen berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai dari jenis kemasan sachet multilayer, tutup botol, botol shampo dan sabun.

Hasil kajian IPEN 2022 menunjukkan plastik mengandung lebih dari 10.000 bahan kimia, 2.400 di antaranya merupakan zat yang menjadi perhatian.

Dampak Kesehatan

Beberapa bahan kimia sebagai tambahan untuk membuat plastik seperti ftalat, BPA, senyawa perfluorinasi berdampak pada kesehatan. Dampaknya antara lain berupa kanker, kerusakan sistem kekebalan tubuh, gangguan kesehatan reproduksi, gangguan fungsi intelektual, dan keterlambatan perkembangan.

Ftalat dapat menurunkan tingkat hormon testosterone dan estrogen, memblokir kerja hormon tyroid, dan sebagai racun pencemar sistem reproduksi. Adapun bisphenol mempengaruhi perkembangan otak dan meningkatkan kecemasan dan mengganggu hormon reproduksi.

Bgeitujuda dengan Alkhylphenol mempengaruhi infertilitas pada laki-laki, menyebabkan jumlah sperma rendah bahkan meningkatkan risiko kanker.

Senyawa Bisphenol A dan ftalat termasuk senyawa EDC (Endocrine-Disrupting Chemicals), yang menyebabkan kerusakan vas deferens, konsentrasi sperma menurun, meningkat malformasi (kelainan bentuk) sperma, menurunkan motilitas sperma sehingga sulit untuk membuahi ovum dan apoptosis (kematian) sel spermatogenik.

Selain itu, senyawa tersebut memicu gangguan hormon pada wanita hingga menyebabkan sindrom ovarium polikistik (PCOS). PCOS adalah ketika ovum atau sel telur pada perempuan tidak berkembang secara normal karena ketidakseimbangan hormon. Hal ini dapat menyebabkan periode menstruasi tidak teratur (Irvan Sjafari).

Artikel Terkait

Terkini