Ekowisata di Provinsi Jawa Timur ini dikelola oleh masyarakat lokal Sendang Biru yang tergabung dalam Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru. Mereka yang terlibat mencapai 107 orang, setelah melalui seleksi alam.
Sebagian besar masyarakat dulunya berprofesi sebagai perambah hutan, nelayan yang menangkap ikan dengan cara tidak ramah lingkungan, dan pencuri kayu. Kini mereka menjadi warga yang menyadari bahwa mereka bisa mendapatkan martabat, dan uang sekaligus dengan mengelola lingkungan, menjadi objek wisata sekaligus.
Mereka dilibatkan sebagai pemandu wisata, penjaga pantai, dan lain-lain dalam kegiatan ekowisata. Prinsip pengelolaannya berorientasi pada Ekologi, Sosial, dan Ekonomi.
Perubahan ini adalah hasil kerja keras seorang arek Malang bernama Lia Putrinda Anggawa Mukti bersama ayahnya, Saptoyo Pantai Clungup. Mereka mempelopori penanganan areal yang tadinya panas, disulap menjadi wilayah yang hijau. Kerja konservasi itu dirintis sejak pertengahan 2000-an dan mengubah tidak saja fungsi ekologi tetapi juga pariwisata.
Kawasan Clungup Mangrove Conservation Tiga Warna (CMC Tiga Warna), di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini, dibagi menjadi dua area konservasi: area konservasi Mangrove (Pantai Clungup dan Pantai Gatra) dan area konservasi terumbu karang (Pantai Sapana, Pantai Mini, Pantai Batu Pecah dan Pantai Tiga Warna). Total luasan area mencapai 117 hektare terdiri atas 71 ha mangrove, 10 ha terumbu karang, dan 36 ha hutan lindung.
Karakteristik destinasi ekowisata CMC Tiga Warna yakni perpaduan antara hutan mangrove yang menyatu dengan Landscape Underwater Conservation. Dengan karakteristik tersebut wisatawan yang berkunjung ke CMC Tiga Warna akan merasa aman dan menyatu dengan kelestarian alam, jauh dari kebisingan, dan dapat mengoptimalkan private time for gathering.
Selain itu, wisatawan dapat berbagi pengalaman dengan pemandu lokal yang terlibat dalam upaya konservasi pesisir. Bukan hanya sekedar bersenang–senang wisatawan juga mendapatkan edukasi mengenai konservasi lingkungan. Rata-rata setiap bulan pantai ini dikunjungi tiga ribu wisatawan.
Pantai yang ditangani Lia cs ini, bisa dikatakan berbeda dengan pantai lainnya di Malang. Terdapat beberapa keunikan, di antaranya sistem perlakuan sampah terhadap wisatawan oleh pengelola yang tertata. Ada peraturan yang ketat terkait sampah, ditunjang komitmen untuk memastikan kebersihan pantai.
Petugas melakukan pengecekan barang bawaan pengunjung yang berpotensi menimbulkan sampah sebelum memasuki kawasan wisata konservasi ini. Pengelola menerapkan sistem check list barang yang akan dibawa menuju ke pantai untuk menjaga pantai tetap bersih dari sampah.
“Masyarakat mempunyai dan mengelola homestay dengan tarif Rp150 ribu-Rp450 ribu per malam,” ujar Lia kepada Koridor, 16 Desember 2022.
Pada 7 Desember 2022 dilaksanakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Ekowisata Mangrove Masyarakat CMC Tiga Warna, Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jatim. Kegiatan yang diikuti 50 peserta berlangsung di Aula TPI Dinas Perikanan, Kabupaten Malang.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah pejabat di antaranya Itok Parikesit, Plt Direktur Wisata Minat Khusus Itok Parikesit, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Purwoto, Camat hingga Kepala Desa Tambakrejo dan lain sebagainya.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kemenparekraf dengan Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru (CMC Tiga Warna), Indecon, Wise Steps dan Dinas Pariwisata Kabupaten Malang. Kegiatan bantuan pemerintah didasarkan pada kebutuhan dari pengusul secara bottom-up melalui proposal kemudian ditelaah dan didampingi tim teknis dan tim ahli sesuai tema wisata minat khusus ekowisata mangrove.
Ketua Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru Saptoyo mengatakan dirinya bersyukur CMC Tiga Warna menjadi salah satu dari 5 destinasi pilot project dan menerima bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupa sarana pendukung untuk aktivitas wisata dan carbon offset.
“Ke depannya, kami akan terus meningkatkan kolaborasi dengan stakeholders terkait untuk menjaga dan melestarikan alam secara berkelanjutan,” tutur dia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Purwoto menjelaskan bahwa perkembangan wisata alam di berbagai wilayah termasuk di Kabupaten Malang setelah Covid-19 mulai meningkat.
CMC Tiga Warna dikelola oleh masyarakat dengan sistematis dan teratur. Untuk menjaga kelestarian alam, CMC Tiga Warna membatasi jumlah kunjungan dan juga menetapkan waktu-waktu libur kunjungan pada saat hari raya lebaran, tahun baru serta hari Minggu.
Sayangnya objek wisata itu, masih minim infrastrukturnya, seperti akses jalan, hotel dan restoran, selain kurangnya promosi. Semua itu harus menjadi perhatian serius dalam mengembangkan objek pariwisata ini. Selain itu, penting bekerja sama dengan para biro wisata atau agen perjalanan mengenai destinasi di Malang agar dapat mendorong wisatawan banyak berkunjung.
Kegiatan bantuan pemerintah di 5 destinasi pilot project merupakan tindak lanjut dari program Towards Climate Positive Tourism through Decarbonization and Ecotourism, yang diluncurkan di Plataran Menjangan, Bali Barat, pada 6-7 Juli 2022.
Mochamad Nalendra Pradono, CEO dan Founder Wise Step Consulting menuturkan cara menurunkan emisi karbon pada sektor pariwisata yaitu merencanakan destinasi rendah karbon, mendukung transportasi rendah karbon, melakukan carbon offsetting.
“Kemenparekraf bekerja sama dengan Jejakin menyiapkan kalkulator karbon sederhana untuk menghitung jejak karbon wisatawan selama berwisata di Indonesia,” katanya.